Advertisement
Rupiah Menguat Jadi Angin Segar Bagi UMKM

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) yang mencapai di bawah Rp14.300 pada Jumat (4/1) lalu menunjukkan perbaikan. Selain terhadap dolar AS, rupiah juga menguat terhadap mata uang asing. Kondisi ini menjadi udara segar bagi pelaku usaha kecil di Indonesia, utamanya di bidang kerajinan yang sudah mempunyai pasar internasional.
Pemilik usaha kerajinan tas anyaman serat alam berlabel Jogjavanesia, Indri Wijiyanti menjelaskan menguatnya rupiah membuat keuntungan yang diperoleh semakin besar. Jika dulu ia hanya menjual tas dengan harga di bawah Rp200.000 per buah, sekarang ia bisa meningkatkan harga sampai Rp400.000. "Buyer [pembeli] juga manut saja untuk harga dan mereka tidak menawar berlebihan," katanya kepada Harian Jogja, Senin (7/1).
Advertisement
Namun kerugian dari menguatnya rupiah adalah harga bahan penunjang pembuatan tas seperti H2O2, cairan antijamur, dan lem menjadi naik drastis. Kenaikannya bisa mencapai 30% dari sebelumnya.
Kendati demikian, perempuan yang menjabat sebagai Koordinator Daerah Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (Himki) Kulonprogo ini mengatakan jika perajin mau menghitung harga pokok penjualan (HPP) dengan benar, maka pengrajin mendapatkan keuntungan yang besar. Sayangnya selama ini banyak perajin yang menghitung hanya dengan perkiraan.
Sebenarnya, lanjut Indri, penguatan nilai rupiah menjadi kesempatan bagi perajin untuk melakukan inovasi dan memperbarui model produk kerajinan agar semakin dilirik pasar dunia. Terlebih satu buyer luar negeri selalu memesan 200 buah per itemnya. Namun saat ini ia mengalami kesulitan untuk mencari tenaga anyam sehingga tidak semua permintaan dapat dipenuhi. "Misal pesan 3.000 pieces, kita hanya ambil 1.500 pieces," katanya.
Bayu Ratna Dhini, perajin tas kulit jumputan air dengan label DB Leather mengatakan penguatan nilai tukar rupiah sangat menguntungkan pemain ekspor yang masih memiliki tunggakan bayar dari buyer. "Plus-nya dari penguatan rupiah ini perajin akan menerima keuntungan tetapi tidak berjalan lama plus-nya ini karena ke minus [kekurangannya] juga ada bahan baku naik sehingga otomatis HPP naik," kata anggota Perkumpulan Perempuan Wirausaha Indonesia (Perwira) Kota Jogja ini.
Dengan harga bahan baku yang meningkat membuat harga jual semakin tinggi. Untuk sekelas pasar lokal, kondisi ini sangat merugikan sehingga produk perajin tidak banyak diminati pasar lokal. "Makanya UMKM harus bisa scale up di semua lini. Harus bisa merambah dunia online jadi market lebih besar lagi dan tidak cuma lokal saja. Kuncinya harus konsisten produknya dan kerja keras," katanya.
Pengamat ekonomi dari Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga mengatakan Ardhito Binadi mengatakan dampak positif dari kondisi ini adalah beban impor dan pembayaran utang menjadi berkurang ketika nilai tukar menguat. Defisit neraca transaksi berjalan juga akan berkurang. Menguatnya nilai tukar rupiah seharusnya juga diikuti turunnya harga BBM.
"Minusnya, harga komoditas ekspor akan meningkat. Antisipasinya adalah UMKM harus bijak mengambil keuntungan dari menguatnya nilai tukar rupiah ini untuk efisiensi produksi. Adanya efisiensi produksi ini diharapkan dapat mendorong peningkatan ekspor karena harga komoditas ekspor masih lebih murah," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Prabowo Sebut Lahan KAI Bisa Dimanfaatkan untuk Program 3 Juta Rumah
- KKP Targetkan Indonesia Stop Impor Garam pada 2027
- Pengusaha Rokok Berharap Tidak Ada Kenaikan Cukai Tahun Depan
- Domain dot id Tembus 1,3 Juta Pengguna, Buka Peluang Ekonomi Baru
- Harga Minyak Mentah RI, Agustus Turun Jadi 66,07 dolar AS per barel
Advertisement

Perolehan Medali di PORDA DIY Tak Terkejar, Sleman Kunci Juara Umum
Advertisement

Pemkab Boyolali Bangun Pedestrian Mirip Kawasan Malioboro Jogja
Advertisement
Berita Populer
- Merger Pelita Air dan Garuda, Begini Tanggapan CEO Danantara
- Impor Komoditas Etanol Akan Dibatasi, Ini Tujuannya
- Kucuran Rp200 Triliun Himbara Perlu Diimbangi Kemudahan Usaha
- Harga Jual Emas Antam, UBS dan Galeri24 Hari Ini Kompak Naik
- Jelang Merger, Pelita Air Buka Rute Singapura-Jakarta Kelas Premium
- Kendalikan Konsumsi, Ekonom UGM Usul Cukai Rokok Sebaiknya Naik
- Harga Pangan Hari Ini: Beras Medium, Bawang, hingga Cabai Turun
Advertisement
Advertisement