Advertisement
Penerimaan Angsuran Kredit di Bank Tersendat Gara-Gara Ini

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Seusai libur Lebaran, perbankan mengalami persoalan yang sama setiap tahun, yakni tersendatnya penerimaan angsuran kredit. Situasi ini disebabkan nasabah mempergunakan uang yang ada untuk belanja kebutuhan Lebaran sehingga terlambat membayar cicilan.
Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) DIY, Untung Nugroho mengingatkan masyarakat agar cermat dalam pengelolaan keuangan, sehingga tidak ada masalah dengan kebutuhan berikutnya setelah libur Lebaran.
Advertisement
Untung mengatakan setelah Lebaran biasanya transaksi keuangan akan menurun, karena uang sudah habis dibelanjakan saat Hari Raya Idulfitri. Di sisi lain, biasanya juga ada tanggungan kepada bank untuk mengangsur utang.
“Jadi biasanya habis Lebaran, bank-bank itu mengalami ketersendatan dalam menerima angsuran kredit biasanya seperti itu. Kami mengimbau kepada masyarakat jangan dilupakan itu,” ucap Untung seusai kegiatan Halalbihalal 1 Syawal bersama OJK, Rabu (12/6).
Menurut dia, biasanya bank tersebut mengeluh dengan ketersendatan itu, meski tidak banyak jumlahnya. Persoalan ini umumnya dari nasabah yang penghasilan tetap. Namun untuk unit mikro kecil menengah (UMKM) cenderung lancar, karena saat libur omzet meningkat.
“Biasanya akan diselesaikan bulan berikutnya. Juli sudah normal lagi ini merupakan perilaku biasa, tetapi edukasinya membuat perencanaan keuangan yang cermat jangan sampai kebutuhan berikutnya tidak terkover,” ucapnya.
Pada kesempatan tersebut, OJK mengundang industri jasa keuangan, baik perbankan, industri non-perbankan dan berbagai instansi lainnya. Ia juga berharap OJK akan menyempurnakan kinerjanya dan mengoptimalkannya.
Sebelumnya, Deputi Kepala Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia (BI) DIY Sri Fitriani atau kerap disapa Fifin juga mengatakan pada momen Ramdan perputaran uang memang mengalami peningkatan.
Penarikan yang terjadi oleh perbankan dari BI sebesar Rp5,6 triliun, realisasinya Rp5,3 triliun. “Jadi terealisasi dari proyeksinya itu sebanyak 96 persen,” ucap Fifin.
Fifin memaparkan jika dibanding pada bulan sebelumnya, dari awal tahun kecenderungan penarikan memang meningkat. Pada Januari misalnya Rp660 miliar, pada Februari meningkat Rp1,5 triliun, kemudian Maret Rp1,8 triliun, di April menjelang masuk Ramadan kembali meningkat menjadi Rp2 triliun. Pada Ramadan kali ini juga lebih tinggi jika dibanding tahun lalu, sebesar Rp5,2 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Prabowo Sebut Lahan KAI Bisa Dimanfaatkan untuk Program 3 Juta Rumah
- KKP Targetkan Indonesia Stop Impor Garam pada 2027
- Pengusaha Rokok Berharap Tidak Ada Kenaikan Cukai Tahun Depan
- Domain dot id Tembus 1,3 Juta Pengguna, Buka Peluang Ekonomi Baru
- Harga Minyak Mentah RI, Agustus Turun Jadi 66,07 dolar AS per barel
Advertisement
Advertisement

Pemkab Boyolali Bangun Pedestrian Mirip Kawasan Malioboro Jogja
Advertisement
Berita Populer
- Impor Komoditas Etanol Akan Dibatasi, Ini Tujuannya
- Kucuran Rp200 Triliun Himbara Perlu Diimbangi Kemudahan Usaha
- Harga Jual Emas Antam, UBS dan Galeri24 Hari Ini Kompak Naik
- Jelang Merger, Pelita Air Buka Rute Singapura-Jakarta Kelas Premium
- Kendalikan Konsumsi, Ekonom UGM Usul Cukai Rokok Sebaiknya Naik
- Harga Pangan Hari Ini: Beras Medium, Bawang, hingga Cabai Turun
- Kadin: Renovasi 500 Rumah Layak Huni Ditarget Selesai April 2025
Advertisement
Advertisement