Advertisement
Ekonomi Syariah Diharapkan Fasilitasi Pelaku Usaha Mikro hingga Mapan

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA—Penasihat Komite Strategis dan Pusat Riset OJK Achmad Buchori menuturkan otoritas berupaya agar lembaga keuangan syariah yang ada saat ini bisa memfasilitasi tidak hanya pelaku bisnis berskala mikro tetapi juga mereka yang lebih mapan.
“Porsi keuangan syariah yang sudah dimanfaatkan masih kecil. Kami ingin mencoba supaya lembaga keuangan syariah bisa layani dari taraf mikro sampai yang besar-besar,” katanya kepada Jaringan Informasi Bisnis Indonesia (JIBI), di Jakarta, Rabu (25/7).
Advertisement
Sebagai contoh, hadir bank wakaf mikro yang notabene lembaga keuangan mikro syariah. Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS) ini tidak hanya menjangkau ponpes di Pulau Jawa, melainkan pula di luar Jawa. Sejauh ini, terdapat 26 ponpes yang diajak kerja sama dan ditargetkan dalam waktu dekat setidaknya bisa merangkul 40 ponpes.
Penyediaan akses pendanaan dari LKMS bertujuan memfasilitasi pengusaha skala mikro. Kepada mereka yang bisnisnya berskala kecil dan menengah, diharapkan bisa difasilitasi BPR Syariah. Sementara itu, dukungan pendanaan bagi pelaku bisnis yang lebih besar dapat difasilitasi oleh bank umum.
BACA JUGA
Bedasarkan catatan JIBI, secara keseluruhan sampai dengan April tahun ini, pangsa pasar industri keuangan syariah di Indonesia mencapai Rp1.118 triliun atau setara 8,22% dari total aset industri keuangan yang ada.
Sekretaris Jenderal Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) Edy Setiadi sempat mengatakan, pemberi kontribusi paling besar terhadap porsi itu adalah sukuk atau surat berharga syariah negara ritel yang berkontribusi sekitar 14%.
Dia menuturkan potensi pertumbuhan porsi keuangan syariah masih cukup tinggi. Hal ini disebabkan tingginya potensi wisatawan muslim yang berkunjung ke Indonesia. Dalam dua tahun mendatang, diperkirakan ada 220 juta wisatawan muslim ke Tanah Air. “Dari Global Muslim Index kita berada di peringkat kedua dengan 131 juta wisatawan muslim yang datang ke negara kita. Diperkirakan pada 2020 nanti, akan ada 220 juta wisatawan, artinya ini bisa menjadi pangsa pasar bagi keuangan syariah ke depannya,” katanya.
Peranan teknologi digital dan kerja sama dengan perusahaan teknologi finansial akan berandil besar dalam perkembangan keuangan syariah. Pasalnya, era revolusi industri 4.0 menuntut para pelaku industri, termasuk industri keuangan syariah, untuk menghadirkan inovasi berbasis teknologi yang lebih efisien.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Bisnis Indonesia
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement

Jembatan Kaca Tinjomoyo Resmi Dibuka, Ini Harga Tiketnya
Advertisement
Berita Populer
- SPBU Swasta Didorong Bangun Kilang di Indonesia untuk Jaga Pasokan
- Harga Emas Hari Ini, Logam Mulia Antam, UBS dan Galeri24 Naik Lagi
- BEI DIY Sebut Ada 4 Faktor Penopang IHSG Bertahan di Level 8.000
- Harga Komoditas Pangan Mulai Cabai hingga Bawang Merah Turun Hari Ini
- Harga Emas Tembus $4.000, Ini Pendorong dan Prediksi Selanjutnya
- Saham Freeport 12 Persen Segera Ditandatangani, Divestasi Gratis Sudah Final
Advertisement
Advertisement