Advertisement
Perfomra Tak Baik, BPR Tingkatkan Monitoring dan Mitigasi Risiko

Advertisement
"Bisa jadi karena memang saat ini pelaku jasa keuangan juga semakin banyak sehingga berebutan kue pasar kredit yang notabene itu-itu saja jadi terkesan stagnan"
Harianjogja.com, JOGJA-Performa penyaluran kredit di Bank Perkreditan Rakyat (BPR) yang dinilai tidak sebaik lima tahun lalu membuat pelaku BPR berhati-hati. Monitoring dan mitigasi risiko terus dilakukan untuk mengantisipasi kenaikan kredit macet atau Non Performing Loan (NPL).
Advertisement
Direktur BPR Ukabima Nindya Raharja Gunungkidul Sudjut Budi Utomo mengatakan, jumlah nasabah kredit produktif di BPR Ukabima lebih mendominasi yaitu mengambil porsi 70% dan sisanya kredit konsumtif. Hal itu sudah sesuai dengan visi misi BPR Ukabima yang hadir memberikan pembiayaan modal usaha.
Ia mengakui, secara bergantian pasti ada nasabah yang membayar angsuran kredit tidak tepat waktu. "Tapi yang penting buat kita monitoring dan mitigasi risikonya selalu kita jalankan," kata Sudjut, Minggu (8/10/2017).
Petugas bank akan berupaya menjaga performa kredit dengan memberikan pembinaan kepada nasabah yang tidak tepat waktu. Bank akan menyelesaikan sesuai dengan masalah masing-masing nasabah.
Sudjut mengakui, seiring meningkatkan kegiatan wisata di Gunungkidul, BPR Ukabima banyak menerima nasabah dari kalangan pelaku jasa wisata, baik dari pengelola maupun usaha perdagangan yang terdampak kegiatan pariwisata. Mereka tergolong pelaku usaha baru sehingga butuh pendampingan dalam hal penyerapan dan ketepatan pembayaran kredit di bank.
Sementara itu, Corna Irawan Tri Atmanto selaku Direktur BPR Mlati Pundi Artha mengakui, pertumbuhan kredit saat ini tidak sebagus lima atau sepuluh tahun silam. "Bisa jadi karena memang saat ini pelaku jasa keuangan juga semakin banyak sehingga berebutan kue pasar kredit yang notabene itu-itu saja jadi terkesan stagnan," katanya.
Untuk menjaga kualitas kredit yang baik, BPR Mlati Pundi Artha melakukan pelayanan perbankan dengan lebih meningkatkan early warning system, yaitu melakukan upaya dini mulai pengajuan kredit hingga proses analisa dilakukan dengan lebih cermat dan hati-hati. Ia mengungkapkan, cara seperti itu dapat sedini mungkin mencegah kemungkinan terjadinya kualitas kredit yang kurang baik.
"Selanjutnya untuk kredit yang sudah berjalan, dilakukan dengan lebih meningkatkan hubungan dan pembinaan kepada setiap debitur sehingga bisa dicegah sedini mungkin apabila terdapat indikasi penurunan kualitas kreditnya. Dengan cara ini bisa diupayakan perbaikan sedini mungkin," katanya.
Ia menjelaskan, masing-masing BPR memiliki cara yang berbeda dalam memperlakukan nasabahnya. BPR Mlati Pundi Artha sendiri lebih mengutamakan penanganan maupun penyelesaian permasalahan secara kekeluargaan, kendati upaya hukum tetap dilakukan apabila tidak menemukan jalan tengah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Prabowo Sebut Lahan KAI Bisa Dimanfaatkan untuk Program 3 Juta Rumah
- KKP Targetkan Indonesia Stop Impor Garam pada 2027
- Pengusaha Rokok Berharap Tidak Ada Kenaikan Cukai Tahun Depan
- Domain dot id Tembus 1,3 Juta Pengguna, Buka Peluang Ekonomi Baru
- Harga Minyak Mentah RI, Agustus Turun Jadi 66,07 dolar AS per barel
Advertisement
Pemkab Bantul Pasang CCTV di Titik Strategis untuk Perkuat Keamanan
Advertisement

Pemkab Boyolali Bangun Pedestrian Mirip Kawasan Malioboro Jogja
Advertisement
Berita Populer
- Harga Pangan Hari Ini: Beras Medium, Bawang, hingga Cabai Turun
- Kadin: Renovasi 500 Rumah Layak Huni Ditarget Selesai April 2025
- Bahlil Minta SPBU Swasta Kolaborasi dengan Pertamina Terkait Stok
- Dukung Ekonomi Nasional, BI Rate Dipangkas Jadi 4,75 Persen
- BI Yakin Ekonomi RI 2025 Tumbuh di Atas Titik Tengah
- Prabowo Sebut Lahan KAI Bisa Dimanfaatkan untuk Program 3 Juta Rumah
- Erick Thohir Dilantik Jadi Menpora, Kementerian BUMN Berpotensi Hilang
Advertisement
Advertisement