Advertisement
BULOG DIY : HPP Beras Perlu Ditinjau Ulang

Advertisement
Bulog DIY menunggu kajian ulang HPP beras untuk menyesuaikan perubahan harga yang terjadi akhir-akhir ini.
Harianjogja.com, JOGJA—Badan Urusan Logistik (Bulog) Divisi Regional Daerah Istimewa Yogyakarta (Dirve DIY) masih menunggu perubahan harga pembelian pemerintah (HPP) beras. Pasalnya, HPP beras saat ini perlu ditinjau ulang seiring dengan perkembangan ekonomi di Indonesia.
Advertisement
Kepala Perum Bulog Divre DIY Langgeng Wisnu Adinugroho mengatakan Bulog DIY masih mengacu pada HPP beras sebesar Rp6.600 per kilogram (kg). Padahal, harga beras di pasaran sudah di atas Rp8.000 per kg.
"Soal pengadaan beras, kami masih mengacu pada Inpres 3/2012. Sampai saat ini kami masih menunggu penyesuaian HPP karena memang perlu ditinjau ulang," ungkap Langgeng di kantornya, Jumat (9/1/2015).
Menurut dia HPP yang masih berlaku saat ini layak diperbaiki. Alasannya, kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) pada November 2014 lalu, berdampak pada kenaikan biaya operasional produksi beras di tingkat petani.
Harga solar sebelum kenaikan pada 2014 dipatok Rp5.500 per liter. Kemudian, pemerintah menaikkan harga solar menjadi Rp7.500 per liter dan menurunkan kembali menjadi Rp7.250 per liter. Sementara premium, dari Rp6.500 dinaikkan menjadi Rp8.500 kemudian diturunkan kembali menjadi Rp7.600 per liter.
"Memang, pemerintah sudah menurunkan harga BBM per 1 Januari 2015. Namun, penurunan harga tersebut tidak diimbangi dengan penurunan harga-harga di pasaran. Biaya operasional cenderung mengalami peningkatan. Misalnya untuk biaya penggilingan, butuh penyesuaian harga. Padahal HPP beras masih menggunakan aturan lama," katanya.
Jika HPP beras masih dipatok Rp6.600, sambung Langgeng, Bulog akan kesulitan menyerap beras yang dihasilkan dari para petani. Apalagi, selama belum musim panen harga beras di pasaran cenderung tinggi kecuali saat panen raya terjadi.
"Padahal, Bulog harus mampu menyerap 70 persen beras petani. Target itu harus tercapai saat panen raya. Kalau HPP tidak ditinjau ulang penyerapan sebesar itu cukup berat," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Prabowo Sebut Lahan KAI Bisa Dimanfaatkan untuk Program 3 Juta Rumah
- KKP Targetkan Indonesia Stop Impor Garam pada 2027
- Pengusaha Rokok Berharap Tidak Ada Kenaikan Cukai Tahun Depan
- Domain dot id Tembus 1,3 Juta Pengguna, Buka Peluang Ekonomi Baru
- Harga Minyak Mentah RI, Agustus Turun Jadi 66,07 dolar AS per barel
Advertisement

Hari Ini, Sedayu dan Kota Jogja Kena Giliran Mati Listrik
Advertisement

Pemkab Boyolali Bangun Pedestrian Mirip Kawasan Malioboro Jogja
Advertisement
Berita Populer
- Pariwisata Butuh Pembiayaan, Berharap Suku Bunga Bank Turun
- Harga Beras, Bawang, hingga Cabai Rawit Merah Turun Hari Ini
- Permintaan Kredit Belum Terpacu, Ini Kata Gubernur BI
- Pemerintah Siapkan Skema Impor BBM Satu Pintu Pertamina
- Ribuan Koperasi Desa Merah Putih Tunggu Dana Cair dari Bank Himbara
- Iuran JKK Industri Padat Karya Dapat Keringanan hingga 2026
- Pinjamin Dukung Bulan Inklusi Keuangan 2025 Lewat Penguatan Literasi
Advertisement
Advertisement