Advertisement

Promo November

LONG-FORM: Perjalanan Instagram, Berawal dari Aplikasi Berbasis Lokasi

Ahmad Rifai
Selasa, 26 Februari 2019 - 20:20 WIB
Budi Cahyana
LONG-FORM: Perjalanan Instagram, Berawal dari Aplikasi Berbasis Lokasi Dua orang menggunakan ponsel dengan latar belakang logo Instagram. - Reuters/Dado Ruvic

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA – Instagram menjadi medsos yang sangat digemari warganet. Aplikasi yang berlogo kamera polaroid ini hanya butuh waktu pengerjaan delapan pekan sebelum tenar. Bahkan, ketenaran Instagram sangat kilat, terjadi hanya dalam semalam. Berikut laporan wartawan Jaringan Informasi Bisnis Indonesia Ahmad Rifai.

Sejak dirilis di iOS pada 6 Oktober 2010, Instagram langsung diunduh 100.000 pengguna dalam sepekan dan pada akhir tahun memiliki 1 juta pengguna.

Advertisement

Keberhasilan Instagram mendulang pengguna dalam waktu singkat bukan kesuksesan instan semata. Kevin Systrom dan Mike Krieger terlebih dahulu harus merombak besar-besaran aplikasi yang mereka garap lebih dulu.

Cerita ini bermula pada 21 Oktober 2009 ketika Kevin mulai menginisiasi sebuah proyek bernama Burbn.

Takdir baik menghampiri Kevin kala ia menghadiri sebuah pesta dan bertemu dengan Baseline Ventures serta Andreessen Horowitz. Kedua pihak sepakat memberikan pendanaan awal atau seed funding senilai US$500.000.

Pasca meraup pendanaan awal itu, Mike Krieger bergabung dengan Kevin pada Mei. Setelah itu, Burbn pun tersedia untuk seluruh perangkat iPhone.

Burbn merupakan sebuah aplikasi berbasis lokasi yang penggunanya dapat membuat rencana, bertemu dengan rekan sejawat, serta dapat digunakan untuk mengunggah gambar.

Kehadiran aplikasi yang mirip Foursquare ini cukup diterima karena memudahkan para pengguna dalam berbagi aktivitas kesehariannya.

Sayangnya, Burbn terlalu kompleks sehingga hanya dimengerti para pengguna lama, sedangkan untuk mendapatkan pengguna baru sangat sulit. Kevin dan Mike pun merampingkan sejumlah fitur agar aplikasinya itu bisa diterima oleh semua kalangan.

Ke mana mereka harus mencari jawaban terkait bagian yang harus dihilangkan dan dipertahankan? Tentu saja sebagai 'masyarakat' Silicon Valley, lampu sorot ditujukan pada data.

Hobi Unggah Foto

Merujuk data aktivitas para pengguna Burbn, fitur unggah gambar menjadi yang paling aktif digunakan. Rata-rata pengguna Burbn juga suka menyunting foto lewat aplikasi filter.

Lewat data itu, Kevin dan Mike langsung membuat aplikasi lebih ke segmen yang spesifik. Mereka berdua menggarap aplikasi yang pasarnya belum disentuh oleh orang lain.

Instagram pun lahir, aplikasi media sosial yang memiliki fungsi berbagi cerita lewat foto. Fasilitas filter foto pun disematkan ke dalam media sosial tersebut.

Hasilnya, pertumbuhan pengguna baru melesat. Instagram sampai mendapatkan gelar aplikasi mobile terbaik kedua versi TechCrunch pada 2 Januari 2011.

Kabar baik tidak berhenti sampai di situ. Selang sebulan kemudian, sejumlah investor termasuk Benchmark Capital, Jack Dorsey, Capital Fund, dan Adam D'Angelo ikut dalam putaran pendanaan Seri A senilai US$7 juta.

Suksesnya Instagram melambungkan nama Kevin dan Mike hingga masuk dalam daftar 30 under 30 versi Forbes.

Di tengah ketenaran Instagram, para pengguna Android harus sedikit bersabar. Pada 3 April 2012, Instagram resmi menjamah Android. Aplikasi Instagram pun langsung laris manis hingga diunduh hampir sejuta kali. 

Memikat Facebook

Daya pikat Instagram yang luar biasa ini membuat Facebook rela merogoh kocek hingga US$1 miliar untuk sebuah aplikasi yang sepeser pun belum menghasilkan keuntungan.

Seiring terus melonjaknya pengguna aktif bulanan, sejumlah fitur juga ikut ditambakan seperti fitur tandai foto, membagikan video berdurasi 15 detik, Instagram Direct, Boomerang, menambah beragam fitur edit foto, merilis IG Stories, live video, menyediakan fitur 10 foto sekali unggah, hingga menghadirkan IGTV yang digadang-gadang sebagai pesaing Youtube.

Sayangnya petualangan Kevin dan Mike bersama Instagram terhenti di tengah jalan. Keduanya mengundurkan diri dari 'rumah' yang mereka bangun pada 24 September 2018. 

"Kami sekarang siap melangkah ke babak selanjutnya. Kami berencana untuk rehat guna mengeksplorasi rasa keingintahuan dan kreativitas kami lagi," tulis keduanya melalui blog resmi Instagram.

Berdasarkan laporan TechCrunch, sumber dalam Instagram menyebut masalah internal menjadi faktor utama mundurnya Kevin dan Mike.

Terlepas dari itu semua, perusahaan yang awalnya hanya digawangi 13 orang kini menjelma menjadi salah satu media berbagi yang paling banyak dipakai masyarakat sejagad.  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : JIBI/Bisnis Indonesia

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Dinkes DIY Peringati HKN sekaligus Kampanyekan Pencegahan Stunting lewat Fun Run 5K

Jogja
| Jum'at, 22 November 2024, 18:17 WIB

Advertisement

alt

Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism

Wisata
| Selasa, 19 November 2024, 08:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement