Advertisement
KURS RUPIAH : Eksportir Buntung

Advertisement
Kurs rupiah melemah, eksportir mengaku buntung lantaran pasar yang disasar menggunakan kurs dolar.
Harianjogja.com, JOGJA—Melemahnya nilai rupiah beberapa waktu terakhir membuat pengusaha asal DI Yogyakarta buntung. Eksportir pun tak mendapat berkah dari tingginya nilai dolar Amerika Serikat.
Advertisement
Berdasarkan penelusuran tim Harianjogja.com sepekan terakhir, hampir semua sektor mendapat dampak negatif dari melemahnya nilai rupiah. Para pengekspor yang biasanya mendulang rupiah karena tingginya nilai dolar tetap merugi lantaran permintaan barang anjlok.
Sekretaris Asmindo DIY, Endro Wardoyo, mengakui melemahnya rupiah seharusnya menjadi peluang bagi
eksportir untuk menggenjot angka penjualan. Sayangnya kondisi juga diikuti oleh melemahnya
perekenomian Uni Eropa. Padahal, selama ini pasar ekspor mereka memang lebih banyak mengarah ke Eropa. Akibatnya, jika ingin mengambil peluang di tengah melemahnya kurs rupiah ini, mau tidak mau mereka harus mengarahkan pasar ke Amerika.
"Jelas hal menjadi dilematis. Pasalnya, pasar Amerika itu lebih banyak perusahaan-perusahaan besar, jadi belinya mereka juga dalam volume besar, tapi intensitasnya kecil," ungkapnya saat dihubungi, Rabu (18/3/2015) lalu.
Malah, kata Endro, pihaknya khawatir jika kurs rupiah terus melemah dalam 1-2 bulan ke depan karena akan memperbesar kerugian. Sebab, harga bahan baku seperti lem dan kayu lapis sudah meningkat hingga mencapai 5%.
"Memang belum seberapa tingkat kenaikannya, tapi kalau kondisi ini [depresiasi rupiah] terus dibiarkan, bukan tidak mungkin tingkat kenaikannya bisa bertambah tinggi," keluhnya.
Dijelaskan Endro, kerugian itu jelas mengancam sebab para eksportir sebelumnya sudah terikat kontrak dengan buyer (pembeli). Dengan begitu peninjauan harga akan sulit dilakukan kecuali ada kedekatan personal yang intens antara mereka dengan para eksportirnya. Sepanjang 2014, ia mengakui omzet para eksportir komoditas mebel dan kerajinan mencapai kisaran angka 400 juta USD.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Sri Mulyani Ungkap Saldo Akhir APBN 2024 Sebesar Rp457,5 Triliun
- Harga BBM Non Subsidi di Jogja Naik per Juli 2025, Pertamax Kini Rp12.500 per Liter
- Semarakkan Solo Raya Great Sale 2025, Ada Diskon Tarif Kereta Api 10 Persen, Ini Daftarnya
- Penuhi Syarat Keselamatan Terbang, Garuda Indonesia Buka Lagi Rute Jakarta-Doha
- Kecurangan Beras Rugikan Konsumen Rp99,35 Triliun harus Ditindak
Advertisement

Akses Keluar Masuk Jalan Tol Jogja Solo Segmen Klaten-Prambanan, Jarak Tempuh Hanya 10 Menit
Advertisement

Kampung Wisata Bisa Jadi Referensi Kunjungan Saat Liburan Sekolah
Advertisement
Berita Populer
- Libur Panjang Tahun Baru Islam, PHRI DIY Sebut Hotel Ramai hingga 4 Hari
- TikTok Akan Dibeli Orang Kaya di AS, Begini Respons Pemerintah China
- Kelola Sampah Sepenuh Hati, Bisnis Hotel Semakin Berseri
- Semarakkan Liburan Sekolah, MORAZEN Yogyakarta dan Waterboom Jogja Gelar Lomba Mewarnai
- Update! Harga Bahan Pangan Selasa 1 Juli 2025
- Pakar Energi UGM Sebut Kenaikan Harga BBM Non Subsidi Sudah Tepat
- Astra Motor Yogyakarta Ajak Honda Community Riding Santai Malam Hari
Advertisement
Advertisement