Advertisement
Dibanding Tahun Lalu, Penumpang Pesawat Alami Penurunan. Apa Alasannya?
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA--Arus mudik di Jogja mulai terlihat jelang lebaran. Peningkatan penumpang mulai terjadi di bandara, dan stasiun, sementara untuk terminal masih belum terlihat. Meski begitu, untuk bandara, jumlah penumpang masih turun jika dibandingkan tahun sebelumnya.
General Manager Angkasa Pura I, Agus Pandu Purnama mengatakan saat ini peningkatan penumpang sudah mulai terlihat naik dibanding hari biasa. Meski begitu, jika dibanding tahun lalu masih turun.
Advertisement
“Hari biasanya penumpang kisaran 12.000, sekarang 15.000. Tetapi jika dibanding tahun lalu menurun. Biasanya mencapai 23.000,” ungkap Pandu, Senin (27/5/2019).
Prediksi puncak arus mudik yang akan jatuh pada Jumat (31/5) mendatang pun, dinilai akan mengalami penurunan jika dibandingkan dengan tahun lalu. Pandu mengatakan jika tahun lalu puncak arus mudik penumpang mencapai hampir 30.000, pada tahun ini diprediksi hanya sekitar 22.000.
Saat disinggung penurunan penumpang, karena mahalnya harga tiket pesawat beberapa waktu lalu, Pandu mengatakan kurang mengetahui pasti. Menurutnya yang pasti saat ini banyak alternatif yang dapat dipilih masyarakat untuk mudik baik dengan bis, kereta api, atau kendaraan pribadi dengan adanya tol.
Pandu juga mengatakan untuk menghadapi arus mudik lebaran, selain persiapan standar seperti pembuatan posko, keamanan, akses menuju bandara, juga direncanakan akan ada 22 ekstra flight. Namun ia belum dapat memastikan apakah akan ada juga di bandara baru Yogyakarta International Airport (YIA) atau hanya di Bandara Adisutjipto. “Belum pastinya, karena banyaknya malam hari [ekstra flight]. Bandara baru kan gak melayani,” ucapnya.
Kepala Humas PT. KAI Daop 6, Eko Budiyanto mengatakan peningkatan penumpang juga mulai terlihat di stasiun, tidak hanya peningkatan dari hari biasa, namun dari tahun sebelumnya. “Sudah mulai ada peningkatan penumpang,” ucapnya.
Dia memaparkan data perbandingan volume penumpang angkutan lebaran 2019 Daop 6, Minggu (26/5) pada pagi hari dibanding tahun sebelumnya. Untuk kereta eksekutif pada 2018 ada 1970 penumpang, sementara saat ini 3.289 penumpang. Kemudian bisnis, pada 2018 penumpang sebanyak 795, dan di 2019 sedikit menurun menjadi 529. Ekonomi meningkat pesat dari tahun sebelumnya 5.826 menjadi 9.028.
Pengelola administrasi terminal Giwangan, Aji Fajar mengatakan untuk terminal belum ada peningkatan. “Belum ada peningkatan saat ini. Prediksi puncak peningkatan pada Sabtu (1/6/2019) dan Minggu (2/6/2019),” kata Aji.
Berdasar data harian penumpang di Terminal Giwangan, penumpang Antar Kota Antar Provinsi (AKAP) yang datang saat ini masih dikisaran 4.000-5.000 penumpang. “Kalau pas puncak, penumpang bisa sampai 18.000-20.000,” ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Airlangga Nilai Nilai Tukar Rupiah Lebih Baik Dibandingkan Negara Lain
- Nilai Tukar Rupiah Remuk Akibat Konflik Iran-Israel, Ini Proyeksi Ekonom
- Kadin DIY: Pelemahan Rupiah Dongkrak Ekspor Bagi yang Bahan Bakunya Lokal
- Pakar UGM Sebut Anjloknya Rupiah karena Faktor Global
- Menparekraf: Pulau Bali Belum Overtourism tapi Bali Selatan Terlihat Padat
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Dorong Laju Transisi Energi, PLN Kampanyekan Kendaraan Listrik pada Peringatan Hari Bumi 2024 Jawa Tengah
- Tak Terpengaruh Konflik Iran-Israel Harga Minyak Dunia Turun
- Nilai Tukar Rupiah Remuk, DPD REI DIY: Tidak Menjadikan Bisnis Properti Kolaps
- Seusai Lebaran, Harga Bawang Merah Jadi Mahal
- Lahan Panen DIY April 2024 Diperkirakan 35.557 Hektare, Gunungkidul Terluas
- PLN Mobile Proliga 2024 Siap Digelar, Kolaborasi Dukungan Untuk Pengembangan Voli di Tanah Air
- Cuaca Tak Menentu Bikin Harga Bawang Merah Melonjak Drastis
Advertisement
Advertisement