Advertisement

Bisnis Panas Bumi Tak Lagi Seksi

Denis Riantiza Meilanova
Selasa, 03 April 2018 - 00:30 WIB
Mediani Dyah Natalia
Bisnis Panas Bumi Tak Lagi Seksi Petugas mengontrol sumur bor produksi KMJ 71 Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Unit I Kamojang, Kabupaten Garut, Jawa Barat, Selasa (28/2). - Antara/Adeng Bustomi

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTA--Tarif biaya pokok penyediaan panas bumi di Pulau Jawa yang rendah mengakibatkan bisnis panas bumi tak lagi menarik. 

Pengurus Asosiasi Panas Bumi Indonesia Abadi Poernomo mengatakan tarif biaya pokok penyediaan (BPP) yang rendah menjadi penyebab pengembang kurang meminati bisnis panas bumi di Jawa. "Jawa tidak menarik karena BPP satu digit jadi semakin berat berunding dengan PLN. Apalagi reserve margin di Jawa juga sudah cukup tinggi," kata Abadi kepada Jaringan Informasi Bisnis Indonesia, Senin (2/4/2018).

Advertisement

Menurutnya, saat ini wilayah Indonesia Timur yang dinilai cukup prospektif untuk pengembangan panas bumi mengingat BPP di wilayah Indonesia Timur masih berada pada kisaran dua digit. Namun demikian, Abadi memandang untuk mendorong pengembangan panas bumi regulasi tidak boleh berubah-ubah. Sejak tahun lalu regulasi di sektor panas bumi terus mengalami sejumlah perubahan yang kemudian menimbulkan kebingungan bagi investor.

"Itu salah satu kunci karena investor butuh kepastian. Kalau regulasi sustain, investor nanti akan masuk," kata Abadi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

TPA Piyungan Ditutup Permanen! Bantul Siapkan TPS Sementara Gadingsari untuk Pembuangan Sampah

Bantul
| Rabu, 01 Mei 2024, 09:57 WIB

Advertisement

alt

Komitmen Bersama Menjaga dan Merawat Warisan Budaya Dunia

Wisata
| Kamis, 25 April 2024, 22:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement