Advertisement
Jelang Akhir Tahun, Pemerintah Waspadai Musim
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Jelang akhir tahun, Pemerintah Daerah DIY mewaspadai musim hujan yang tak kunjung tiba. Pasalnya musim kemarau yang panjang akan berpengaruh pada masa tanam komoditas pokok tertentu dan bisa menimbulkan lonjakan harga.
Kepala Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan (BKPP) DIY, Arofa Noor Indriani mengaku tengah mewaspadai musim kemarau yang panjang hingga November. Hujan yang tak kunjung turun menurutnya akan berpengaruh pada masa tanam padi yang mundur. Sebab, tanaman padi butuh air yang mencukupi. Jika musim tanam padi mundur, bisa dipastikan musim panen pun mundur sehingga bisa terjadi kelangkaan komoditas pada suatu waktu.
Advertisement
"Kita memang harus waspada pada musim hujan yang belum juga turun ini. Prediksinya pertengahan November ini kan bakal turun. Tapi kita tidak bida melakukan apa-apa juga karena tidak bisa melawan musim," katanya kepada Harian Jogja, Rabu (31/10).
Selain padi, Arofa juga mengaku mewaspadai harga komoditas palawija lainnya seperti cabai dan bawang merah yang membutuhkan cukup air. Namun ada pula beberapa komoditas yang tersedia baik saat musim kemarau. Salah satunya telur dan daging ayam. Jika diperhatikan kini beberapa harga kebutuhan pokok seperti telur dan daging ayam mengalami penurunan meski sedikit. Arofa menyebut hal itu dikarenakan stok di tingkat produsen yang berlimpah sehingga berpengaruh pada harga di tingkat konsumen.
Di sisi lain, pihaknya juga waspada akan penurunan harga akibat surplus ini. Pasalnya jika terus terjadi, bisa jadi produsen akan mengalami kerugian karena nilai jual komoditasnya yang terlalu rendah. "Ada banyak yang harus diwaspadai terkait musim ini namun jika menurut data kami komoditas pokok terutama beras masih mencukupi hingga dua-tiga bulan ke depan," ujarnya.
Sementara untuk persiapan 2019, Arofa mengaku belum menghitung secara rigid. Sebab ada acuan yang berbeda dari Badan Pusat Statistik (BPS) tiap tahun untuk memprediksi kebutuhan masyarakat. Sementara ini, komoditas pokok yang ada diperkirakan mencukupi hingga akhir tahun sehingga dapat mengantisipasi kelangkaan bahan pokok yang biasanya terjadi pada hari-hari besar di akhir dan awal tahun.
Hal senada diungkapkan Kepala Bulog Divre DIY, Ahmad Kholisun. Menurutnya hingga saat ini, stok bahan pokok di wilayah DIY masih aman. Ada sekitar 12.400 ton beras, 2400 ton gula, 23.500 liter minyak goreng, dan 300 ton daging sapi. Khusus untuk beras, Kholisun menyebut jumlah itu akan cukup hingga Maret 2019 mendatang. Pasalnya stok beras hanya akan dipakai untuk operasi pasar saja, tidak ada mekanisme penyaluran raskin seperti program yang diterapkan sebelumnya. "Untuk stok daging yang sudah menipis, kami sudah minta tambahan kiriman dari Pusat," imbuhnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Kadin DIY: Pelemahan Rupiah Dongkrak Ekspor Bagi yang Bahan Bakunya Lokal
- Pakar UGM Sebut Anjloknya Rupiah karena Faktor Global
- Menparekraf: Pulau Bali Belum Overtourism tapi Bali Selatan Terlihat Padat
- Satgas Pemberantasan Keuangan Ilegal Blokir 585 Situs Pinjol Ilegal
- Melemahnya Rupiah Tidak Lantas Mendorong Naiknya Kunjungan Wisman ke DIY
Advertisement
Advertisement
Kota Isfahan Bukan Hanya Pusat Nuklir Iran tetapi juga Situs Warisan Budaya Dunia
Advertisement
Berita Populer
- Usai Libur Lebaran, Harga Cabai, Daging, Bawang Merah dan Gula Kompak Naik
- INNSiDE Yogyakarta Umumkan Pemenang Grand Prize Bu Iin
- Antisipasi Perang Iran Israel, Program Gas Murah Bakal Dilanjutkan
- PT KAI Sebut KA Joglosemarkerto Jadi Favorit saat Libur Lebaran
- Nilai Tukar Rupiah Remuk, Ini Langkah Menteri Keuangan Sri Mulyani Selamatkan Ekonomi
- Menparekraf: Pulau Bali Belum Overtourism tapi Bali Selatan Terlihat Padat
- Mark Zuckerberg Jadi Orang Terkaya Ke-3 di Dunia, Kalahkan Elon Musk
Advertisement
Advertisement