Advertisement
KURS RUPIAH : Tiap Tahun Produksi Tempe Menurun

Advertisement
Kurs rupiah melemah yang terjadi hampir setiap tahun menyurutkan produksi tempe.
Harianjogja.com, SLEMAN-Setiap tahun perajin tempe merasa was-was. Sebab kurs rupiah yang melemah dapat mempengaruhi daya beli kedelai impor.
Advertisement
Perajin Tempe, di Ngabean Wetan, Sinduharjo, Ngaglik, Sleman, Tempe menceritakan, kondisi yang paling membuatnya terpuruk adalah saat melemahnya rupiah pada Agustus 2013 silam. Jika sebelum itu ia mampu memproduksi tempe dengan bahan baku kedelai lebih dari 60 kilogram perharinya. Tetapi karena harga kedelai naik saat itu produksinya terus menurun.
Ditambah lagi dengan merosotnya rupiah pada 2014, praktis produksinya menurun menjadi 30 kilogram perhari. Kemudian Februari 2015, produksinya menurun menjadi 20 kilogram hingga bulan Maret ini.
"Terus menurun karena harga kedelai ketika sudah naik turunnya cuma sedikit. Selain itu pasaran tempe di Jogja memang murah, untuk menaikkan harga itu rasanya tidak memungkinkan. Sehingga terpaksa mengurangi produksi. Kalau 2013 sampai 2014 kami masih berani 60 kilogram [perhari]. Sekarang [Maret 2015] tinggal 20 [Kilogram] saja," ungkap pria yang meneruskan usaha kedua orangtuanya ini, Jumat (20/3/2015).
Penurunan produksi karena mahalnya kedelai impor tersebut berdampak pada pengurangan tenaga kerja di tempat usahanya. Sebelumnya Taufik memiliki dua karyawan kini ia mengerjakan secara mandiri bersama keluarga.
"Tujuannya untuk menekan biaya produksi," ujar pria berumur 46 tahun ini.
Menurut dia perajin tempe sangat bergantung pada kedelai impor. Tanpa itu perajin tempe tak dapat membuat terobosan lain. Ia berpandangan kualitas kedelai lokal tidak maksimal hasilnya jika digunakan untuk bahan baku tempe. Selain itu konsumen lebih memilih tempe dengan bahan baku kedelai impor.
"Karena kualitas lokal, istilahnya belum memadai untuk jadi tempe yang berkualitas dari sisi rupa dan rasa," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Prabowo Sebut Lahan KAI Bisa Dimanfaatkan untuk Program 3 Juta Rumah
- KKP Targetkan Indonesia Stop Impor Garam pada 2027
- Pengusaha Rokok Berharap Tidak Ada Kenaikan Cukai Tahun Depan
- Domain dot id Tembus 1,3 Juta Pengguna, Buka Peluang Ekonomi Baru
- Harga Minyak Mentah RI, Agustus Turun Jadi 66,07 dolar AS per barel
Advertisement
Pemkab Bantul Pasang CCTV di Titik Strategis untuk Perkuat Keamanan
Advertisement

Pemkab Boyolali Bangun Pedestrian Mirip Kawasan Malioboro Jogja
Advertisement
Berita Populer
- Harga Pangan Hari Ini: Beras Medium, Bawang, hingga Cabai Turun
- Kadin: Renovasi 500 Rumah Layak Huni Ditarget Selesai April 2025
- Bahlil Minta SPBU Swasta Kolaborasi dengan Pertamina Terkait Stok
- Dukung Ekonomi Nasional, BI Rate Dipangkas Jadi 4,75 Persen
- BI Yakin Ekonomi RI 2025 Tumbuh di Atas Titik Tengah
- Prabowo Sebut Lahan KAI Bisa Dimanfaatkan untuk Program 3 Juta Rumah
- Erick Thohir Dilantik Jadi Menpora, Kementerian BUMN Berpotensi Hilang
Advertisement
Advertisement