Advertisement
Kolaborasikan Gaya Hidup untuk Gaet Wisatawan
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Dinas Pariwisata DIY tengah menggencarkan kolaborasi gaya hidup untuk menarik wisatawan ke DIY. Kolaborasi gaya hidup seperti olahraga, musik, dan wisata menjadi atraksi tersendiri yang mampu memikat pelancong.
Kepala Dinas Pariwisata DIY Singgih Raharja mengatakan olahraga kini tak hanya menjadi gerak tubuh, tetapi sudah menjadi gaya hidup. Begitu pula musik dan berwisata. Kegiatan-kegiatan itu menjadi bagian dari gengsi. "Perkembangan sport tourism terus didorong. Event-event besar seperti Mandiri Jogja Marathon, Sleman Temple Run, terus didukung dan respons masyarakat luar biasa," kata dia ketika dihubungi Harian Jogja, Selasa (30/7).
Advertisement
Ia menyebutkan kegiatan tersebut disebut gaya hidup lantaran ada penggabungan dua atau tiga kepentingan. Ia mencontohkan kegiatan olahraga bersepeda yang dikemas menjadi event sport tourism menjadi bagian gaya hidup itu sendiri. Begitu pula dengan event lari yang melalui candi-candi yang merupakan penggabungan olahraga dengan heritage. "Contoh lain adalah pertunjukan musik yang digelar di lokasi wisata seperti Gunung Api Purba Nglanggeran, Gungkidul dan di dalam hutan pinus Mangunan, Bantul. Itu penggabungan musik dan destinasi. Di Nglanggeran mampu menarik 2.300 penonton. Luar biasa," kata dia.
Ia menyebutkan pengembangan wisata kini merambah ke ranah kolaborasi tersebut. Hal itu dipercaya mampu menambah daya tarik. "Kalau bersepeda sudah biasa, tetapi kalau melewati rute destinasi wisata itu jadi event yang bagus. Event musik juga sama. Kalau digelar di gedung pertunjukan sudah biasa, kalau di hutan pinus baru luar biasa," terang dia.
Kolaborasi ini diharapkan mampu mendorong pencapaian target kunjungan wisatawan dan spending money dari wisatawan. Pada 2019, ditargetkan ada kunjungan enam juta wisatawan yang terdiri dari 5,5 juta wisatawan nusantara dan 500.000 wisatawan mancanegara. "Kalau ada event yang bagus lama tinggal mereka akan bertambah. Atraksi budaya malam hari juga bisa menambah lama menginap dan spending money wisatawan," tutur dia.
Dinas Pariwisata DIY pun akan menggarap potensi dari gaya hidup ini. Menurutnya, saat ini masyarakat cenderung mencari sesuatu yang unik.
Potensi YIA
Singgih mengatakan atraksi wisata yang semakin beragam juga untuk menangkap potensi yang akan timbul dengan beroperasinya Yogyakarta International Airport (YIA) di Kulonprogo. YIA digadang-gadang menjadi hub yang bisa mengurangi volume di Bandara Changi Singapura dan Ngurah Rai Bali. "Kami harapkan itu. Kita optimistis untuk kemudian di sisi jumlah wisatawan mancanegara akan bertambah. Pergerakan ekonomi juga tambah lagi," kata dia.
Singgih menuturkan kultur di DIY masih menjad daya tarik luar biasa dan menjadi kekuatan untuk mendongkrak jumlah kunjungan. Hal ini tidak bisa digeser oleh daerah lain. "Kalau bicara nature ada kultur juga. Sebuah destinasi yang merupakan nature kalau enggak ada kultur akan sama dengan destinasi lain. Kultur jadi roh," kata dia.
Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Kementerian Pariwisata Rizki Handayani Mustafa sempat menyinggung pentingnya positioning DIY untuk destinasi wisata. "Kamboja, Vietnam, dan Myanmar ada yang dikaitkan dengan heritage seperti candi. Ini yang bisa kita jual ke Asia Tenggara. Jadi, bagaimana DIY ini mau mem-positioning destinasi wisata," kata dia.
