Advertisement

Begini Dampak Kehadiran Waskita terhadap Peta Industri Jalan Tol

Rivki Maulana
Senin, 12 Agustus 2019 - 10:17 WIB
Bernadheta Dian Saraswati
Begini Dampak Kehadiran Waskita terhadap Peta Industri Jalan Tol Pengendara melintas di ruas jalan tol Solo-Ngawi, Karanganyar, Jawa Tengah, Senin (27/11). - ANTARA/Mohammad Ayudha

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTA - Sepak terjang PT Waskita Toll Road turut mengubah banyak peta industri jalan tol di Indonesia kendati baru seumur jagung.

Walaupun tidak menjadi pemegang konsesi ruas tol nomor wahid, kehadiran anak perusahaan PT Waskita Karya Tbk. menjadi pelopor dalam model bisnis pengembangan jalan bebas hambatan di Tanah Air.

Advertisement

Direktur Human Capital Management PT Waskita Karya Tbk. (WSKT) Hadjar Seti Aji mengatakan bahwa langkah perseroan terjun ke bisnis jalan tol merupakan bagian dari tranformasi perseroan.

Ekspansi itu sekaligus menjadi tonggak baru karena perseroan tak lagi berkiprah sebagai kontraktor. Lewat akuisisi saham di banyak perusahaan jalan tol, Waskita Karya telah menjelma sebagai investor cum (juga) operator.

"Sekarang kami masuk pada fase ketiga, kami bangun, operate, lalu divest. Pola bisnis kami [di jalan tol] akan seperti itu, menjadi developer infrastruktur," kata Hadjar menjawan pertanyaan Bisnis, Senin (5/8/2019).

Model bisnis tersebut, lanjut Hadjar, tak berarti membuat portofolio jalan tol habis dilego sehingga tidak menyisakan sepeser pun saham.

Waskita bakal tetap memegang beberapa ruas sebagai sumber pendapatan berkelanjutan. Selain itu, aset jalan tol juga menjadi nilai tambah bagi bisnis sampingan lain, yakni real estat.

Bagi regulator, rencana divestasi saham oleh Waskita Toll Road di dua perusahaan jalan tol menjadi sinyal industri jalan tol kian menarik.

Kepala Badan Pengatur Jalan Tol Danang Parikesit mengestimasi dalam 5 tahun ke depan aksi jual beli saham perusahaan tol bakal marak seiring jumlah jalan tol operasi yang semakin bertambah.

Sejak Januari 2017 s.d. Mei 2019, sedikitnya ada pengalihan saham di 11 perusahaan jalan tol dengan melibatkan tujuh investor. Aksi korporasi itu bernilai Rp14,57 triliun dan 11 ruas telah beroperasi penuh antara 1-9 tahun.

"Dalam lima tahun ke depan akan banyak corporate action karena [industri jalan tol] cukup mature ya. Investor bisa akuisisi langsung maupun corporate action di bursa," kata Danang.

Terlepas dari proses divestasi yang masih berlangsung, konsesi baru bakal digenggam Waskita Toll Road dalam waktu dekat.

BPJT telah membuka tahap prakualifikasi pengusahaan jembatan tol Balikpapan—Penajam Paser Utara. Ruas ini merupakan prakarsa dari PT Tol Teluk Balikpapan (TTB), anak usaha Waskita Toll Road. "Masih proses lelang, tapi memang sudah ditunjuk sebagai prakarsa yang punya hak right to match," ujar Dirut PT Waskita Toll Road Herwidiakto.

Right to match atau hak menyamakan penawaran merupakan keistimewaan yang diberikan kepada pemrakarsa. Pemberian hak ini diatur dalam Peraturan Presiden No. 38 Tahun 2015 tentang Kerja Sama Pemerintah dengan Badan Usaha dalam Penyediaan Infrastruktur. Boleh dibilang pemrakarsa memiliki kans sangat besar untuk memenangkan lelang.

Di luar proyek itu, Waskita Toll Road memiliki peluang menambah konsesi bersama PT Jasa Marga Tbk.

Kedua perusahaan terlibat dalam pengajuan prakarsa Tomang—Pluit—Bandara Soekarno Hatta (22 kilometer) Demak—Tuban—Gresik (236 kilometer).

Jalan untuk mendapatkan persetujuan prakarsa memang agak panjang. Namun, Waskita Toll Road sedikitnya menabung peluang untuk mendapat konsesi baru. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : bisnis.com

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Jumlah TPS Pilkada Bantul 2024 Diperkirakan Menyusut Dibanding Pemilu, Ini Alasannya

Bantul
| Kamis, 18 April 2024, 08:47 WIB

Advertisement

alt

Sambut Lebaran 2024, Taman Pintar Tambah Wahana Baru

Wisata
| Minggu, 07 April 2024, 22:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement