Advertisement
TPID DIY Libatkan Pedagang dalam Upaya Pengendalian Inflasi

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) DIY pada tahun ini berupaya mengoptimalkan peran dan keterlibatan pedagang dalam kegiatan Masyarakat lan Pedagang Tanggap Inflasi (MRANTASI) Pasar. Ini merupakan bagian dari kegiatan MRANTASI yang diinisiasi pada 2024. Kegiatan MRANTASI Pasar secara resmi telah dibuka dan diawali pada 28 Juli 2025 di Pendhopo Pasar Beringharjo, Kota Jogja.
Kepala Biro Perekonomian dan SDA Setda DIY, Eling Priswanto mengatakan program MRANTASI Pasar merupakan contoh nyata strategi hilir yang menyentuh akar ekonomi rakyat. Edukasi kepada pedagang pasar tidak hanya sekadar berbagi informasi, melainkan investasi sosial jangka panjang.
Advertisement
"Untuk membentuk perilaku dagang yang lebih adaptif, bertanggung jawab, dan sadar peran dalam menjaga stabilitas harga," ujarnya.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) DIY, Sri Darmadi Sudibyo menyampaikan, MRANTASI Pasar di 2025 akan mengikutsertakan 320 pedagang yang akan terlaksana di dua Pasar, yaitu Pasar Beringharjo, Kota Jogja dan Pasar Kolombo, Kabupaten Sleman.
Menurutnya pemilihan dua pasar ini mempertimbangkan peran penting keduanya sebagai pasar pantauan Indeks Harga Konsumen (IHK) dan Indeks Perkembangan Harga (IPH), serta representatif dari karakteristik ekonomi perkotaan dan sub-perkotaan DIY.
"Program ini dapat memberikan pemahaman kepada para pedagang terhadap upaya pengendalian inflasi," tuturnya.
Ia menyebut persepsi pelaku ekonomi terhadap tingkat inflasi di masa depan dapat mempengaruhi keputusan konsumen, investor, dan pelaku ekonomi lainnya. "Pada akhirnya berpotensi menekan laju inflasi," lanjutnya.
Inflasi yang rendah dan stabil merupakan salah satu prasyarat pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan, untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat.
Oleh karena itu, pengendalian inflasi daerah menjadi upaya penting mengingat inflasi yang tinggi dan tidak stabil akan memberikan dampak negatif dalam kondisi sosial ekonomi masyarakat, yakni berupa penurunan pendapatan riil masyarakat dan memicu ketidakpastian bagi pelaku ekonomi dalam mengambil keputusan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Gegara Beli Peralatan Militer dan Energi dari Rusia, Donald Trump Terapkan Tarif Impor 25% untuk India
- Lebih dari 1 Juta Rekening Terkait dengan Tindak Pidana, PPATK: 150 Ribu Didapat dari Peretasan
- Ekonom Minta Pemerintah dan BPS Menaikkan Acuan Garis Kemiskinan Sesuai Bank Dunia
- Berkat Sydney Sweeney, Saham American Eagle Melonjak
- Harga Emas di Pegadaian, Senin (28/7/2025) Stabil
Advertisement

Meski Pencairan Dana Desa Tahap 2 di Bantul Lancar, Pemkal Masih Kekhawatiran soal Koperasi Merah Putih
Advertisement

Wujudkan Pariwisata Berbasis Budaya, InJourney dan Kementerian Kebudayaan Sinergi Melakukan Pengelolaan Kompleks Candi Borobudur
Advertisement
Berita Populer
- Sama dengan Indonesia, Donald Trump Patok Tarif Impor 19 Persen untuk Tiga Negara Anggota ASEAN
- Beras, Tomat dan Bawang Merah Jadi Penyumbang Utama Inflasi Juli 2025
- BPS Memprediksi Jumlah Produksi Beras Konsumsi Mencapai 2,28 Juta
- BPS Sebut Biaya Pendidikan Bakal Naik Terus
- Kanada Kena Tarif Impor 35 Persen, Hubungan Dagang dengan AS Makin Tegang
- TPID DIY Libatkan Pedagang dalam Upaya Pengendalian Inflasi
- Penjualan Emas Perhiasan atau Batangan Tidak Kenai Pajak Bagi 3 Kelompok Ini
Advertisement
Advertisement