Advertisement
BOB Kembangkan Culture & Adventure Eco-Tourism
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Badan Otorita Borobudur (BOB) yang dibentuk berdasarkan Perpres RI No.46/2017 tentang Badan Otorita Pengelola Kawasan Pariwisata Borobudur dan Permen Pariwisata No.10/2017, tengah mengembangkan 309 hektare lahan di Purworejo menjadi kawasan culture and adventure eco-tourism. Konsep ini dianggap cocok diterapkan karena segmennya terbuka luas dan ramah alam.
Direktur Industri Pariwisata dan Kelembagaan Kepariwisataan BOB, Bisma Jatmika menjelaskan BOB memiliki dua tugas yaitu otoritatif dan koordinatif. Zona otoritatif mencakup kawasan seluas 309 hektare di Kabupaten Purworejo yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Magelang dan Kabupaten Kulonprogo. Kawasan koordinatif mencakup Destinasi Pariwisata Nasional (DPN) Borobudur-Yogyakarta dan sekitarnya, DPN Solo-Sangiran dan sekitarnya, serta DPN Semarang-Karimun Jawa dan sekitarnya.
Advertisement
Bisma menuturkan kawasan ini akan dikembangkan dengan konsep culture and adventure eco-tourism dengan tiga komponen yaitu nature, physical activity dan cultural exchange. Konsep ini bertumpu pada daya tarik budaya dan alam, serta interaksi yang harmonis antara wisatawan dengan alam. Pengembangan destinasi wisata yang ramah lingkungan menurutnya akan menjadi alternatif kawasan pariwisata bertaraf internasional. "Di zona otorita ini akan dibangun berbagai fasilitas wisata bertaraf internasional seperti akomodasi dengan konsep glamorous camping, eco resort atau lodge, fine dinning restaurant, meetings incentives conventions and exhibitions (MICE)," katanya saat gathering media, Kamis (6/12).
Bisma mengatakan lokasi sekitar zona otoritatif juga mulai berkembang dan beberapa desa yang berpotensi untuk dikembangkan menjadi desa wisata. Menurutnya, letak zona otorita yang strategis, berjarak 12 kilometer (km) dari Candi Borobudur dan 35 km dari NYIA, proyek strategis nasional yang mulai beroperasi pada April 2019. Hal tersebut membuat kawasan ini menjadi potensial untuk dikembangkan dan menarik bagi investor. "Pembangunan dan pengembangan kawasan ini bisa menimbulkan multiplier effects bagi lingkungannya. Seperti menyerap tenaga kerja, meningkatkan produksi produk-produk lokal dan melestarikan seni budaya setempat," ujarnya.
Maka dalam rangka pengembangan kawasan ini ke depan, BOB mempunyai top three program, yakni visioning masterplan, jalur akses cepat, dan penyelesaian status lahan di zona otoritatif. Ada pula top three quick win yang meliputi nomadic tourism berupa pengembangan seperti glamorous camping dan eco-lodge, pengembangan desa tujuan wisata, dan sertifikasi SDM pariwisata di sekitar zona otorita.
Direktur Keuangan, Umum, dan Komunikasi Publik BOB, Sigit Widiyanto mengatakan BOB terus berkomunikasi dengan Pemerintah Pusat guna mempercepat pemgembangan kawasan wisata baru tersebut. Menurutnya ada beberapa hal yang sekarang menjadi fokus BOB yakni mengurus amdal untuk 50 hektare lahan yang akan menjadi Hak Pengelolaan Lahan (HPL) BOB dan tukar menukar kawasan hutan. "Kami terus berkomunikasi dengan KLHK dan DLH Jateng," tuturnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
- Garuda Selangkah Lagi Menuju Paris, Ini Fakta tentang Olimpiade Melbourne 1956
- Satu Kemenangan Lagi menuju Olimpiade Paris, STY: Percayai Saya, Ikuti Saya!
- Koalisi Berkah Pecah, Hari Wuryanto Bakal Maju sebagai Calon Bupati Madiun 2024
- Garuda Muda Wajib Waspada, 3 Pemain Uzbekistan Bermain di Prancis dan Rusia
Berita Pilihan
- Kunjungi Washington DC, Ini Oleh-Oleh yang Dibawa Menkeu untuk Indonesia
- BI Rate Naik, Ekonom Berharap Bunga KUR Tak Ikut Naik
- Proyek Kereta Cepat Jakarta-Surabaya, Luhut Bentuk Tim Khusus
- Airlangga Nilai Nilai Tukar Rupiah Lebih Baik Dibandingkan Negara Lain
- Nilai Tukar Rupiah Remuk Akibat Konflik Iran-Israel, Ini Proyeksi Ekonom
Advertisement
Jadwal Kereta Bandara YIA Xpress Sabtu 27 April 2024, Tiket Rp50 Ribu
Advertisement
Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali
Advertisement
Berita Populer
- Hari Ini Harga Telur Ayam Terpantau Naik hingga Rp31 Ribu per Kilogram
- Per Maret 2024, APBN Surplus Rp8,1 Triliun
- Biaya Pembangunan IKN Mencapai Rp72,1 Triliun dari APBN
- UMKM DIY Bisa Manfaatkan Securities Crowdfunding Sebagai Alternatif Pendanaan Selain Perbankan
- Kadin DIY Optimis Ekonomi Masih Stabil di Tengah Pelemahan Rupiah
- Digitalisasi Keuangan Daerah, BPD DIY Dukung Penuh Pemkot Jogja
- Journalist Competition Astra Motor Yogyakarta Kembali Digelar
Advertisement
Advertisement