Advertisement
EKONOMI KREATIF : Ini Tiga Subsektor yang Paling Domiman

Advertisement
Ekonomi kreatif di Indonesia dominan pada tiga sektor
Harianjogja.com, JOGJA—Ada tiga subsektor yang paling dominan dari 16 subsektor ekonomi kreatif (ekraf) yang ada di Indonesia. Ketiga subsektor tersebut yakni fashion, kuliner, dan kerajinan.
Advertisement
Deputi Akses Permodalan Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) Fadjar Hutomo mengungkapkan, ketiga subsektor itu mampu menyumbang 50% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).
Bekraf pun menyiapkan program-program untuk mendorong ketiga subsektor tersebut. Untuk subsektor fashion, ditargetkan Indonesia menjadi pusat fashion muslim di dunia karena potensi di Indonesia sangat besar.
“Untuk kuliner, kami ada program kuliner Indonesia mendunia. Namun, persoalannya, di Indonesia kulinernya sangat beragam dan semua enak sehingga susah untuk ambil mana yang akan diunggulkan,” ungkap dia, ketika berada di Jogja, awal September 2016.
Untuk makanan, Indonesia harus unggul untuk makanan halal. Indonesia merupakan negara dengan penduduk yang besar dan jangan hanya menjadi penikmat saja. “ Negara yang menonjol dengan halal food itu malah Thailand,” kata dia.
Bekraf juga memiliki program kriya Indonesia mendunia. Selain itu, ada tiga subsektor yang juga potensial yakni film, animasi, dan video; musik; dan aplikasi dan pengembang permainan. Untuk mengembangkan sektor-sektor itu, Indonesia juga harus belajar dari negara lainnya.
Dunia perfilman juga dinilai menjanjikan meskipun sumbangannya masih kecil. Film-film yang berkembang di Indonesia bisa ikut serta memajukan pariwisata karena bisa menarik minat masyarakat untuk mengunjungi lokasi pembuatan film.
Saat ini, Bekraf masih konsentrasi pada survei ekonomi kreatif. Adapun pertumbuhkan ekonomi dari sektor ekraf ditargetkan bisa mencapai 12% pada 2019 dari 7,1% pada 2014. Sementara itu, target serapan tenaga kerja ekraf sebesar 13 juta orang pada 2019 dari 12 juta pada 2014. Kontribusi ekspor/devisa bruto ditarget bisa mencapai 10% pada 2019 dari 5,8% pada 2014.
Adapun 16 subsesktor ekraf adalah aplikasi dan pengembang permainan; arsitektur; desain interior; desain komunikasi visual; desain produk; fashion; film, animasi, dan video; fotografi; kriya; kuliner; musik; penerbitan; periklanan; seni pertunjukan; seni rupa; dan televisi dan radio.
Kepala Dinas Koperasi dan UMKM DIY Tri Saktiyana mengungkapkan, potensi di DIY sangat besar. Saat ini ada lebih dari 200.000 pelaku usaha ekraf. “Minimal, 40 persen berdasar pada kreativitas kultur tradisi misalnya batik, kerajinan wayang. Basis di DIY ini kultur dan pengetahuan,” kata dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Ini Upaya OJK DIY Tekan Gap Literasi dan Inklusi Keuangan yang Masih Lebar
- Setoran Dividen BUMN untuk APBN Dialihkan ke Danantara, Kementerian Keuangan Putar Otak
- Nilai Investasi Pabrik Kendaraan Listrik di Indonesia Tembus Rp15,1 Triliun
- Asosiasi E-Commerce Diajak untuk Mencegah Perdagangan Ilegal Satwa Liar
- Serapan Tenaga Kerja DIY Capai 34.950 Orang dalam Setahun
Advertisement

Bencana Hidrometeorologi: Ada 36 Titik Lokasi Terdampak di Sleman, 3 Orang Luka
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Panasonic Umumkan Akan Melakukan PHK 10 Ribu Karyawan
- KHAS Malioboro Hotel dan KHAS Tugu Hotel Sajikan Pengalaman Kuliner Istimewa di Kediaman Menteri Pariwisata, Ndalem Tjokronegaran Yogyakarta
- Istana Membantah Kebijakan Efesiensi Anggaran Memicu Perlambatan Pertumbuhan Ekonomi
- Ini Upaya OJK DIY Tekan Gap Literasi dan Inklusi Keuangan yang Masih Lebar
- Penyidik OJK Tuntaskan 144 Perkara Jasa Keuangan
- Menteri Bahlil Segera Berlakukan Aturan Baru Terkait Penjualan LPG 3 Kilogram
Advertisement