Advertisement
EKONOMI KREATIF : Batik Jumputan Jadi Primadona, Perajin Kewalahan
Advertisement
Ekonomi kreatif yang bergerak dibidang tekstil batik jumputan tengah kebanjiran order.
Harianjogja.com, JOGJA - Sejumlah perajin batik jumput batikan di Kelurahan Tahunan, Kota Jogja,
rata-rata mulai mendapatkan peningkatan pesanan menjelang Ramadhan dan Idul Fitri 1436 Hijriyah.
Advertisement
Seorang perajin batik jumputan di Kelurahan Tahunan, Rani, Senin (25/5/2015), mengatakan mendapatkan pesanan untuk persiapan stok Ramadhan baik dari pemesan perorangan maupun partai
besar untuk seragam.
"Meningkat tajam, sekarang saja sudah meningkat 50 persen dari hari-hari biasa," kata dia.
Menurut dia, mengacu tahun-tahun sebelumya omzet selalu meningkat sebulan sebelum masuk Ramadan. Omzet yang biasa diperoleh Rp4 juta-Rp5 juta per bulan melonjak menjadi Rp6 juta.
Menurut dia, pemesan khusus motif baru kebanyakan memesan jauh hari sebelum dibeli, sebab pembuatan batik jumputan dengan ukuran 2 meter per lembar tersebut membutuhkan waktu sehari hingga seminggu, tergantung tingkat kerumitan motif.
Untuk memenuhi target produksi, ia mengaku menambah jumlah tenaga kerja. Dari hari biasa membutuhkan sebanyak 14 tenaga kerja, mendekati Ramadhan hingga Idul Fitri bisa mencapai 18 tenaga kerja.
"Memang jika hanya mengandalkan tenaga kerja inti harian kami sering kewalahan sehingga ada tambahan tiga tenaga kerja baru yang kami rekrut dari masyarakat sekitar," katanya.
Meski pemasaran dilakukan secara mandiri di rumah masing-masing, menurut Rani, rata-rata perajin
batik jumputan telah memiliki pelanggan dari lokal Yogyakarta maupun luar Jawa.
Sementara itu, perajin batik lainnya di Tahunan, Tuliswati Sadhi juga mengaku mendapatkan lonjakan
pesanan yakni dari hari biasa medapatkan pembelian 5 lembar batik, saat ini telah melonjak 20 lembar
per hari.
Meski mendekati Ramadhan serta sejumlah bahan batik mengalami kenaikan harga, dia mengaku tetap memasang harga batik seperti biasa.
Kisaran harga batik jumputan, menurut dia, saat ini tetap dijual mulai Rp175.000 hingga Rp250.000 per lembar.
"Belum menaikkan harga meski sejumlah bahan batik (harganya) naik," kata pemilik Show Room "Dea Modis" ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
- Garuda Selangkah Lagi Menuju Paris, Ini Fakta tentang Olimpiade Melbourne 1956
- Satu Kemenangan Lagi menuju Olimpiade Paris, STY: Percayai Saya, Ikuti Saya!
- Koalisi Berkah Pecah, Hari Wuryanto Bakal Maju sebagai Calon Bupati Madiun 2024
- Garuda Muda Wajib Waspada, 3 Pemain Uzbekistan Bermain di Prancis dan Rusia
Berita Pilihan
- Kunjungi Washington DC, Ini Oleh-Oleh yang Dibawa Menkeu untuk Indonesia
- BI Rate Naik, Ekonom Berharap Bunga KUR Tak Ikut Naik
- Proyek Kereta Cepat Jakarta-Surabaya, Luhut Bentuk Tim Khusus
- Airlangga Nilai Nilai Tukar Rupiah Lebih Baik Dibandingkan Negara Lain
- Nilai Tukar Rupiah Remuk Akibat Konflik Iran-Israel, Ini Proyeksi Ekonom
Advertisement
LITERASI KESEHATAN: Warga Lansia Diminta Bijak Memilih Jenis Olahraga
Advertisement
Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali
Advertisement
Berita Populer
- Meraup Berkah dari Rumput Laut dan Tulang Ikan
- Hari Ini Harga Telur Ayam Terpantau Naik hingga Rp31 Ribu per Kilogram
- Per Maret 2024, APBN Surplus Rp8,1 Triliun
- Biaya Pembangunan IKN Mencapai Rp72,1 Triliun dari APBN
- UMKM DIY Bisa Manfaatkan Securities Crowdfunding Sebagai Alternatif Pendanaan Selain Perbankan
- Kadin DIY Optimis Ekonomi Masih Stabil di Tengah Pelemahan Rupiah
- Digitalisasi Keuangan Daerah, BPD DIY Dukung Penuh Pemkot Jogja
Advertisement
Advertisement