Peningkatan SDM
Terkait dengan peningkatan sumber daya manusia (SDM), pakar ekonomi UGM, Eko Suwardi mendorong kurikulum Balai Latihan Kerja (BLK) harus diperbarui sesuai dengan perkembangan zaman.
“Kalau belum update harus di-update, bisa ditambah atau dimodifikasi agar dapat membekali keterampilan-keterampilan yang sesuai dengan kebutuhan tenaga kerja pada era sekarang dan mendatang,” ucap Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UGM itu).
Menurut dia, pembekalan yang dapat diberikan seperti keterampilan untuk penggunaan teknologi informasi secara baik dan manfaat. Juga perlu memperhatikan tren life style orang untuk berwisata. Apalagi, kata dia, pariwisata di Jogja sangat potensial. “Maka keterampilan hospitality, bahasa, pemandu wisata, kuliner yang baik dan sehat,” katanya.
Eko menilai BLK cukup membantu untuk mengurangi angka pengangguran dan meningkatan derajat ekonomi masyarakat sehingga BLK harus terus diperbarui menyesuaikan perkembangan kebutuhan lapangan kerja. Ia percaya pengelola dari BLK telah siap untuk penyesuaian.
Sebelumnya, Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) DIY, Andung Prihadi Santosa mengungkapkan saat ini pelatihan-pelatihan dan materi di BLK masih bersifat konvensional. “Belum ke digital. Konvensional tetap karena jumlah tingkat nasional saja yang lulusan SD dan DIY masih tinggi penganggurannya. Jadi belum memungkinkan untuk yang ke programming dan semacamnya,” kata Andung.
Dia mengatakan pelatihan-pelatihan saat ini masih didominasi pada sektor yang bersifat pada karya, kewirausahaan, kemudian seperti las, lalu dibidang garmen, perhotelan. Beberapa juga mengikuti perkembangan dan kondisi yang ada. Seperti di Kulonprogo, diberikan pelatihan untuk mendukung keberadaan bandara.
Untuk materi yang mengarah ke Revolusi Industri 4.0 menurutnya saat ini tengah dipersiapkan oleh Kementrian. Kesiapan tersebut juga tidak mudah, lantaran perlu menjadi perhatian mulai dari materi, dan kemampuan instruktur sendiri.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Semarakkan Solo Raya Great Sale 2025, Ada Diskon Tarif Kereta Api 10 Persen, Ini Daftarnya
- Penuhi Syarat Keselamatan Terbang, Garuda Indonesia Buka Lagi Rute Jakarta-Doha
- Kecurangan Beras Rugikan Konsumen Rp99,35 Triliun harus Ditindak
- Harga Bawang Merah Masih Tinggi di Level Rp42.528 per Kilogram
- Shopee Tambah Beban Baru Biaya Transaksi untuk Seller
Advertisement

Jembatan Pandansimo Baru, Menanti Uji Kelayakan sebelum Resmi Dibuka
Advertisement

Kampung Wisata Bisa Jadi Referensi Kunjungan Saat Liburan Sekolah
Advertisement
Berita Populer
- Ini Daftar Tarif Listrik PLN Mulai 1 Juli 2025
- Barsa City Yogyakarta Resmikan HQ dan Unit Baru Tipe Studio
- Harga Emas Antam Hari Ini 30 Juni 2025 Turun Drastis, Rp1,88 Juta per Gram
- 30.000 Pekerja Terkena PHK hingga Juni 2025, Begini Langkah Pemerintah
- Hingga Mei 2025, Realisasi Belanja APBN di DIY Mencapai Rp7,26 Triliun
- Harga Bawang Merah dan Cabai Hari Ini 30 Juni 2024 Turun
- Permudah Perizinan Usaha, Pemerintah Terbitkan PP 28/2025 dan Wajibkan Semua K/L Masuk OSS-RBA
Advertisement
Advertisement