Advertisement
Bisnis Panas Bumi Tak Lagi Seksi
Petugas mengontrol sumur bor produksi KMJ 71 Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Unit I Kamojang, Kabupaten Garut, Jawa Barat, Selasa (28/2). - Antara/Adeng Bustomi
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA--Tarif biaya pokok penyediaan panas bumi di Pulau Jawa yang rendah mengakibatkan bisnis panas bumi tak lagi menarik.
Pengurus Asosiasi Panas Bumi Indonesia Abadi Poernomo mengatakan tarif biaya pokok penyediaan (BPP) yang rendah menjadi penyebab pengembang kurang meminati bisnis panas bumi di Jawa. "Jawa tidak menarik karena BPP satu digit jadi semakin berat berunding dengan PLN. Apalagi reserve margin di Jawa juga sudah cukup tinggi," kata Abadi kepada Jaringan Informasi Bisnis Indonesia, Senin (2/4/2018).
Advertisement
Menurutnya, saat ini wilayah Indonesia Timur yang dinilai cukup prospektif untuk pengembangan panas bumi mengingat BPP di wilayah Indonesia Timur masih berada pada kisaran dua digit. Namun demikian, Abadi memandang untuk mendorong pengembangan panas bumi regulasi tidak boleh berubah-ubah. Sejak tahun lalu regulasi di sektor panas bumi terus mengalami sejumlah perubahan yang kemudian menimbulkan kebingungan bagi investor.
"Itu salah satu kunci karena investor butuh kepastian. Kalau regulasi sustain, investor nanti akan masuk," kata Abadi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Sekolah Negeri di Jogja Wajib Terima ABK, Ini Penegasan Pemkot
Advertisement
Taman Kuliner Ala Majapahit Dibuka di Pantai Sepanjang Gunungkidul
Advertisement
Berita Populer
Advertisement
Advertisement



