Iklan Konvensional Bermigrasi ke Digital, Bagaimana kondisi di Jogja?
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Persatuan Perusahaan Periklanan (P3I) Jogja menilai tren iklan digital di Jogja semakin tinggi persentasenya.
“Peningkatan persentase terbesar di online, tetapi masih dibawah iklan tv, media audio visual. Namun beberapa daerah sudah lebih tinggi dari iklan media cetak. Termasuk di DIY sekarang mayoritas buzzer online iklan digital, baik brand nasional maupun lokal,” ucap Ketua P3I Jogja, Arief Budiman, Jumat (21/6).
Advertisement
Perusahaan atau brand yang mulai beralih ke iklan digital itu paling banyak didominasi yang menyasar pasar anak muda yang melek teknologi, generasi milenial. Perusahaan-perusahaan tersebut mulai mengalihkan biaya beriklan di media konvensional ke online. “Jadi memang tren naik [iklan digital] pasti juga akan terus naik,” ujarnya.
Arief mengungkapkan jika dibanding daerah lain Jogja memang menjadi salah satu yang paling cepat migrasi dari konvensional ke digital. Cepatnya peralihan tersebut didorong karena mayoritas di Jogja banyak pelajar, mahasiswa yang deat dengan komunikasi online. Selain juga semua infrastruktur telah 4G. “Migrasi sudah 80 persen-90 persen sudah [Revolusi Industri] 4.0,” ucapnya.
Karena itu, agar tidak tertinggal atau tutup, menurut Arief perusahaan periklanan harus bisa mengikuti perkembangan yang ada. “Satu-satunya cara menyesuaikan, karena zaman enggak bisa balik lagi, iklan luar ruang, radio enggak bisa. Radio sudah sunset masalahnya kalau udah sunset harus ketemu malam baru pagi lagi,” ucapnya.
Ia juga mencontohkan perusahaan periklannya yang juga bisa mem-branding menyesuaikan kemajuan-kemajuan yang ada. Seperti halnya saat ini adanya fenomena big data, harus juga dipahami.
Sebelumnya, Head of Consumer PT Google Indonesia, Fibriyani Elastria, mengatakan tren periklanan digital di Indonesia diperkirakan bakal meningkat dalam beberapa tahun ke depan.
Peningkatan tersebut dipengaruhi oleh kesadaran brand lokal untuk go digital yang semakin besar. Menurutnya, hal tersebut dapat dilihat dari semakin meluasnya para pengguna Internet di Indonesia yang tidak lagi hanya tersebar di kota-kota besar, tetapi juga kota-kota kecil.
“Kalau kita lihat trennya, pengguna Internet sudah tidak hanya terpusat di kota-kota besar, tetapi juga ke kota-kota kecil. Seperti misalnya Kekeyi, akun Youtube make up balon asal Nganjuk [Jawa Timur]. Akun tersebut kini sudah fenomenal di Youtube dengan jumlah subscriber mencapai angka ratusan ribu dalam waktu singkat,” ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Ribuan Orang Teken Petisi Tolak PPN 12 Persen
- Harga Emas Antam Hari Ini 20 November Naik Signifikan, Rp1.498 Juta per Gram
- Garuda Indonesia Dukung Rencana Pemerintah Turunkan Harga Tiket Pesawat
- Dampak Aksi Boikot 47 Gerai KFC Tutup, 17 Restoran Pizza Hut Berhenti Beroperasi
- Harga Emas Antam Hari Ini 18 November 2024 Naik Signifikan, Rp1.476 Juta per Gram.
Advertisement
Spanduk Tolak Politik Uang Ramai di Sleman Jelang Pilkada 2024
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Kiprahnya Diakui Hingga Internasional, Contact Center PLN Site Semarang Siap Layani Masyarakat Jelang Nataru
- OJK DIY: Ada 7 Alasan Pelajar dan Mahasiswa Mudah Terjerat Judi Online
- Penurunan BI Rate Tak Serta Merta Turunkan Bunga Kredit, Ini Penjelasan BI DIY..
- UMP 2025 Belum Juga Ditetapkan, Ini Dia Besaran UMP 2024 di Setiap Provinsi
- Tercapai 100%, Pendapatan Negara dari Deviden BUMN Tembus Rp85,5 Triliun Tahun Ini
- Boikot Belanja Barang akibat PPN 12%, Begini Respons DJP DIY
- Berencana Tutup 13 Gerai Sepanjang 2024, Begini Perjalanan Matahari Dept. Store di Indonesia
Advertisement
Advertisement