Advertisement
BPJS Kesehatan Alami Defisit Hingga Rp16,5 Triliun, YLKI: Solusinya Ada Dua Cara

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA-Defisit BPJS Kesehatan dari 'hanya' defisit Rp3,3 triliun pada 2014, kemudian Rp5,7 triliun di tahun berikutnya, kini data terbaru 2018 mencatat angka Rp16,5 triliun.
Menurut Ketua Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Tulus Abadi, penyebab utama financial bleeding ini adalah kecilnya jumlah premi atau iuran, masih di bawah cost production.
Advertisement
Untuk itu, jika mau penyakit kronis BPJS Kesehatan ini selesai hanya ada dua cara. Pertama, menaikkan besaran tarif atau premi, atau kedua, pemerintah menyuntikkan sejumlah dana.
“Opsi pertama, menaikkan tarif sepertinya musykil. Pemerintah tak akan berani mengambil kebijakan yang tidak populis. Pemerintah juga tak punya fulus cukup untuk menambal premi PBI,” ujar Tulus dalam keterangannya, Rabu (31/10/2018).
Menaikkan iuran juga menjadi ancaman bagi kelompok peserta mandiri. Kenaikan iuran bagi kelompok ini hanya akan mengerek persentase tunggakan, yang mencapai 54%. Solusi yang paling elegan adalah pemerintah menyuntik fulus ke BPJS Kesehatan. Memang injeksi dana sudah dilakukan, tapi hanya Rp4,5 triliun. Masih jauh dari angka defisitnya.
Solusi lain, yang mempunyai spektrum meluas adalah menaikkan cukai rokok sampai angka maksimal. Saat ini yang sudah dilakukan adalah menyuntik dengan pajak rokok daerah, yang hanya Rp1,1 triliun.
“Secara regulasi cukai rokok bisa dinaikkan sampai 57%. Jika pemerintah punya nyali menaikkan cukai rokok hingga 57%, potensi pendapatannya bisa melonjak ta jam, antara Rp250-300 triliun,” ujarnya.
Pada kesempatan yang lain, Direktur Utama BPJS Kesehatan Fahmi Idris mengungkapkan, bahwa saat ini pihaknya tengah memiliki utang jatuh tempo sebesar Rp7,2 triliun. Hal tersebut disampaikannya langsung saat rapat Anggota Komisi IX DPR belum lama ini.
"Utang jatuh tempo Rp1,3 triliun dan sebelumnya Rp5,9 triliun. Sehingga dalam beberapa hari ke depan butuh uang tunai Rp7,2 triliun," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Okezone.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Ungkap Kecurangan Beras Oplosan, Menteri Pertanian Tak Gentar Meski Ada Intimidasi
- Menteri PKP Pastikan Aturan Penyaluran KUR Perumahan Rampung Bulan Ini
- Penerbangan Susi Air Jogja-Bandung Bakal Dibanderol Rp1,75 Juta
- Sri Mulyani Ungkap Saldo Akhir APBN 2024 Sebesar Rp457,5 Triliun
- Harga BBM Non Subsidi di Jogja Naik per Juli 2025, Pertamax Kini Rp12.500 per Liter
Advertisement

Jadwal KRL Solo Jogja Hari Ini, Senin (7/7/2025), Naik dari Stasiun Palur, Jebres, Purwosari dan Solo Balapan
Advertisement

Jalur Hiking Merapi di Argobelah Klaten Kian Beragam dengan Panorama Menarik
Advertisement
Berita Populer
- Jelang Deadline Tarif Trump, Begini Tanggapan Asmindo DIY
- Harga Pangan Hari Ini, Minggu 6 Juli 2025, Beras, Cabai, Minyak, hingga Bawang Turun
- Cek Harga Emas Hari Ini, Antam, UBS dan Galeri24
- Harga Bahan Pangan Hari Ini Minggu 6 Juni 2025: Cabai Rawit Merah Rp51 Ribu
- Produksi Kopi Indonesia Masuk Jajaran Lima Besar Dunia
- Insentfif Motor Listrik Banyak Ditunggu Konsumen
- QHOMEMART Launching Toko Material
Advertisement
Advertisement