Advertisement
EKONOMI ISLAM DI ASEAN : Ekonomi Syariah Berperan di MEA Asal ...

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA – Gelaran 2nd Asean International Conference on Islamic Finance (AICIF) untuk membahas perkembangan ekonomi islam di Asia Tenggara telah dibuka di Convention Hall Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga (UIN Suka), Rabu (12/11/2014). Acara yang digelar selama tiga hari di Jogja ini diikuti 18 negara baik dari ASEAN, Asia Timur Tengah.
Vice Dean of Administration, Planning and Finance Fakultas Ekonomi Bisnis Islam (FEBI) UIN Suka Misnen Ardiansyah mengatakan konferensi ini membahas soal keuangan islam. Khususnya perkembangan ekonomi islam di ASEAN. Konferensi yang sebelumnya digelar di Malaysia ini akan membahas soal lembaga keuangan Islam yang ikut menjadi menstabilkan keuangan suatu negara. Harapannya acara ini bisa memberikan jalan keluar bagi pelaku bisnis dan para pembuat kebijakan.
Advertisement
“Menuju Pasar Bebas ASEAN maka dibutuhkan kesiapan dari pembuat regulasi dan pelaku bisnis. Agar saat dibukanya ekonomi ASEAN, Indonesia siap menghadapinya,” jelas Ardiansyah saat pembukaan 2nd AICIF di Convention Hall UIN Suka, Rabu
(12/11/2014).
Ardiansyah berharap dari forum diskusi ini mempu memberikan sumbangsih pemikiran untuk pembuat regulasi dan pelaku bisnis untuk menghadapi pasar bebas itu. Khususnya agar ekonomi Islam mampu memberikan peran penting, di kawasan Asean.
“Pemikiran-pemikiran baru diharapkan lahir dalam konferensi ini, khususnya pengembangan model pembiayaan ekonomi Islam. Sebab selama ini pengelolaan syariah hanya untuk perbankan, padahal masih banyak dana lain seperti dana shodaqoh, investasi syariah dan masih banyak lagi,” jelas Ardiansyah.
Head Officer Islamic Banking and Finance, International Islamic University Malaysia (IIUM) Muhammad Abduh mengatakan perkembangan investasi syariah di wilayah ASEAN sangat pesat. Bahkan di Malaysia dukungan penuh dilakukan pemerintah.
“Sebab di sana share anggaran lewat perbankan syariah mencapai 25%. Hal ini memberikan peluang perbankan syariah berkembang
subur di Malaysia. Bahkan pada tahun 2020 Malaysia ingin menjadi pusat pendidikan keuangan syariah,” kata Abduh.
Hingga kini kerja sama IIUM dengan beberapa perguruan tinggi di Indonesia juga sering dilakukan. Kerja sama ini lebih ditekankan
pada riset tentang pengambangan keuangan syariah baik yang ditangani Negara maupun pelaku bisnis.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Prabowo Sebut Lahan KAI Bisa Dimanfaatkan untuk Program 3 Juta Rumah
- KKP Targetkan Indonesia Stop Impor Garam pada 2027
- Pengusaha Rokok Berharap Tidak Ada Kenaikan Cukai Tahun Depan
- Domain dot id Tembus 1,3 Juta Pengguna, Buka Peluang Ekonomi Baru
- Harga Minyak Mentah RI, Agustus Turun Jadi 66,07 dolar AS per barel
Advertisement
Advertisement

Pemkab Boyolali Bangun Pedestrian Mirip Kawasan Malioboro Jogja
Advertisement
Berita Populer
- Impor Komoditas Etanol Akan Dibatasi, Ini Tujuannya
- Kucuran Rp200 Triliun Himbara Perlu Diimbangi Kemudahan Usaha
- Harga Jual Emas Antam, UBS dan Galeri24 Hari Ini Kompak Naik
- Jelang Merger, Pelita Air Buka Rute Singapura-Jakarta Kelas Premium
- Kendalikan Konsumsi, Ekonom UGM Usul Cukai Rokok Sebaiknya Naik
- Harga Pangan Hari Ini: Beras Medium, Bawang, hingga Cabai Turun
- Kadin: Renovasi 500 Rumah Layak Huni Ditarget Selesai April 2025
Advertisement
Advertisement