Advertisement

KURS RUPIAH : Tiap Tahun Produksi Tempe Menurun

Senin, 23 Maret 2015 - 19:20 WIB
Mediani Dyah Natalia
KURS RUPIAH : Tiap Tahun Produksi Tempe Menurun

Advertisement

Kurs rupiah melemah yang terjadi hampir setiap tahun menyurutkan produksi tempe.

Harianjogja.com, SLEMAN-Setiap tahun perajin tempe merasa was-was. Sebab kurs rupiah yang melemah dapat mempengaruhi daya beli kedelai impor.

Advertisement

Perajin Tempe, di Ngabean Wetan, Sinduharjo, Ngaglik, Sleman, Tempe menceritakan, kondisi yang paling membuatnya terpuruk adalah saat melemahnya rupiah pada Agustus 2013 silam. Jika sebelum itu ia mampu memproduksi tempe dengan bahan baku kedelai lebih dari 60 kilogram perharinya. Tetapi karena harga kedelai naik saat itu produksinya terus menurun.

Ditambah lagi dengan merosotnya rupiah pada 2014, praktis produksinya menurun menjadi 30 kilogram perhari. Kemudian Februari 2015, produksinya menurun menjadi 20 kilogram hingga bulan Maret ini.

"Terus menurun karena harga kedelai ketika sudah naik turunnya cuma sedikit. Selain itu pasaran tempe di Jogja memang murah, untuk menaikkan harga itu rasanya tidak memungkinkan. Sehingga terpaksa mengurangi produksi. Kalau 2013 sampai 2014 kami masih berani 60 kilogram [perhari]. Sekarang [Maret 2015] tinggal 20 [Kilogram] saja," ungkap pria yang meneruskan usaha kedua orangtuanya ini, Jumat (20/3/2015).

Penurunan produksi karena mahalnya kedelai impor tersebut berdampak pada pengurangan tenaga kerja di tempat usahanya. Sebelumnya Taufik memiliki dua karyawan kini ia mengerjakan secara mandiri bersama keluarga.

"Tujuannya untuk menekan biaya produksi," ujar pria berumur 46 tahun ini.

Menurut dia perajin tempe sangat bergantung pada kedelai impor. Tanpa itu perajin tempe tak dapat membuat terobosan lain. Ia berpandangan kualitas kedelai lokal tidak maksimal hasilnya jika digunakan untuk bahan baku tempe. Selain itu konsumen lebih memilih tempe dengan bahan baku kedelai impor.

"Karena kualitas lokal, istilahnya belum memadai untuk jadi tempe yang berkualitas dari sisi rupa dan rasa," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terkait

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Jadwal Terbaru! KRL Jogja-Solo Sabtu 20 April 2024, Berangkat dari Stasiun Tugu dan Lempuyangan

Jogja
| Sabtu, 20 April 2024, 00:57 WIB

Advertisement

alt

Pengunjung Kopi Klotok Membeludak Saat Libur Lebaran, Antrean Mengular sampai 20 Meter

Wisata
| Minggu, 14 April 2024, 18:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement