Advertisement
Pelaku Wisata Harapkan Penurunan Harga Tiket Pesawat
Ilustrasi penumpang boarding. - The Active Times
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Kabar penurunan harga tiket pesawat disambut baik oleh para pelaku pariwisata di DIY. Meski begitu, para pelaku wisata masih menunggu sejauh mana penurunan harga tersebut.
“Kami menyambut baik dengan adanya rencana penurunan harga tiket. Kami masih menunggu realisasinya seperti apa, sejauh mana mereka akan menurunkan harga tiket tersebut,” ucap Ketua Association of the Indonesian Tours and Travel Agencies (Asita), DIY, Udhi Sudiyanto, kepada Harian Jogja, Senin (1/4).
Advertisement
Udhi berharap berita ini benar dan akan berlangsung selama tahun ini. Perlu disadari bahwa untuk berwisata, wisatawan selalu merencanakannya. “Jadi tidak serta merta begitu harga tiket turun langsung wisatawan berdatangan. Mereka harus merencanakan waktu dan biaya dan tentu mereka bisa mengubah destinasi yang sebelumnya telah dipilih,” ucapnya.
Diungkapkannya perlu disadari dengan masa tiga bulan harga tiket yang melambung tinggi wisatawan pasti berpikir ulang untuk bepergian, dan mereka lebih mencari destinasi destinasi yang mudah terjangkau dengan kendaraan darat sehingga mereka tetap bisa berwisata dengan harga yang tidak mahal.
BACA JUGA
Pihaknya berharap penurunan tiket pesawat tersebut salah satu faktor yang memengaruhi adalah untuk peningkatan pariwisata. Ia juga berharap wisatawan melek dan sadar akan arti pentingnya pariwisata. Karena dengan pariwisata bisa menggerakkan banyak sektor khususnya ekonomi dan tenaga kerja.
“Pemerintah selalu mencanangkan bahwa pariwisata menjadi sektor unggulan, saya harap keterlibatan pemerintah untuk menekan harga tiket pesawata juga didasari akan hal tersebut,” katanya.
Tak Instan
Dijelaskannya ketika harga tiket diturunkan kalau untuk sektor pariwisata akan berpengaruh terhadap wisata beberapa bulan ke depan. Sebab pariwisata bukan sektor yang instan, yang dilakukan sekarang akan menghasilkan saat ini juga, akan tetapi akan ada dampaknya untuk beberapa waktu yang akan datang. Maka dari itu, pariwisata merupakan salah satu sektor yang berkelanjutan yang selalu menjadi roh sustainable tourism.
Pada long weekend akhir April dimungkinkannya ada pergerakan kenaikan wisatawan karena juga menghadapi awal Ramadan, biasanya banyak yang berziarah ke makam leluhurnya, ini juga menjadi salah satu yang bisa diharapkan. Meski begitu disisi lain banyak juga karena mereka tidak mau melakukan perjalanan saat Ramadhan sehingga meraka memajukan jadwal perjalanannya.
Humas Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) DIY, Deddy Pranawa Eryana mengatakan pihaknya menyambut baik kabar tersebut. “Kami menyambut baik hal itu dan mengapresiasi pemerintah karena cepat merespons pelaku-pelaku pariwisata. Harapan segera diterapkan dan sosialisasi ke masyarakat luas, agar pariwisata lebih menggeliat,” ujarnya.
Meski begitu diungkapkannya saat ini dampaknya belum terasa signifikan tetapi pergerakan kenaikan reservasi hotel sudah terlihat. “Kami berharap betul-betul hal ini segera diberlakukan lebih-lebih jelang puasa dan puasanya saat low season,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Bupati Apresiasi Program Padat Karya di Gunungkidul, Begini Alasannya
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Harga Emas Antam Hari Ini Naik Jadi Rp2,47 Juta per Gram
- Asita DIY Catat Booking Wisata Nataru 2025 Turun 8 Persen
- KSPI Kawal UMP 2026, Ini yang Disarankan untuk Diterapkan
- RUPSLB BRI Tetapkan Viviana Dyah sebagai Wakil Direktur Utama
- Waspada Scam, Ribuan Warga DIY Jadi Korban Penipuan Online
- Amazon Pangkas 8,5 Persen Karyawan di Luksemburg
- Harga Emas Pegadaian Hari Ini Naik, UBS dan Galeri24 Kompak Menguat
Advertisement
Advertisement




