Advertisement
BBKKP Jembatani Tenant dan Calon Mitra

Advertisement
Harianjogja.com, BANTUL—Guna mengembangkan kelembagaan inkubator, Pusat Inkubasi Bisnis Teknologi Balai Besar Kulit, Karet dan Plastik (PIBT BBKKP) menyelenggarakan Focus Group Discussion (FGD) dan Business Matching di Grand Dafam Rohan Yogyakarta, Bantul, Kamis-Jumat (3-4/10).
Kegiatan ini dihadiri 60 pemangku kepentingan dari Kemenristekdikti, asosiasi industri, institusi pendidikan, perbankan, media, konsultan bisnis, dan mitra lain yang menjadi calon mitra PIBT BBKKP. Agenda di hari pertama, Kamis (3/10) adalah FGD yang menjadi ajang berdiskusi tentang upaya mengoptimalkan peran PIBT BBKKP dalam menjalankan program inkubasi bisnis berbasiskan teknologi, serta mendampingi dan memfasilitasi tenant dalam mengembangkan usahanya. Selanjutnya di hari kedua, Jumat (04/10) diselenggarakan Business Matching.
Advertisement
Kepala BBKKP Agus Kuntoro menyampaikan Business Matching diharapkan bisa menjadi ajang yang mempertemukan dan menjembatani tenant dengan calon mitra sehingga antara keduanya dapat saling bersinergi dan berkolaborasi. Mitra PIBT BBKKP merupakan individu, perusahaan, atau lembaga keuangan yang akan bersinergi dan berkolaborasi dengan tenant yang membutuhkan modal pengembangan, pengembangan pasar dan manajemen, serta bantuan teknologi.
“Kegiatan Business Matching juga menjadi panggung bagi tenant untuk mempresentasikan inovasi produknya di hadapan calon mitra sehingga output yang diharapkan dari business matching yaitu terjadinya kesepakatan kerja sama antara kedua belah pihak [tenant dan mitra] dapat terwujud,” ujar dia dalam pembukaan FGD dan Business Matching di Grand Dafam Rohan Yogyakarta, Bantul, Kamis (3/10) .
Presentasi pada Business Matching disampaikan 14 tenant yang memiliki berbagai macam inovasi. Inovasi produk tenant tersebut di antaranya adalah proses penyamakan kulit ramah lingkungan, proses pewarnaan kulit dengan zat pewarna alam, metode rapid tanning process dan teknik water printing pada bahan kulit.
Pemanfaatan Teknologi
Kepala Bidang Industri Tekstil & Elektronika Puslitbank IKFTLMATE, Kemenperin Welldian Saragih mengaku sangat menyambut baik FGD ini karena menjadi wadah untuk meningkatkan dan membangun jaringan antara akademisi, pelaku bisnis, pemerintah, asosiasi, dan komunitas. “Apalagi saat ini memasuki era Revolusi Industri 4.0 di mana secara global dilakukan sistem industri berbasis digital,” kata dia.
Ia mengungkapkan pengembangkan industri ditandai dengan meningkatnya ketersambungan antara manusia, mesin, dan sumber daya industri yang didorong teknologi informasi generasi lanjut ataupun manufaktur maju. Hal ini semakin mengaburkan batas dunia fisik dan digital, antara industri manufaktur dan jasa industri. “Karena itu penguasaan teknologi industri modern jadi prioritas utama untuk menyesuaikan diri dengan perkembangan itu,” kata dia.
Ia mengatakan Indonesia merupakan bagian dari rantai nilai industri global. Karena itu, perlu disusun strategi untuk menentukan langkah mitigasi dan adaptasi terhadap perubahan sistem industri tersebut. Hal ini juga memberikan tantangan untuk memaksimalkan pemanfaatan teknologi dan mencegah penurunan daya saing di pasar industri tingkat global.
Menurutnya, fenomena Revolusi Industri 4.0 memberikan peluang untuk merevitalisasi sektor manufaktur, mempertajam bangsa untuk mencapai aspirasi besar sesuai semangat Revolusi Industri 4.0. Aspirasi ini menuntut semua pemangku kepentingan untuk membawa Indonesia menjadi 10 besar ekonomi dunia pada 2030. “Selain itu, diharapkan mampu mengembalikan angka ekspor nett ke 10 persen atau naik 13 kali lipat dari kondisi saat ini yang sebesar 0,8 persen. Diharapkan pula untuk meningkatkan produkivitas tenaga kerja sebesar dua kali lipat dari peningkatan biaya tenaga kerja. Setidaknya dua persen dari GDP bisa dialokasian ke dalam teknologi dan inovasi,” jelas dia.
Untuk meningkatkan daya saing industri nasional yang dibutuhkan adalah akses dan fasilitas untuk meningkatkan kemampuan penguasaan teknologi intustri tersebut. FGD dan Business Matching ini juga dihadiri Ferry Ramadhan, Kepala Subdirektorat Lembaga Inkubator dan Intermediasi Teknologi, Direktorat Kawasan Sains dan Teknologi dan Lembaga Penunjang Lainnya, Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi dan Kepala Divisi Program Inkubasi PIBT BBKKP Hardjaka.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Masuk Indonesia, Minuman Beralkohol dan Daging Babi Asal Amerika Serikat Tetap Kena Tarif Impor
- Ribut-Ribut Beras Oplosan, Kemendag Minta Produsen Tarik Beras dari Peredaran
- 10 Besar Produk Ekspor Nonmigas AS ke Indonesia yang Kini Dipatok Tarif 0 Persen
- Harga Emas Galeri24 dan UBS di Pegadaian Hari Ini, Mulai Rp996.000
- Bersiap Impor Minyak dari Amerika Serikat, Pertamina Minta Dukungan Aturan dari Pemerintah
Advertisement

Nelayan KulonprogoButuh SPBU Khusus untuk Meringankan Ongkos Produksi
Advertisement

Taman Kyai Langgeng Magelang Kini Sediakan Wisata Jeep untuk Berpetualang
Advertisement
Berita Populer
- Harga Emas Galeri24 dan UBS di Pegadaian Hari Ini, Mulai Rp996.000
- 10 Besar Produk Ekspor Nonmigas AS ke Indonesia yang Kini Dipatok Tarif 0 Persen
- Konsumsi Pertalite di Jawa Tengah dan DIY Turun 6 Persen
- Ribut-Ribut Beras Oplosan, Kemendag Minta Produsen Tarik Beras dari Peredaran
- Masuk Indonesia, Minuman Beralkohol dan Daging Babi Asal Amerika Serikat Tetap Kena Tarif Impor
- eL Hotel Yogyakarta - Malioboro Raih Penghargaan The Top 10% of Hotels Worldwide dalam Tripadvisor Travelers Choice Award 2025
Advertisement
Advertisement