Advertisement
Start-up Budi Daya Ikan Bermunculan, Tertarik?

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA—Usaha rintisan alias start-up perikanan bermunculan. Pemerintah memandang tren ini akan menjembatani secara efisien para pemangku kepentingan akuakultur. Beberapa inovasi digital yang mulai berkembang di bidang akuakultur a.l. E-fishery, Iwa-Ke, fisHby, Jala, InFishta, dan Growpal.
Dirjen Perikanan Budi Daya Kementerian Kelautan dan Perikanan Slamet Soebjakto mendukung inovasi itu untuk memperkuat konektivitas rantai bisnis akuakultur. "Dalam hal akses pasar, sistem ini akan mampu menjamin efisiensi rantai pasar. Untuk kegiatan on farm, akan lebih efisien waktu, tenaga, dan proses,” katanya, Jumat (11/5/2018).
Advertisement
Menurut dia, ada empat isu pergeseran perikanan karena inovasi digital. Pertama, mendorong peningkatan efesiensi dan daya saing bisnis akuakultur dengan fokus pada pengembangan komoditas unggulan.
Kedua, optimalisasi pemanfaatan potensi lahan budi daya berbasis daya dukung lingkungan. Ketiga, membangun rantai sistem produksi akuakultur dari hulu ke hilir secara menyeluruh. Keempat, integrasi kegiatan dan anggaran antar stakeholder. Meskipun demikian, dia berpendapat transformasi itu harus mempertimbangkan beberapa hal.
"Transformasi industrialisasi akuakultur yang modern harus berorientasi pada pemanfaatan sumber daya alam secara efisien, penciptaan nilai tambah, dan produktivitas secara optimum," katanya.
Selain itu, kata dia, inovasi digital harus mendorong keterampilan tenaga kerja melalui peningkatan kapasitas sumber daya manusia terlatih serta membuka akses pasar yang luas atau hiperkoneksi, daya saing tinggi, dan efisiensi manajemen.
Salah satu start-up akuakultur hasil kreasi anak muda adalah Minapoli, yang berperan sebagai hub jaringan informasi dan bisnis perikanan. "Tren inovasi ini akan memperluas dan memperkuat jaringan perikanan sehingga industri perikanan berkembang ke arah positif," ujar CEO Minapoli Rully Setya Purnama.
Start-up lainnya pun mengambil peran yang unik. Sebagai contoh, E-fishery mengembangkan teknologi pintar pemberian pakan dengan metode continuous feeding untuk memenuhi pola makan udang yang terus menerus.
Iwa-Ke membantu distribusi beragam ikan, seperti ikan nila merah, patin, dan gurami melalui sarana informasi digital untuk pemasaran, a.l. melalui Gojek dan Iwa-Ke Depot. Start-up ini telah memiliki mitra yang mengusahakan budi daya ikan di atas 60 hektare dan jaringan pembudidaya di berbagai provinsi.
Fishby menggalang dana kemudian menyalurkannya kepada pembudidaya sesuai dengan perjanjian di awal. Adapun Jala menawarkan sistem manajemen terkini berbasis data yang membantu petambak membuat keputusan yang tepat berdasarkan informasi aktual yang terjadi di tambak.
Koordinator Manajemen Program Digital Amoeba Telkom Fauzan Feisal mengatakan Telkom Indonesia mendukung digitalisasi sektor-sektor ekonomi di Indonesia, salah satunya dimulai dari sektor agribisnis. "Telkom memulai pembangunan jaringan kerja digitalisasi dengan industri perikanan budi daya melalui program Digital Amoeba," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Bisnis Indonesia
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Penjualan Kendaraan Roda Empat di Asia Tenggara, Malaysia Ungguli Indonesia
- Imbas Isu Beras Oplosan, Penggilingan Padi Ramai-ramai Tutup
- Harga Emas Pegadaian 8 Agustus, UBS naik, Antam-Galeri24 turun
- Prediksi dan Preview PSM Makassar vs Persijap Jepara, Live Malam Ini
- 5.000 Perempuan dan 100 Lebih Pelaku UMKM Disabilitas Diberdayakan Dalam SisBerdaya & DisBerdaya 2025
Advertisement
Advertisement

Satu Lagi Kuliner Legendaris di Jogja, Ayam Goreng Tojoyo Buka di Malioboro
Advertisement
Berita Populer
- Pakar hingga Praktisi Ragukan Data Pertumbuhan Ekonomi 5,15 Persen
- Sri Mulyani Terbitkan Surat Utang Kangaroo Bond Rp8,48 Triliun
- Shopee Rajai E-Commerce di Indonesia, Ini Sosok Founder
- BRI Wadahi Remitansi PMI Taiwan Rp40 Triliun
- Jepang Terancam Alami Krisis Beras Akibat Kekeringan
- Viral Fenomena Rojali dan Rohana, Ini Respons Bank Indonesia
- Danantara Gelontorkan Rp1,5 Triliun Beli Gula Pasir Petani
Advertisement
Advertisement