Advertisement
TKN Sebut Program Jokowi Lebih Konkret daripada Prabowo
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA-- Juru bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf, Rian Ernest menilai program-program yang diusung oleh calon presiden nomor urut 01, Joko Widodo dalam Pemilu Presiden 2019 lebih konkret dibandingkan program dari capres nomor urut 02, Prabowo Subianto.
"Kalau Prabowo bilang 100 hari masalah selesai, sembako murah, pengangguran hilang, konkretnya seperti apa? Jokowi punya program sembako murah, ada juga kartu pra kerja untuk mengatasi pengangguran dan membantu siswa SMK yang mencari kerja. Jokowi lebih konkret dan nyambung dengan kebutuhan masyarakat," kata Rian, di Jakarta, Jumat (15/3/2019).
Advertisement
Menurut politisi Partai Solidaritas Indonesia (PSI) ini, banyak sekali prestasi Presiden Jokowi di tengah hujan fitnah dan hoaks, seperti KIP, KIS dan keluarga harapan.
Ia mempertanyakan track record Prabowo-Sandi dengan masyarakat kecil. Kalau bicara sektor publik, kita bisa lihat selama Sandi jadi Wagub DKI. Sandi selalu gembar gembor OK OCE, mengklaim sudah melahirkan 40 ribu wirausaha, padahal hanya memberikan modal untuk 150 orang. Jadi saya kira itu overclaim, kata Rian.
Menurut dia, Prabowo-Sandi seperti menyederhanakan program, seolah rakyat tidak bisa mikir.
"Seharusnya Prabowo-Sandi memberikan gagasan yang konkret," ujarnya.
Sementara itu, pengamat politik Adi Prayitno, mengatakan, Prabowo-Sandi sering menyederhanakan persoalan, seperti harga kebutuhan sembako mahal, tapi tidak dijelaskan berapa persentasenya.
"Jangan semua disamakan," katanya.
Mengenai debat cawapres yang menghadirkan Ma'ruf Amin dan Sandiaga Salahudin Uno pada putaran ketiga yang berlangsung pada 17 Maret 2019 diharapkan tidak menjadi pertemuan "ulama dan santri".
"Ini adalah salah satu strategi dari Sandi untuk memposisikan dirinya sebagai santri dan menganggap Ma'ruf sebagai senior yang tidak pernah salah," katanya.
Di dalam beberapa kesempatan Sandi kerap mengatakan akan "sami'na wa atho'na" (saya dengar, saya patuh) saat mengahadapi Ma'ruf Amin.
Hal ini, menurutnya akan membuat debat ketiga tidak menjadi menarik. Harusnya dalam debat ketiga yang membahas tema "Pendidikan, Kesehatan, Ketenagakerjaan, Sosial dan Budaya" tersebut menjadi ajang untuk memaparkan program-program terbaik mereka.
"Harusnya debat ketiga menjadi debat yang kita tunggu-tunggu. Mereka berdua adalah instrumen penting. Keduanya memiliki keistimewaan masing-masing," ujar dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
- 50 Tahun Berdiri, PT Dan Liris Fokus pada Digitaliasi, Inovasi, & Keberlanjutan
- Prabowo-Gibran Sah Jadi Presiden-Wapres Terpilih 2024-2029, Kawal 17 Programnya
- Bawaslu Sragen Buka Pendaftaran Panwascam Pilkada 2024, Baru untuk Existing
- Giliran Komunitas Otomotif Jepara Dukung Kapolda Jateng Maju Cagub Jateng 2024
Berita Pilihan
- Proyek Kereta Cepat Jakarta-Surabaya, Luhut Bentuk Tim Khusus
- Airlangga Nilai Nilai Tukar Rupiah Lebih Baik Dibandingkan Negara Lain
- Nilai Tukar Rupiah Remuk Akibat Konflik Iran-Israel, Ini Proyeksi Ekonom
- Kadin DIY: Pelemahan Rupiah Dongkrak Ekspor Bagi yang Bahan Bakunya Lokal
- Pakar UGM Sebut Anjloknya Rupiah karena Faktor Global
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Putusan MK Soal Sengketa Pilpres, Pengamat Ekonomi: Mengurangi Ketidakpastian Jangka Pendek
- Proyek Kereta Cepat Jakarta-Surabaya, Luhut Bentuk Tim Khusus
- Kenaikan BI-Rate Bakal Berdampak Positif untuk Pasar Modal Lokal
- BI Naikkan Suku Bunga Acuan 25 Basis Poin Jadi 6,25%
- Pasca-Lebaran, Bisnis Properti di DIY Reborn
- Tren Perlintasan Penumpang di Bandara Soetta Naik 10 Persen di Lebaran 2024
- InJourney Dukung Japanese Domestic Market di Sirkuit Mandalika
Advertisement
Advertisement