Advertisement

Ukuran Kecil, Kacang Hijau Indonesia Kalah Saing di Pasar Global

Pandu Gumilar
Selasa, 09 Oktober 2018 - 12:35 WIB
Maya Herawati
Ukuran Kecil, Kacang Hijau Indonesia Kalah Saing di Pasar Global Kacang hijau - Go Dok

Advertisement

Harianjogoja.com, JAKARTA —Kacang hijau asal Indonesia mulai kalah bersaing di pasar global seiring dengan kualitas yang kurang baik serta harga yang relatif lebih tinggi.

Direktur PT Agro Tani Sukses Sejahtera Purwani mengungkapkan harga kacang hijau di beberapa daerah beberapa daerah. Namun rata-rata berkisar di rentang harga antara Rp12.000 per kg-Rp13.000 per kg. Bahkan menurutnya, harga tersebut melampaui komoditas pangan utama yakni padi, jagung dan kedelai.

Advertisement

Purwani mengatakan, eksportir asal Indonesia kesulitan menjual kacang hijau karena dari sisi harga mahal dan dari segi kualitas pun tidak lebih baik dari hasil produksi Myanmar, sebagai kompetitor utama.

"Sekarang kulakan [dagangan] tidak bisa buat ekspor. Modal kami US$890 per ton sampai dengan US$900 per ton, sementara eksportir Myanmar dapat menjual dengan harga separuhnya yakni US$400 per ton sampai dengan US$500 ton," katanya, Senin (8/10).

Purwani mengatakan pihaknya terbiasa mengirim kacang hijau ke Filipina tapi sekarang sulit karena produksi kacang hijau milik Myanmar lebih baik secara ukuran. "Kacang hijau biasanya ekspor lumayan. Tahun ini merosot karena kacangnya lebih kecil dari Myanmar," katanya.

Pada rentang waktu 2015-2017 volume satu kacang hijau sekitar 4 mm sedangkan setahun terakhir menjadi 3,0 mm-3,5 mm. Purwani mengatakan ekspor kacang hijau tahun ini merosot 50% dibandingkan dengan tahun lalu.

Berdasarkan data yang dilansir oleh Ditjen Tanaman Pangan Kementerian Pertanian, volume ekspor kacang hijau kian menurun setiap tahunnya. Pada 2012, ekspor kacang hijau mencapai 44.378 ton, lalu pada 2015 mencapai 49.697 ton, pada 2017 mencapai 28.594 ton, sedangkan pada Januari-September 2018 ini hanya mencapai 2.041 ton.

Tak Terkendala

Direktur Aneka Kacang dan Umbi Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementan Ali Jamil mengatakan produksi kacang hijau tahun ini tidak mengalami kendala berarti. Apalagi dengan musim yang sedang kering, kacang hijau justru dapat tumbuh dengan baik.

"Kami menyebut kacang hijau sebagai tanaman penyela di musim kemarau. Itu masa yang bagus buat mereka," katanya, belum lama ini.

Kacang hijau, menurut dia, berfungsi sebagai secondary crop atau tanaman kedua setelah utama padi atau jagung yang bisa menambah pemasukan bagi petani di saat musim tidak bersahabat bagi tanaman utama.

"Tetapi menanam kacang hijau harus selalu di musim kemarau. Saat kondisi persawahan kelembapan tinggi, benih cukup, petani sebar. Lalu jerami [padi] dipotong dan biarkan disitu saja. Jerami cukup bisa menahan kelembababan dan kacang hijau tidak butuh [banyak] air untuk tumbuh.”

Selain itu, petani juga secara mandiri sudah menangkarkan benih kacang hijau. Petani, lanjutnya, menyiapkan benih dari masa panen sebelumnya. "Sekarang ini untuk harga kacang hijau sekitar Rp12.000 per kg-Rp13.000 per kg. Sementara itu, produktivitasnya dua ton per hektare," katanya.

Perihal sentra produksi, Ali menjelaskan saat ini mayoritas penanaman berada di Pulau Jawa, Lampung, dan Sulawesi Selatan. Jadi dimana produksi beras berada disitu penanaman kacang hijau akan mengikuti.

"Produksi mayoritas masih di Jawa, Lampung dan Sulawesi Selatan. Banyak yang menanam pada lahan tadah hujan saat musim kering masuk kacang hijau. Petani biasanya membagi setengah-setengah untuk kedelai dan kacang hijau," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : JIBI/Bisnis Indonesia

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Meski Disiapkan Nilai Ganti Kerugian, Warga Terdampak Masih Menolak Rencana Pengembangan Stasiun Lempuyangan

Jogja
| Sabtu, 26 April 2025, 07:47 WIB

Advertisement

alt

Hidup dalam Dunia Kartun Ala Ibarbo Fun Town

Wisata
| Sabtu, 12 April 2025, 10:57 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement