Advertisement
Tiket Bus Lebaran 2020 Bisa Dibeli secara Daring, Jika Tak Terealisasi, Ini Kata Menhub
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA—Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi meminta penjualan tiket bus secara daring harus bisa diimplementasikan paling lambat pada masa angkutan Lebaran 2020. Jika hal ini tidak terealisasi, Budi menginstruksikan pergantian pejabat.
"Saya minta saat [masa angkutan] Lebaran [2020], [penjualan tiket bus secara daring] itu harus terjadi. Kalau enggak, [pejabat terkait] tidak usah jabat di situ lagi," kata Budi, Selasa (17/12).
Advertisement
Dia menambahkan kondisi saat ini terminal sudah banyak yang direvitalisasi. Tinggal manajemen bus yang harus dibenahi dan itu membutuhkan upaya maksimal.
Budi menyebut upaya untuk mewujudkan tiket daring sebenarnya tidak terlalu kompleks. Operator perlu memperbaiki sistem teknologi, peremajaan armada bus, dan penegakan aturan terhadap terminal bayangan.
Pihaknya meminta semua jajaran terkait untuk menertibkan terminal bayangan dan mewujudkan penjualan tiket bus secara daring. "Jika tidak terwujud [pada saat Lebaran 2020], pejabat saya ganti semua," ujarnya.
Menurut dia, seharusnya penjualan tiket secara daring dapat direalisasikan beberapa waktu lalu. Sebab Budi mengaku telah memberikan instruksi ini sejak tiga tahun yang lalu. Karena itu, dia mengaku kecewa
terhadap kinerja jajaran Kementerian Perhubungan yang dianggap telah mengacuhkan instruksinya untuk mewujudkan hal tersebut. "Saya sudah sejak tiga tahun lalu minta kepada semua, dari Dirjen [Perhubungan] Darat, BPTJ [Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek], dan Dinas Perhubungan [DKI Jakarta], minta agar pembeliannya online. Omongan saya dianggap angin lalu saja," kata Budi.
Dia menceritakan pengalamannya saat berkunjung ke Terminal Pulo Gebang untuk menjajal pembelian tiket bus secara daring. Waktu itu, dia memesan tiket dari PO Garuda Mas untuk keberangkatan pukul 11.30 WIB tujuan Majalengka. Akan tetapi, bus yang datang justru dalam kondisi kotor dan tidak ada penumpang. Diduga bus tersebut tidak pernah berangkat dari Pulo Gebang, melainkan terminal gelap.
"Saya masih menghargai, enggak mau teriak-teriak di depan umum, karena ini kan urusan internal," ujarnya.
Pihaknya menginginkan angkutan darat khususnya bus bisa setara dengan kereta yang sudah memiliki manajemen bagus. Di sisi lain, terminal sebagai prasarana juga sudah direvitalisasi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Bisnis Indonesia
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- BI Rate Naik, Ekonom Berharap Bunga KUR Tak Ikut Naik
- Proyek Kereta Cepat Jakarta-Surabaya, Luhut Bentuk Tim Khusus
- Airlangga Nilai Nilai Tukar Rupiah Lebih Baik Dibandingkan Negara Lain
- Nilai Tukar Rupiah Remuk Akibat Konflik Iran-Israel, Ini Proyeksi Ekonom
- Kadin DIY: Pelemahan Rupiah Dongkrak Ekspor Bagi yang Bahan Bakunya Lokal
Advertisement
Advertisement
Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali
Advertisement
Berita Populer
- BI Rate Naik, Ekonom Berharap Bunga KUR Tak Ikut Naik
- IHSG Ditutup Melemah, Ini Tanggapan BEI DIY
- Marvera Gunungkidul, Korban Penipuan Jadi Sumber Penghidupan
- Meraup Berkah dari Rumput Laut dan Tulang Ikan
- Hari Ini Harga Telur Ayam Terpantau Naik hingga Rp31 Ribu per Kilogram
- Per Maret 2024, APBN Surplus Rp8,1 Triliun
- Biaya Pembangunan IKN Mencapai Rp72,1 Triliun dari APBN
Advertisement
Advertisement