Advertisement
Industri Furnitur Masih Perlu Didorong
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Produk furnitur dalam negeri mesti didorong lagi lantaran saat ini ekspor produk dalam negeri belum banyak.
Sekretaris Jenderal Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI), Abdul Sobur melihat data global sebenarnya market untuk furnitur besar. Namun, Indonesia belum maksimal mengambil peluang tersebut. Justru China, Vietnam dan India berkembangan pesat. “Kenapa dengan jumlah penduduk yang juga besar. Potensi pohon terbesar ke tiga sedunia tidak bisa memanfaatkan peluang itu. Justru impor meningkat,” kata Abdul, di Grand Dafam Rohan, Kamis (22/8) malam.
Advertisement
Berdasarkan data yang diolah HIMKI dari Badan Pusat Statistik (BPS), diketahui angka Impor produk mebel dalam beberapa waktu terakhir memang mengalami peningkatan. Pada 2015 yaitu US$355 juta [Rp5,04 triliun], pada 2016 meningkat menjadi US$367 juta [Rp5,21 triliun], pada 2017 menjadi US$471 juta [Rp6,6 triliun] dan pada 2018 menjadi US$564 juta [Rp8,01 triliun].
Meski ekspor juga mengalami peningkatan dalam tiga tahun terakhir pada 2016 US$1.546 juta [Rp21,9 triliun], lalu 2017 sebesar US$1.629 juta [Rp23,1 triliun] dan 2018 menjadi US$1.697 juta [Rp24,1 triliun]. Namun dirasanya perlu didongkrak lagi, melihat potensi yang ada.
Salah satu yang perlu diperhatikan yaitu kecukupan suplai bahan baku utama. Seluruh bahan baku terutama kayu dan rotan untuk industri mebel dan kerajinan nasional tercukupi dalam jangka pendek, menengah, dan jangka panjang dengan merealisasikan konsep hilirisasi sesuai Undang-Undang Industri No.3 Pasal 32/2014. “Kami merekomendasikan pertama Kepres atau regulasi mewajibkan penanaman kayu perkakas bagi HPH [Hak Pengusahaan Hutan], Kedua mempertahankan regulasi stop ekspor bahan baku,” katanya.
Kemudian ketiga, rekomendasi mengurangi luas penampang kayu olahan yang bisa diekspor dari eksisting saat ini. Keempat,penghapusan mandatory Sistem Verifikasi dan Legalitas Kayu (SVLK), karena tidak sesuai semangat membangun pertumbuhan industri berbasis kayu di hilir.
General Manager PT Wahana Kemalaniaga Makmur, Sofianto Widjaja untuk mendorong industri furniture akan diadakan pameran International Furniture Manufacturing Components (IFMAC 2019), di Jakarta International Expo (JIEXPO), Kemayoran Jakarta, Rabu (9/10) – Sabtu (12/10).
“IFMAC berperan sebagai platform tepat bagi para pemain industri manufaktur furnitur untuk memperkuat pijakan mereka di industri furniture Indonesia yang semakin berkembang,” kata Sofianto.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Kadin DIY: Pelemahan Rupiah Dongkrak Ekspor Bagi yang Bahan Bakunya Lokal
- Pakar UGM Sebut Anjloknya Rupiah karena Faktor Global
- Menparekraf: Pulau Bali Belum Overtourism tapi Bali Selatan Terlihat Padat
- Satgas Pemberantasan Keuangan Ilegal Blokir 585 Situs Pinjol Ilegal
- Melemahnya Rupiah Tidak Lantas Mendorong Naiknya Kunjungan Wisman ke DIY
Advertisement
Wanita Berkebaya Gelar Aksi dengan Mata Tertutup di Tugu Jogja, Merespons Jelang Pembacaan Putusan MK
Advertisement
Pengunjung Kopi Klotok Membeludak Saat Libur Lebaran, Antrean Mengular sampai 20 Meter
Advertisement
Berita Populer
- Usai Libur Lebaran, Harga Cabai, Daging, Bawang Merah dan Gula Kompak Naik
- INNSiDE Yogyakarta Umumkan Pemenang Grand Prize Bu Iin
- Antisipasi Perang Iran Israel, Program Gas Murah Bakal Dilanjutkan
- PT KAI Sebut KA Joglosemarkerto Jadi Favorit saat Libur Lebaran
- Nilai Tukar Rupiah Remuk, Ini Langkah Menteri Keuangan Sri Mulyani Selamatkan Ekonomi
- Menparekraf: Pulau Bali Belum Overtourism tapi Bali Selatan Terlihat Padat
- Mark Zuckerberg Jadi Orang Terkaya Ke-3 di Dunia, Kalahkan Elon Musk
Advertisement
Advertisement