Advertisement

TREN PARIWISATA 2019 : Eksplorasi Aktivitas Masyarakat Lokal Jadi Tren

Holy Kartika N.S. & Rheisnayu Cyntara
Kamis, 13 Desember 2018 - 10:30 WIB
Mediani Dyah Natalia
TREN PARIWISATA 2019 : Eksplorasi Aktivitas Masyarakat Lokal Jadi Tren Panorama dari Puncak Becici, Desa Muntuk, Kecamatan Dlingo, Bantul, DIY. - Harian Jogja/Ujang Hasanudin

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA—Tren pariwisata DIY di tahun depan masih akan didominasi oleh wisata alam. Namun, daya tarik kegiatan luar ruangan dan pengalaman merasakan aktivitas masyarakat akan lebih banyak ditawarkan oleh para penyelenggara perjalanan wisata.

Hal itu disampaikan Ketua Association of Indonesian Tours and Travel Agencies (Asita) DIY Udhi Sudiyanto kepada Harian Jogja, Rabu (12/12). Udhi memaparkan daya tarik kegiatan luar ruangan semakin diminati wisatawan, baik domestik maupun mancanegara.

Advertisement

"Jadi saya kira tahun depan trennya juga masih tidak jauh berbeda. Namun, memang wisatawan semakin tertarik dengan wisata yang lebih mengeksplor experience (pengalaman), khususnya budaya. Seperti kegiatan menginap di rumah penduduk, memasak dan aktivitas masyarakat lokal lainnya," ujar Udhi.

Untuk menyambut dan memfasilitasi permintaan tamu tersebut, Udhi memaparkan pentingnya kesiapan para pengelola objek wisata agar dapat memberikan pelayanan yang baik kepada para tamu. Kesiapan fasilitas juga cukup penting, karena hal itu terkait dengan hospitality kepada para tamu.

Sementara itu, para pelaku biro perjalanan mulai menyiapkan paket-paket tur wisata tur perdesaan. Udhi memaparkan paket tersebut dilengkapi juga dengan aktivitas yang ada di desa yang dikunjungi.

"Tidak hanya menawarkan kegiatan bersepeda mengelilingi desa, tetapi juga aktivitas keseharian warga lokal. Seperti yang dilakukan di Nglinggo, tamu diajak mengolah daun teh dan kopi, kegiatan seperti ini yang mulai ditawarkan travel agent," jelas Udhi.

Rekomendasi Obwis

Pada 2019 destinasi wisata digital, atau yang lebih dikenal sebagai wisata swafoto diprediksi akan tergeser dengan pamor konsep nomadic tourism yang tengah digarap oleh Kementerian Pariwisata. Konsep ini untuk mendatangkan lebih banyak wisatawan asing, sedangkan di tingkat lokal Jogja, konsep community based tourism terus digalakkan.

Konsep ini menurut Kepala Bidang Pengembangan Destinasi Wisata Dinas Pariwisata DIY Arya Nugrahadi merupakan amanah Gubernur dalam pengembangan objek wisata di Jogja. Pemerintah mendorong masyarakat di kawasan-kawasan wisata untuk memajukan daerahnya dengan dukungan dari Dinas Pariwisata DIY.

Berikut beberapa rekomendasi objek wisata dari Harian Jogja yang menerapkan konsep community based tourism:

1. Kawasan wisata Mangunan-Dlingo

Wisata Mangunan-Dlingo, Bantul merupakan salah satu contoh kesuksesan penerapan konsep community based tourism. Kawasan dengan tujuh titik utama yaitu Pinus Sari, Seribu Batu, Bukit Pengger, Puncak Becici, Bukit Moko, Bukit Panguk, dan Lintang Sewu ini dikelola oleh masyarakat setempat dengan payung Koperasi Notowono, Dlingo.

Kawasan wisata ini sangat populer sepanjang 2017-2018 sehingga membuatnya masuk dalam nominasi Anugerah Pesona Indonesia 2017. Bahkan Presiden Amerika Serikat (AS) ke-44, Barack Obama bersama keluarganya pun pernah berkunjung ke Puncak Becici. Berwisata di tengah kerimbunan hutan pinus merupakan suasana unggulan yang ditawarkan kawasan wisata ini. Maka tak heran, kawasan wisata ini begitu viral di media sosial.

Pengelola juga mengembangkan kegiatan di setiap objek wisata yang terintegrasi dalam kawasan wisata Mangunan-Dlingo. Pertama, langit terjal yakni jelajah kawasan Mangunan-Dlingo dengan mengendarai trail dan jip. Kedua, rasa langit yaitu mempersiapkan kuliner khusus seperti ingkung dan tiwul sayur terong. Ketiga, atap langit yang mengurus pengembangan homestay. Keempat, budaya langit yang memfasilitasi wisatawan jika ingin menikmati sajian budaya seperti coklekan, gamelan dan ritual/upacara adat. Kelima, karya langit bagi wisatawan yang ingin belajar membuat cenderamata dari limbah kayu yang banyak terdapat di sana. Keenam, langit cerdas yang mengelola sisi edukasi dari pariwisata misalnya mengenalkan bentuk rumah limasan. Ketujuh, langit hijau yang mengurus optimalisasi lahan pertanian yang ada di Desa Wisata Kaki Langit.

2. Desa Wisata Kaki Langit

Desa Wisata Kaki Langit merupakan infrastruktur pendukung yang disiapkan oleh masyarakat untuk mengakomodasi kebutuhan wisatawan yang berkunjung ke Kawasan Mangunan-Dlingo. Letaknya tak jauh dari Balai Desa Mangunan, Dlingo, Bantul. Wisatawan langsung dapat mengenali desa wisata tersebut dengan warna merah dan kuning bunga celocia yang berjejer di kanan kiri jalan. Bahkan deretan bunga celocia makin mudah ditemukan saat memasuki desa, banyak warga yang berkebun bunga yang masuk dalam keluarga bayam-bayaman tersebut.

3. Alas Literasi Banjarharjo

Objek wisata yang berlokasi di Dusun Banjarharjo 2 Desa Muntuk Kecamatan Dlingo, Bantul ini menggabungkan konsep buku, alam, dan suasana perdesaan. Pada kawasan seluas 3.800 meter persegi ini dibangun pojok baca berkonsep pedesaan. Menggunakan sebuah rumah kampung, buku-buku dan disimpan sekaligus sebagai ruang baca. Dikelola oleh masyarakat sekitar, lokasi ini dikembangkan dengan berbagai program.

Sebagai penopang operasional Alas Literasi Banjarharjo, pengelola kemudian membuka rest area bagi para pengunjung wisata di berbagai obyek sekitar hutan pinus. Meski baru dibuka setiap akhir pekan dan hari libur, namun rest area berkonsep kebun ini memiliki daya tarik khusus. Menu perdesaan dan suasana sejuk hutan mahoni dan pinus membuat pengunjung nyaman dan betah berlama-lama. Meski menjadi sisi bisnis yang dikembangkan, tetapi pengelola mencoba untuk terus mengampanyekan gemar membaca. Cara unik yang dilakukan adalah menyediakan bakul buku, yakni tempat nasi dari anyaman yang berisi buku dan disuguhkan di setiap meja tamu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Penanggulangan Kemiskinan Optimalkan Kader Khusus, Pendampingan Warga Miskin Makin Intensif

Kulonprogo
| Kamis, 25 April 2024, 18:47 WIB

Advertisement

alt

Rekomendasi Menyantap Lezatnya Sup Kacang Merah di Jogja

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 07:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement