Advertisement
Belanja Busana Muslim Capai Rp300 Triliun per Tahun
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA – Indonesia membelanjakan sekitar US$20 miliar per tahun atau sekitar Rp300 triliun untuk busana muslim.
Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Destry Damayanti mengungkapkan potensi pasar fesyen muslim masih terbuka lebar, akan tetapi kompetisi lokal maupun global juga semakin ketat. Maka, pelaku fesyen nasional harus mampu menangkap perubahan, berkreativitas dan berinovasi, meningkatkan produktivitas serta memperkuat brand sehingga mampu memenangkan pasar lokal maupun global.
Advertisement
Menurut Thomson Reuters, pangsa pasar ekonomi Islam diperkirakan terus tumbuh hingga US$3.007 miliar pada 2023. Adapun jumlah penduduk muslim dunia yang mencapai 1,8 miliar jiwa atau 24% dari populasi global, dan pesatnya populasi generasi muslim milenial juga turut mempengaruhi prospek dan tren fesyen muslim ke depan.
“Indonesia merupakan konsumen busana muslim terbesar ketiga di dunia yang menghabiskan sebesar US$20 miliar atau sekitar Rp300 triliun. Maka produk fesyen muslim Indonesia potensial sebagai komoditi untuk mengintegrasikan kerja sama internasional dan menjadikan Indonesia sebagai pusat industri halal global,” ungkapnya di Jakarta, Kamis (14/11/2019).
Dia mengungkapkan bahwa kondisi tersebut sejalan dengan target yang dicanangkan oleh pemerintah dalam mewujudkan Indonesia sebagai pusat fesyen muslim dunia. Dengan target untuk memasarkan produk busana muslim Indonesia ke skala global, Bank Indonesia bersinergi dengan Indonesian Fashion Chamber (IFC) dan Indonesia Halal Lifestyle Centre (IHLC).
National Chairman Indonesian Fashion Chamber (IFC), Ali Charisma menuturkan bahwa industri fesyen muslim Indonesia telah mengalami peningkatan yang signifikan yang juga menawarkan keragaman konten lokal yang tidak dimiliki oleh negara lain sehingga menjadi potensi dan nilai tambah untuk dipasarkan ke skala global dan menciptakan citra bahwa Indonesia telah bersiap sebagai pusat industri halal global.
Menurut Ali, sinergi antara BI, IFC, dan IHLC akan menciptakan kekuatan dan pengaruh cukup besar dalam ekonomi keuangan syariah tingkat nasional maupun internasional dan pada akhirnya dapat mewujudkan Indonesia sebagai kiblat fesyen muslim dunia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis Indonesia
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Domain dot id Tembus 1,3 Juta Pengguna, Buka Peluang Ekonomi Baru
- Harga Minyak Mentah RI, Agustus Turun Jadi 66,07 dolar AS per barel
- Jadwal Bus Damri Jogja Semarang Hari Ini 15 September 2025
- Ini Rencana Penyaluran Kedit BBNI Saat Kantongi Rp55 Triliun Dana Pemerintah
- Pendiri Wings Group, Harjo Sutanto Meninggal Dunia
Advertisement

KAI Service Buka 250 Lowongan Kerja, dari Pramugari hingga Security
Advertisement

Pemkab Boyolali Bangun Pedestrian Mirip Kawasan Malioboro Jogja
Advertisement
Berita Populer
- Isu Merger dengan Garuda Mencuat, Ini Respons Dirut Pelita Air
- BI Rate Turun, OJK Imbau Bank Sesuaikan Tingkat Bunga Bertahap
- Jadwal Bus Damri Jogja Semarang Hari Ini 15 September 2025
- Cek Harga Emas Hari Ini, Antam, UBS dan Galeri24, 15 September 2025
- Harga Minyak Mentah RI, Agustus Turun Jadi 66,07 dolar AS per barel
- Hingga Juli 2025, Utang Luar Negeri Indonesia Capai Rp7.089 Triliun
- Pekerja Bisa Nikmati Relaksasi Bunga KPR Lewat BPJS Ketenagakerjaan
Advertisement
Advertisement