Advertisement

Tekan Laka Lantas, Tarif SWDKLLJ Diusulkan Naik

Abdul Hamied Razak
Selasa, 24 Juni 2014 - 10:40 WIB
Mediani Dyah Natalia
Tekan Laka Lantas, Tarif SWDKLLJ Diusulkan Naik

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA- Tingginya kasus kecelakaan lalu lintas di Indonesia 'memaksa' pemerintah untuk mengambil kebijakan baru. Salah satu yang diusulkan adalah menaikkan tarif sumbangan wajib dana kecelakaan lalu lintas jalan (SWDKLLJ).

Pakar Managemen Transportasi sekaligus dosen teknik sipil UGM Ahmad Munawar mengatakan selama ini SWDKLLJ yang dibayarkan pemilik kendaraan cukup rendah. Untuk mobil hingga 1.600 cc misalnya, tarif SWDKLLJ yang dibayarkan sebesar Rp70.000, sementara untuk sepeda motor hingga 250 cc tarifnya hanya Rp32.000.

Advertisement

"Setiap pemilik kendaraan membayar sama, walaupun tidak pernah mengalami kecelakaan. Ini tentu tidak adil," ujar Munawar di sela Dialog Publik PT Jasa Raharja (Persero) bekerjasama dengan Radio Star Jogja, di Gadjah Mada University Club Hotel & Convention, Senin (23/6/2014).

Dalam dialog bertema “Komitmen PRIME untuk Pelayanan Prima” tersebut, Munawar mengusulkan agar upaya menekan kasus kecelakaan di Indonesia dilakukan dengan cara menaikkan tarif SWDKLLJ itu.

"Di beberapa negara, yang sering mengalami kecelakaan harus membayar SWDKLLJ lebih tinggi. Dengan perbedaan pembayaran tersebu, maka pengemudi akan mematuhi rambu-rambu lalu lintas yang ada dan menghindari terjadinya kecelakaan," ujar Munawar.

Usulan Munawar bukan tanpa alasan. Pasalnya, angka kecelakaan di Indonesia sangat tinggi di mana sekitar 12.000 orang meninggal setiap tahun akibat kecelakan lalu lintas. Penyebabnya, sebanyak 89,56% akibat kelalaian manusia, 5,64% faktor jalan dan lingkungan dan 4,80% faktor kelaikan kendaraan.

"Manusia penyebab utama kecelakaan. Dan Indonesia menduduki peringkat ketujuh kecelakaan tertinggi di Asia. Kalau tarif SWDKLLJ dinaikkan, maka itu akan mengurangi jumlah kecelakaan," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terkait

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Advertisement

alt

Ratusan Warga Tempel Diduga Keracunan Makanan Hajatan, Begini Kondisi Mereka

Sleman
| Minggu, 09 Februari 2025, 18:07 WIB

Advertisement

alt

Liburan ke Garut, Ini Lima Tempat Wisata Alam Tersembunyi yang Layak Dinikmati

Wisata
| Senin, 27 Januari 2025, 21:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement