Advertisement

Kontribusi Penjualan Kosmetik Daring Masih Kecil, Apa Penyebabnya?

Rheisnayu Cyntara
Selasa, 12 Februari 2019 - 09:31 WIB
Mediani Dyah Natalia
Kontribusi Penjualan Kosmetik Daring Masih Kecil, Apa Penyebabnya? Ilustrasi belanja online - Bisnis.com

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA—Digitalisasi dunia pemasaran terus merambah ke berbagai bidang, mulai dari fesyen hingga kuliner bahkan juga penjualan personal care seperti kosmetik. Namun kontribusi penjualan daring pada produk-produk kosmetik hingga kini belum besar.

Direktur Utama PT Martina Berto Tbk, Bryan D. E Tilaar mengakui penjualan produk personal care secara daring melalui e-commerce ataupun online shop lainnya masih belum signifikan. Penjualan terbesar melalui daring masih dikuasai oleh produk-produk fesyen dan alat elektronik seperti handphone dan juga peralatan rumah tangga. Namun jika dihitung secara total, Bryan mengaku kontribusi penjualan daring pada industri secara keseluruhan masih berkisar antara 5%-6%. "Untuk penjualan personal care masih di tingkatan lima ke bawah, masih kecil," ujarnya pada Senin (11/2).

Advertisement

Meskipun secara kasat mata terlihat pertumbuhan penjualan produk lewat e-commerce begitu besar, Bryan menyebut angka tersebut sangat masuk akal. Sebab pertumbuhan e-commerce di Indonesia belum mencapai lima tahun. Artinya sebagai permulaan, memang banyak muncul marketplace dari yang sebelumnya tidak ada sama sekali karena aktivitas jual beli biasa dilakukan secara konvensional.

Karena itu, Bryan mengatakan pertumbuhan ini perlu didukunh terus menerus agar ekosistem digital terbentuk sedikit demi sedikit. Salah satu hal yang jadi kendala menurutnya adalah pemerataan. Ekosistem digital dan kantor-kantor marketplace masih terpusat pada kota-kota besar di Pulau Jawa. Hal itu dikarenakan pembangunan infrastruktur yang belum merata di seluruh daerah, mulai dari ujung Sumatra hingga Papua. Sehingga pembentukan ekosistem digital pun lumayan sulit dilakukan dalam waktu yang singkat.

"Permasalahan pasti ada tetapi sebagai pebisnis kami tak bisa fokus pada masalah. Harus cari solusinya, jalan keluarnya. Martha Tilaar Group akan terus berinovasi, penjualan lewat jalur online juga terus kami galakkan. Yang penting kami punya uniq selling point yang kuat dibandingkan dengan kompetitor lainnya," katanya.

Head of Corporate Communication & CSR Martha Tilaar Group, Palupi Candrarini mengakui inovasi yang dilakukan Martha Tilaar Group juga selalu mempertimbangkan sisi sosial, terutama pemberdayaan perempuan. Yang terbaru menurutnya, bulan depan MTG akan bekerjasama dengan salah satu operator transportasi daring untuk memberdayakan para istri mitra driver yang selama ini berada di rumah untuk mengurus urusan domestik rumah tangga. Mereka akan dibina dan diberikan lapangan pekerjaan baru sebagai reseller produk-produk dari MTG. "Selama ini mereka mungkin tidak bekerja, dengan kesempatan ini mereka bisa membantu perekonomian keluarga," tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Cek Jadwal dan Lokasi Bus SIM Keliling Bantul Sabtu 27 April 2024

Bantul
| Sabtu, 27 April 2024, 06:47 WIB

Advertisement

alt

Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 19:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement