Advertisement

Promo Desember

Menjaga Kelestarian Wastra

Kusnul Isti Qomah
Sabtu, 21 September 2019 - 09:22 WIB
Mediani Dyah Natalia
Menjaga Kelestarian Wastra GKBRAA Paku Alam X (pegang mik) dalam jumpa pers 7th Asean Traditional Textile Simposium di RKB BRI, Jogja, Kamis (19/9)./ Harian Jogja - Kusnul Isti Qomah

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA—Kelestarian wastra baik di Indonesia maupun di negara-negara ASEAN harus dilestarikan. Namun, seiring perkembangan zaman, semakin banyak yang harus dihadapi.

Presiden Traditional Textile Arts Society of South East Asia (TTASSEA) GKBRAA Paku Alam X mengungkapkan kecintaan terhadap wastra harus dilestarikan. Hal itu bisa dimulai dengan mengenal wastra terlebih dahulu. "Kalau enggak kenal, maka enggak sayang. Tantangannya memang berat untuk wastra apalagi dengan perubahan zaman. Kami mengajak meskipun kita tetap merangkul perubahan, tetapi kita harus menjaga kelestarian wastra," ujar dia seusai jumpa pers 7th Asean Traditional Textile Simposium di RKB BRI, Jogja, Kamis (19/9).

Advertisement

Ia mengungkapkan produk handmade wastra selalu mendapatkan tempat di hati masyarakat karena memang lebih baik. Namun, saat ini gempuran produk pabrikan cukup mengancam dan harus dihadapi.

"Mari kita mencintai produk wastra. Produksinya sebetulunya lebih tinggi tetapi tantangan terlalu banyak karena ada gempuran pabrikan. Misal songket ada pabrikan juga dan harga juga murah. Makanya mari kita kenal dulu wastra Indonesia dan ASEAN sehingga kita mencintai wastra tersebut," kata dia.

Ia mengungkapkan perajin wastra di negara lain di Asia Tenggara sangat bangga dengan kain yang dihasilkan. Mereka sangat percaya kain yang dihasilkan adalah unik dan terbaik. Sikap seperti itu yakni bangga terhadap wastra sendiri harus dimiliki juga oleh perajin wastra di Indinesia, khususnya di Jogja

"Menurut saya, persoalan di sini karena banyaknya kain yang khas sehingga enggak fokus mana yang mau ditonjolkan. Ya batik, tenun, lurik. Saya rasa harus fokus. Jogja ini memiliki gelar kota batik dunia, jadi batiklah yang harus ditonjolkan," kata dia.

Salah satu upaya untuk melestarikan wastra yakni dengan menggelar 7th Asean Traditional Textile Simposium. Perhelatan kali ini digelar di Royal Ambarrukmo Yogyakarta, Sleman, 4-8 November 2019.

7th Asean Traditional Textile Simposium merupakan simposium dan ekspo dua tahunan bagi ahli tekstil negara ASEAN. Kegiatan ini digelar TTASSEA yang bergerak di bidang pelestarian wastra di Asia Tenggara. Simposium ini digelar untuk memajukan pengetahuan ilmiah tekstil tradisional dalam hal materi, motif, dan teknik. Untuk pertama kalinya, DIY menjadi tuan rumah.

Selain simposium, akan ada pula kegiatan pendukung seperti pameran wastra dan kain tradisional negara-negara di ASEAN, kompetisi fotografi, kompetisi kerajinan wastra, study tour bagi peserta simposium, dan workshop batik. Adapun pameran bersifat terbuka untuk umum yang ingin lebih mengenal wastra dan kain tradisional. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Advertisement

alt

Jelang Libur Natal dan Tahun Baru, Dishub Sleman Masih Temukan Jip Wisata Tak Layak Jalan

Sleman
| Minggu, 22 Desember 2024, 20:37 WIB

Advertisement

alt

Kedai Rukun, Kesederhanaan Justru Jadi Andalan

Wisata
| Sabtu, 21 Desember 2024, 13:07 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement