Advertisement
Industri Asuransi Perlu Adopsi Digitalisasi, Setuju?

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA–Isu digitalisasi dinilai menjadi tantangan global yang harus diadopsi industri asuransi, termasuk di Indonesia. Pengembangan layanan digital untuk memudahkan pengguna jasa akan menjadi tugas industri asuransi umum ke depan.
Hal tersebut disampaikan Ketua Bidang Statistik, Riset, Analisa dan Aktuaria Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) Trinita Situmeang dalam paparan Kinerja Q1/2019 Industri Asuransi Umum, Kamis (23/5) di Jakarta.
Advertisement
Trinita yang juga merangkap sebagai Wakil Ketua AAUI menjelaskan isu digitalisasi telah menjadi isu global yang perlu segera diadopsi. Menurutnya, hal tersebut dikarenakan tren digital telah menjadi bagian dari hidup masyarakat saat ini. "Digitalisasi ini bisa berdampak pada permintaan asuransi dengan cara digital. Sekarang ada mobile workforce yang akan berpengaruh pada asuransi," ujar Trinita.
Dia menjelaskan digitalisasi dapat berupa penyediaan layanan untuk nasabah melalui platform digital. Bahkan, perusahaan asuransi dapat mengembangkan layanan asuransi yang sepenuhnya dilakukan secara digital, mulai dari pembelian polis, pembayaran premi, hingga proses klaim.
Hal tersebut, menurut Trinita, telah dilakukan banyak perusahaan asuransi dan perlu terus dikembangkan. Hal tersebut dinilai penting untuk terus mendorong kinerja industri asuransi umum.
Berdasarkan data AAUI, premi asuransi umum pada Q1/2019 mencapai Rp19,76 triliun atau tumbuh 18,96% dibandingkan dengan Q1/2018 (quartal to quartal/q-to-q) senilai Rp16,61 triliun. Capaian awal tahun ini meningkat dibandingkan pertumbuhan Q1/2018 sebesar 10,07% (q-to-q).
Pertumbuhan premi tersebut didorong oleh 10 lini bisnis yang mencatatkan kinerja positif dari total 14 lini bisnis. Lini asuransi kendaraan bermotor bersama lini asuransi penerbangan, rekayasa, dan liabilitas mencatatkan kinerja negatif.
Klaim asuransi umum pada Q1/2019 tercatat sebesar Rp8,36 triliun atau tumbuh 37,9% dibandingkan dengan Q1/2018 (q-to-q) senilai Rp6,06 triliun. Pertumbuhan tersebut didorong oleh naiknya klaim seluruh lini asuransi kecuali asuransi liabilitas.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Bisnis Indonesia
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Masuk Indonesia, Minuman Beralkohol dan Daging Babi Asal Amerika Serikat Tetap Kena Tarif Impor
- Ribut-Ribut Beras Oplosan, Kemendag Minta Produsen Tarik Beras dari Peredaran
- 10 Besar Produk Ekspor Nonmigas AS ke Indonesia yang Kini Dipatok Tarif 0 Persen
- Harga Emas Galeri24 dan UBS di Pegadaian Hari Ini, Mulai Rp996.000
- Bersiap Impor Minyak dari Amerika Serikat, Pertamina Minta Dukungan Aturan dari Pemerintah
Advertisement

Nelayan KulonprogoButuh SPBU Khusus untuk Meringankan Ongkos Produksi
Advertisement

Taman Kyai Langgeng Magelang Kini Sediakan Wisata Jeep untuk Berpetualang
Advertisement
Berita Populer
- Harga Emas Galeri24 dan UBS di Pegadaian Hari Ini, Mulai Rp996.000
- 10 Besar Produk Ekspor Nonmigas AS ke Indonesia yang Kini Dipatok Tarif 0 Persen
- Konsumsi Pertalite di Jawa Tengah dan DIY Turun 6 Persen
- Ribut-Ribut Beras Oplosan, Kemendag Minta Produsen Tarik Beras dari Peredaran
- Masuk Indonesia, Minuman Beralkohol dan Daging Babi Asal Amerika Serikat Tetap Kena Tarif Impor
- eL Hotel Yogyakarta - Malioboro Raih Penghargaan The Top 10% of Hotels Worldwide dalam Tripadvisor Travelers Choice Award 2025
Advertisement
Advertisement