Advertisement

Sri Ratu Semarang Tidak Tutup Permanen, Ini Penjelasan Direktur

Imam Yuda Saputra
Kamis, 21 Februari 2019 - 19:57 WIB
Nina Atmasari
Sri Ratu Semarang Tidak Tutup Permanen, Ini Penjelasan Direktur Kompleks Pasaraya Sri Ratu di Jl. Pemuda, Kota Semarang tampak sepi, Selasa (19/2 - 2019). (Semarangpos.com/Imam Yuda S.)

Advertisement

Harianjogja.com, SEMARANG — Beberapa waktu terakhir, dunia maya dihebohkan dengan kabar akan ditutupnya Pasaraya Sri Ratu yang berpusat di Jl. Pemuda No. 29-33, Kota Semarang. Salah satu pusat perbelanjaan tertua di Semarang akan resmi ditutup, Kamis (28/2/2019).

Direktur Pasaraya Sri Ratu, Hendra Aribowo, mengatakan alasan di balik penutupan pusat perbelanjaan yang sudah berdiri sejak 1978 itu. Salah satunya, yakni omzet yang terus menurun seiring persaingan toko retail modern yang semakin ketat.

Advertisement

“Tren omzet memang terus menurun seiring pengurangan selling space. Biaya [operasional] akhirnya harus menyesuaikan,” ujar Hendra saat dihubungi, Rabu (20/2/2019).

Hendra berdalih penutupan Sri Ratu tidak akan berlangsung lama. Perusahaannya akan kembali bangkit dengan mengusung konsep yang berbeda. Konsep dari yang sebelumnya department store akan berubah menjadi plaza.

“Target kami dalam satu tahun ini akan melakukan renovasi. Setelah itu akan ganti konsep menjadi plaza, bukan department store dan supermarket lagi. Pokoknya yang sesuai dengan life style dan perubahan budaya belanja saat ini,” imbuh Hendra.

Kendati demikian, Hendra enggan membeberkan berapa nilai investasi yang akan dikeluarkan untuk mengubah Pasaraya Sri Ratu menjadi Sri Ratu Plaza. Ia juga memastikan tidak akan menggandeng investor dari luar dalam rencana masa depan perusahaannya tersebut.

“Tidak, tidak ada pemodal lain. Saat ini konsepnya hanya plaza, belum kepikiran dengan yang lain, seperti hotel atau lainnya. Untuk biaya [nilai investasi] tak bisa saya bahas, sambil jalan saja,” beber Hendra.

Hendra juga memastikan tidak akan menjual atau menyewakan lahan Sri Ratu Jl. Pemuda untuk kegiatan usaha lain pasca-ditutup. “Enggak ada, murni renovasi saja sebelum berubah konsep,” terang Hendra.

Penutupan Sri Ratu sebenarnya sudah diprediksi sejak lama. Masa kejayaan Sri Ratu terlihat memudar menyusul tutupnya sejumlah cabang Sri Ratu di daerah lain, baik di Jawa Tengah (Jateng) maupun Jawa Timur (Jatim).

Pada Desember 2017 lalu, Sri Ratu bahkan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) secara besar-besaran terhadap karyawan. Total ada 286 karyawan yang di-PHK oleh perusahaan dan diberikan pesangon secara bertahap.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Solopos.com

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terkait

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Ular Sanca Masuk Gorong-gorong, Damkar Gunungkidul Lakukan Evakuasi

Gunungkidul
| Kamis, 26 Desember 2024, 17:47 WIB

Advertisement

alt

Waterboom Jogja Kebanjiran Pengunjung di Libur Natal, Wahana Baru Jadi Daya Tarik

Wisata
| Selasa, 24 Desember 2024, 16:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement