Advertisement
PELUANG USAHA : Mau Ekspor? Ini Ragam Usaha yang Berpotensi Dikembangkan

Advertisement
Peluang usaha bagi pengusaha Indonesia di Eropa ternyata terbuka luas.
Harianjogja.com, JOGJA- Sejumlah duta besar Indonesia untuk negara-negara sahabat baik di Eropa maupun Asia mengajak pengusaha DIY untuk menggenjot pasar ekspor ke luar negeri. Pasalnya, peluang ekspor produk dalam negeri masih terbuka lebar.
Advertisement
Duta besar Indonesia untuk Spanyol Yuli Mumpuni mengatakan, pihaknya terus mengupayakan diplomasi ekonomi dengan pemerintahan Spanyol. Hal itu dilakukan untuk mengejar ketertinggalan defisit perdagangan antara Indonesia dan Spanyol.
"Ini menjadi pekerjaan rumah. Potensi ekonomi di Spanyol masih sangat baik meskipun perdagangan internasional Spanyol drop hingga 70 persen akibat krisis yang terjadi sejak 2008 lalu," ujar Yuli di sela kegiatan Ambassadors Go To Jogja With Love "Temu Mitra Pers dan Usaha Jogja" yang digelar PWI, KADIN dan Pengusaha DIY di Eastparc Hotel Jogja, Selasa (10/2/2015).
Panganan dan Sandang
Menurut Yuli, pasar ekspor barang dari Indonesia ke Spanyol masih terlalu kecil, hanya sebesar US$ 2 miliar. Jika produk perdagangan hanya naik sekitar 4% selama 2014, ekspor produk seafood justru turun 37%. Sementara untuk produk Furnitur mengalami peningkatan hingga 25% namun untuk espor pakaian wanita turun 41% karena kualitas kompetitor dari India dan Pakistan lebih bagus dan mampu menguasai pasar Eropa Barat.
Mebel dan Kerajinan Kulit
"Untuk furnitur menjadi peluang bagi DIY karena produk furnitur DIY cukup besar. Termasuk alas kaki, produk kerajinan kulit dari DIY," tandasnya.
Restoran Indonesia
Selain Yuli, Duta Besar Indonesia untuk Italia August Parengkuan mengatakan, peluang bisnis untuk UKM dan Kuliner sangat potensial berkembang di Italia. Di Italia, kata dia, belum ada restoran Indonesia yang didirikan.
"Kami sudah bicarakan dengan pemerintah Italia, dan mereka mengusahakan proses izinnya. Berdirinya restoran Indonesia untuk mengenalkan kuliner indonesia," katanya.
Coklat dan Kopi
August juga mengabarkan, mulai Mei 2015 hingga Oktober mendatang digelar pameran besar di Milan. Kegiatan tersebut menjadi peluang bagi Indonesia untuk mengenalkan produk kepada para buyer dari seluruh belahan dunia. Meski begitu, dia mengingatkan agar pengusaha harus berhati-hati untuk melakukan ekspor pangan ke Italy. Sebab, negara tersebut menerapkan standar yang tinggi untuk ekspor pangan. Dia menyontohkan ekspor udang Indonesia yang dikembalikan dengan alasan kesehatan.
"Yang belum mendapat penolakan ekspor coklat dan biji kopi. Termasuk ekspor kulit. Ini menjadi peluang karena Italy terkenal sebagai penyamak kulit terbaik untuk pembuatan tas dan ikat pinggang perempuan," tukasnya.
Dilain pihak, Duta Besar Indonesia untuk Bulgaria dan Albania Bunyan Saptomo mengatakan, perdagangan antara Indonesia dengan Bulgaria rata-rata tumbuh 14% setiap tahun. Bahkan, pada 2014 trade antarkedua negara mencapai US$ 116 juta atau meningkat dari tahun sebelumnya antara US$80 juta hingga US$96 juta. "Nilai ekspor Indonesia ke Bulgarian rata-rata US$ 16 juta dan ke Albania antara US$5-10 juta. Selain palm oil, kertas, karet, produk garmen dan furnitur menjadi andalan ekspor Indonesia. Dalam waktu dekat, kami dengan Kemendag akan mengadakan pameran di sana," tutur Bunyan.
Tak kalah sengit, ide yang ditawarkan Duta Besar Indonesia untuk Rusia dan Belarus Djauhari Oratmangun. Menurutnya, sebagai negara terkaya keenam di dunia, Rusia memiliki potensi perdagangan yang luar biasa. Menurut Djauhari, nilai perdagangan Indonesia ke negara bekas Uni Sofiet itu mencapai US$4 Miliar.
Buah-buahan dan Perikanan
"Ini jelas potensi luar biasa. Salah satu peluang yang bisa diambil adalah ekspor buah-buahan. Akibat sanksi dari Uni Eropa, pedagangan buah-buahan sebesar US$ 35 Miliar di Rusia belum tergarap. Ini bisa menjadi potensi pasar bagi Indonesia," kata Djauhari.
Selain buah-buahan, produk kelautan seperti Ikan Tuna juga potensial digarap. Sebab, Tuna asal Indonesia sangat terkenal dan berharga mahal.
Pariwisata
"Tentu saja saya tidak jualan Rusia. Saya juga ingin menarik turis Rusia ke Indonesia. Sebab, mereka masih mengenal Bali dibandingkan Indonesia. Selain itu, kami juga akan meningkatkan kerjasama di bidang militer dengan Rusia," ujar Djauhari.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Sri Mulyani Ungkap Saldo Akhir APBN 2024 Sebesar Rp457,5 Triliun
- Harga BBM Non Subsidi di Jogja Naik per Juli 2025, Pertamax Kini Rp12.500 per Liter
- Semarakkan Solo Raya Great Sale 2025, Ada Diskon Tarif Kereta Api 10 Persen, Ini Daftarnya
- Penuhi Syarat Keselamatan Terbang, Garuda Indonesia Buka Lagi Rute Jakarta-Doha
- Kecurangan Beras Rugikan Konsumen Rp99,35 Triliun harus Ditindak
Advertisement

Cegah Kawasan Kumuh, DPUPKP Bantul Terapkan WebGIS di Tiga Kapanewon Wilayah Pantai Selatan
Advertisement

Kampung Wisata Bisa Jadi Referensi Kunjungan Saat Liburan Sekolah
Advertisement
Berita Populer
- Ekonom UGM Dukung Pajak E-commerce, Ciptakan Keadilan Pengusaha Daring dan Luring
- Libur Panjang Tahun Baru Islam, PHRI DIY Sebut Hotel Ramai hingga 4 Hari
- TikTok Akan Dibeli Orang Kaya di AS, Begini Respons Pemerintah China
- Kelola Sampah Sepenuh Hati, Bisnis Hotel Semakin Berseri
- Semarakkan Liburan Sekolah, MORAZEN Yogyakarta dan Waterboom Jogja Gelar Lomba Mewarnai
- Update! Harga Bahan Pangan Selasa 1 Juli 2025
- Pakar Energi UGM Sebut Kenaikan Harga BBM Non Subsidi Sudah Tepat
Advertisement
Advertisement