Advertisement
BI DIY: Capai Peringkat I Ekonomi Syariah Global, Indonesia Punya Tantangan Besar

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Bank Indonesia (BI) Perwakilan DIY menyampaikan ekonomi dan keuangan syariah (eksyar) menjadi game changer dan akselerator pertumbuhan ekonomi baik nasional dan daerah. Saat ini Indonesia menduduki peringkat ke-3 ekonomi syariah global.
Deputi Kepala Perwakilan BI DIY, Hermanto mengatakan Malaysia dan Saudi Arabia masih unggul dari Indonesia. Menurutnya Indonesia punya visi menjadi pusat halal dunia dan pada 2029 bisa menduduki peringkat 1 ekonomi syariah global.
Dia menjelaskan untuk mencapai hal tersebut, Indonesia masih dihadapkan dengan 3 tantangan. Pertama tantangan di industri syariah berupa produksi, ketersediaan, dan kualitas bahan baku halal.
Kedua, dalam hal keuangan syariah terdiri dari inovasi, model bisnis keuangan syariah, perluasan basis investor, dan pemanfaatan digitalisasi. Lalu yang terakhir adalah literasi keuangan syariah di masyarakat.
"Secara literasi masih menantang di bawah 50%, apalagi inklusi," ucapnya dalam acara Seminar Ekonomi Syariah & Harvesting Semesta bertajuk 'Sinergi Ekonomi dan Keuangan Syariah Memperkuat Stabilitas dan Kemandirian Ekonomi' di Hotel Royal Ambarrukmo, Kamis (14/8/2025).
Hermanto menyampaikan untuk mengembangkan eksyar setidaknya dibutuhkan 3 strategi diantaranya peningkatan rantai nilai halal, peningkatan keuangan syariah, serta pencerahan dan pembangunan preferensi masyarakat.
BACA JUGA: Semua Guru di Bawah Kemenag Rencananya Digaji di Atas Rp2 Juta pada 2027
Menurutnya dari 3 strategi ini diterjemahkan dalam 6 inisiatif. Yakni gerakan pengembangan pesantren dan rantai nilai halal (Gerbang Santri) fokus pada pemberdayaan pesantren sebagai pusat ekonomi umat. Lalu jaringan wirausaha syariah mendorong ekspor (Jawara Ekspor) untuk mendorong produk halal Indonesia semakin go global.
Selanjutnya gerakan berjamaah akselerasi halal (Gema Halal) untuk memperluas pasar produk halal di domestik. Kemudian sinergi perdagangan dan pembiayaan syariah (Sapa Syariah) mencakup aspek perdagangan dan pembiayaan syariah secara komprehensif.
Inisiatif selanjutnya kolaborasi nasional pengembangan zakat, infak, sedekah, dan wakaf (Kanal Ziswaf), serta literasi dan inklusi ekonomi syariah menuju Indonesia emas (Lentera Emas).
"Sinergi terus diperkuat sehingga dampaknya semakin masif pada eksyar dan ekonomi makro DIY. Bisa jadi salah satu jalan keluar mengurangi angka kemiskinan di DIY," jelasnya.
Dalam acara ini diluncurkan juga Gandeng Gendong Super Apps yang diharapkan bisa memudahkan masyarakat berwakaf kapan saja dan di mana saja. Hermanto berharap kedepan akan semakin banyak yang memanfaatkannya.
Pj Sekretaris Daerah DIY, Aria Nugrahadi mengatakan ekonomi syariah menjadi bagian dari ekonomi secara umum. Dan tentu saja ada pelibatan aktif masyarakat melalui pendekatan syariah.
Menurutnya salah satu yang menarik di tahun ini adalah adanya peluncuran Gandeng Gendong Super Apps. Diharapkan melalui inovasi secara terus menerus pengembangan ekonomi syariah bisa mendorong pertumbuhan ekonomi.
"Mendorong pertumbuhan ekonomi khususnya di level-level pemberdayaan masyarakat dan kebermanfaatan dalam konsep dan konteks ekonomi syariah," tuturnya. (**)
Advertisement
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Sultan Jogja Ungkap Alasan Minta ke Pusat Bangun Irigasi di DIY
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Koperasi Desa Merah Putih Bakal Ditalangi Dana Desa Jika Gagal Bayar
- Investasi untuk Pembangunan Kawasan Selatan DIY Didorong Pakai Sistem KPBU
- Harga Emas Antam Hari Ini, Naik Rp16.000 per Gram
- PHRI DIY Sebut Reservasi MICE Mulai Naik di 15-20 Persen
- Kebijakan Satu Harga Beras Tunggu Arahan Prabowo
- Begini Dampak Pemberlakuan Tarif Trump Menurut Asmindo DIY
- Serap Gula Petani, Pemerintah Siapkan Rp1,5 Triliun dari Danantara
Advertisement
Advertisement