Advertisement
Erick Thohir Akan Perbesar Dana CSR BUMN untuk Pendidikan
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA - Kebijakan baru kembali diungkapkan Menteri BUMN Erick Thohir. Ia mengatakan ingin memfokuskan dana tanggung jawab sosial perusahaan (corporate social responsibility/CSR) perusahaan-perusahaan BUMN ke sektor pendidikan dan lingkungan.
Di sela perhelatan Milenial Fest di Jakarta, Sabtu (14/12/2019), Erick mengaku ingin memperbesar dana CSR BUMN untuk pendidikan yang saat ini sebesar 22 persen menjadi 30 persen, kemudian dana CSR untuk lingkungan yang saat ini sebesar satu persen menjadi lima persen dari total anggaran CSR.
Advertisement
Menurut Erick, pergeseran fokus CSR itu juga sejalan dengan visi misi Presiden Joko Widodo agar pembangunan sejalan dengan kualitas pendidikan dan pelestarian lingkungan.
"Boleh dong menteri yang baru ingin shift [berpindah] lebih pada ke pendidikan, supaya generasi muda Indonesia punya kemampuan yang lebih baik, karena kan sekarang mayoritas penduduk Indonesia lulusan SMP dan SMA," ujar Menteri BUMN.
Meski tidak menyebut jumlahnya, Erick mengatakan anggaran CSR BUMN sangat besar. Hal itu semestinya perlu dioptimalkan dengan menentukan prioritas yang berdampak optimal terhadap negara seperti sektor pendidikan dan lingkungan.
Selain alokasi dana CSR untuk pendidikan dan lingkungan yang masih sedikit, Erick menganggap penyebaran dana CSR juga belum begitu merata ke seluruh Indonesia. Dana CSR lebih banyak terpusat di Jawa, padahal, masyarakat di luar Jawa lebih membutuhkan fasilitas pendidikan dan wawasan lingkungan yang memadai.
Erick juga menyinggung CSR pendidikan oleh BUMN yang selama ini bersifat tidak sinergis dengan ekosistem pendidikan. Menurut dia, BUMN semestinya tidak perlu membangun kampus sendiri, melainkan berkolaborasi dengan kampus yang sudah ada.
"Ngapain BUMN punya sekolah? lebih baik sinergi dengan universitas yang ada. Apakah Pertamina dengan ITB, apakah BRI dengan UGM. Supaya bisa lebih upgrade dosennya juga supaya jadi universitas kelas dunia," ucap Menteri BUMN.
Meski demikian, Erick menekankan bukan berarti kebijakan CSR di Menteri BUMN sebelumnya adalah keliru. Dia hanya ingin menata ulang fokus kebijakan CSR BUMN agar lebih banyak dianggarkan pada sektor-sektor yang memang dibutuhkan oleh masyarakat.
"Ini kami refocus [memfokuskan ulang] saja, bukan berarti salah dan benar, tidak. Karena setiap 10 tahun itu ada terjadi perubahan paradigma baru. Apakah hari ini perusahaan-perusahaan IT seperti zaman dulu, sekarang perusahaan IT itu sudah besar-besar dibandingkan perusahaan yang lain," tukas Erik.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- KAI Daop 6 Fasilitasi Angkutan Motor Gratis Selama Arus Mudik, Catat Cara Daftar dan Syaratnya
- Perpres 19/2024 dan Sinergi Kementerian Bakal Percepat Pengembangan Industri Gim RI
- Aturan Impor dalam Permendag Nomor 36 Ditunda
- Harga Cabai Mahal, Mendag: Indonesia Butuh Sistem Tanam yang Tidak Terpengaruh Cuaca
- Pelaku Industri Sebut Aturan Baru Kripto OJK Wujud Komitmen OJK Kembangkan Teknologi Keuangan RI
Advertisement
Masuk Jalur Cepat Ring Road Utara, Mahasiswa Meninggal Dunia setelah Tabrak Bokong Truk
Advertisement
Ribuan Wisatawan Saksikan Pawai Ogoh-Ogoh Rangkaian Hari Raya Nyepi d Badung Bali
Advertisement
Berita Populer
- Kemiskinan Argentina Kian Menjadi, Warga Berburu Makanan di Tempat Sampah
- Diklaim Usung Performa 3 Kali Lipat Lebih Baik, PS5 Pro Bakal Dirilis Sony Tahun Ini
- Penjaminan Dana Pihak Ketiga Belum Berlaku untuk Pinjol, Begini Penjelasan OJK
- Driver Ojol Wajib Diberi THR, Ini Ketentuan Detailnya
- Dugaan Debitur Fraud hingga Rp2,5 Triliun, LPEI Bakal Ikuti Proses Hukum
- Jika Ada Perusahaan Telat Bayar THR 2024, Ini Sanksinya
- Qwords Academy, Bantu UMKM Terapkan Konsep #GoOnline di Bulan Ramadan
Advertisement
Advertisement