Advertisement
Jadilah TKI Zaman Now

Advertisement
Literasi keuangan TKI masih rendah, ini akibatnya
Harianjogja.com, JOGJA-Pengetahuan tenaga kerja Indonesia (TKI) tentang keuangan masih rendah. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) meningkatkan literasi mereka agar para TKI mengelola keuangan dengan baik dan tidak terjebak investasi ilegal.
Advertisement
Asteria Diantika selaku Kepala Sub Bagian Pengawasan Industri Keuangan Nonbank OJK DIY mengatakan, OJK pernah menerima aduan dari TKI asal Jogja yang kehilangan uang karena dikirimkan melalui jasa ekspedisi. Ia kehilangan uang ratusan juta yang ingin ia kirimkan pada keluarganya.
“Mikirnya kalau sudah dilakban itu aman, padahal berisiko. Akhirnya hilang dan mengadukan ke OJK. Nah, kita tidak mengatur ke situ [jasa ekspedisi],” katanya di sela-sela kegiatan seminar Peningkatan Literasi Keuangan Kepada Calon TKI dan Purna TKI DIY di Hotel Saphir Jogja, Selasa (28/11/2017).
Ia mengatakan, para TKI sebenarnya dapat memanfaatkan layanan jasa keuangan untuk mengirimkan uangnya kepada keluarga di Indonesia. TKI dapat mentransfer uang melalui bank yang ada di luar negeri. Beberapa bank asal Indonesia juga sudah membuka kantor cabang di beberapa negara. Layanan bank koresponden juga ada di titik-titik persebaran TKI seperti Arab Saudi, Malaysia, Jepang, dan negara lainnya.
Kepala Bagian Industri Keuangan Nonbank, Pasar Modal, dan Edukasi Perlindungan Konsumen OJK DIY, Ngatmo menegaskan, tingkat literasi keuangan para TKI masih rendah. Mereka rentan terhadap tawaran investasi ilegal. “Biasanya [TKI] jadi sasaran investasi ilegal. Maka kita bekali dengan literasi ini. Jangan sampai terjebak hal itu [investasi ilegal],” katanya.
Egi Suprastyo, salah satu TKI yang hadir dalam seminar tersebut mengatakan, ia sudah memiliki pengalaman bekerja di Malaysia selama dua tahun, terhitung sejak 2015-2017. Selama bekerja di Negeri Jiran tersebut, ia mendapat banyak pengalaman tentang tawaran investasi.
“Di sana [Malaysia] banyak praktik investasi bodong begitu. Saya sih belum pernah mengalami tapi teman saya pernah ketipu puluhan juta,” katanya.
Adanya seminar Peningkatan Literasi Keuangan yang digelar OJK DIY menurutnya sangat memberi manfaat bagi calon TKI, termasuk dirinya yang akan kembali ke Malaysia tersebut, dalam memahami pengelolaan uang.
OJK juga mendatangkan pihak Bank Negara Indonesia (BNI) dalam seminar tersebut. Daes Luriatmoko selaku Pemimpin Bidang Pemasaran BNI Jogja yang menjadi pemateri menyampaikan, BNI saat ini sudah membuka kantor cabang di delapan negara, diantaranya Newyork, London, Hongkong, Tokyo, Singapura, Osaka Jepang, Korea Selatan, dan Yangon Myanmar. Ada pula 13 bank remitensi atau bank koresponden yang salah satunya ada di
Arab Saudi.
“Jadilah TKI zaman now. Jangan tinggalkan perkembangan digital karena sebagai motor penggerak untuk membangun desa. Mobile banking jadi penting saat ingin transfer jadi enggak perlu ke kantor banknya,” katanya.
Seminar tersebut atas kerja sama OJK DIY dengan Balai Pelayanan Penempatan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BP3TKI) dan diikuti 100 orang calon TKI dan purna TKI.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Paruh Pertama 2025 Jumlah Penumpang Kereta Api Mencapai 240,9 Juta
- Ungkap Kecurangan Beras Oplosan, Menteri Pertanian Tak Gentar Meski Ada Intimidasi
- Menteri PKP Pastikan Aturan Penyaluran KUR Perumahan Rampung Bulan Ini
- Penerbangan Susi Air Jogja-Bandung Bakal Dibanderol Rp1,75 Juta
- Sri Mulyani Ungkap Saldo Akhir APBN 2024 Sebesar Rp457,5 Triliun
Advertisement

Bea Cukai Jawa Tengah dan DIY Gagalkan Penyelundupan Sabu-Sabu Cair
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Menteri Tenaga Kerja Sebut Saat Ini Satu Juta Sarjana Jadi Pengangguran
- Astra Motor Yogyakarta Support MUKERNAS XIII Supra Indonesia di Banyumas
- Beragam Produk Emas di Galeri 24 Pegadaian Hari Ini Turun hingga Rp15.000 per Gram
- Jutaan Orang Telah Menerima BSU dari Pemerintah untuk Meningkatkan Daya Beli
- Sah, Anggaran Kementerian Transmigrasi Ditambah Rp1,7 Triliun
- Donald Trump Umumkan Daftar Tarif 14 Negara, Termasuk Indonesia Kena 32 Persen
- Indonesia Kena Tarif Trump 32 Persen, Ini Komentar BEI Soal Pasar Saham
Advertisement
Advertisement