Advertisement
Digital Savvy Mulai Geser Transaksi Berbasis Kartu

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA—Tren digital savvy yang semakin banyak mendapat kemudahan bertransaksi secara nontunai mulai menggerus transaksi berbasis kartu.
Secara industri, Bank Indonesia mencatat volume transaksi menggunakan kartu ATM dan ATM + debet pada 2019 tercatat tumbuh 9,67% year on year (yoy), melmambat dibandingkan 2018 yang tumbuh 12,54%. Di sisi lain, nilai transaksi juga turut mengalami perlambatan, dari 11,71% pada 2018 menjadi sebesar 7,01% pada 2019. Perlambatan transaksi tersebut pun dibenarkan oleh salah satu bank milik negara (Himbara), PT bank Negara Indonesia (Persero) Tbk.
Advertisement
Direktur Teknologi Informasi dan Operasi BNI Dadang Setiabudi mengatakan sistem pembayaran menggunakan aplikasi berbasis QR code ataupun NFC (Near Field Communication), saat ini memang sedang marak, baik yang di terbitkan oleh bank maupun perusahaan teknologi finansial (tekfin).
Namun menurutnya, sejauh ini secara persentase porporsi, transaksi berbasis nonkartu masih belum terlalu besar terhadap total transaksi yang berjalan di industri. Sehingga menurut Dadang, dalam satu-dua tahun ke depan, penggunaan kartu masih tetap diandalkan di industri. "Dalam satu hingga dua tahun ke depan kemungkinan besar transaksi masih di dominasi oleh alat pembayaran yang berbasis kartu, baik kartu debit maupun kartu kredit. Hal tersebut diakibatkan karena metode pembayaran yang menggunakan uang elektronik berbasis server memiliki limit dalam transaksi, sehingga untuk transaksi dengan jumlah besar masyarakat masih menggunakan kartu," katanya kepada Jaringan Informasi Bisnis Indonesia (JIBI), Senin (10/2).
Lambat tetapi Tumbuh
Kepala Divisi Product Management BNI Donny Bima juga beranggapan dalam lima tahun terakhir secara industri, transaksi belanja menggunakan kartu debit memang menunjukkan perlambatan meski tetap mencatat pertumbuhan yang positif.
Menurutnya, hal ini tidak dapat dipungkiri karena perlambatan tersebut banyak dipengaruhi oleh berkembang pesatnya alternatif mode pembayaran tanpa uang tunai (cashless) yang sebelumnya terfokus pada transaksi berbasis kartu.
Transaksi berbasis kartu juga terdisrupsi oleh cashless transaction berbasis apps wallet atau dompet digital yang banyak dirilis oleh perusahaan tekfin. Tren cashless ini pun ikut didorong dengan kemudahan pembukaan akun, serta model kampanye yang agresif berbentuk subsidi belanja atau promo, sehingga nasabah jadi memiliki alternatif lain untuk belanja secara nontunai.
"Meski demikian, dengan strategi yang terukur dan fokus untuk menggarap nasabah yang loyal dan logis, pertumbuhan transaksi belanja kartu debit BNI masih bertumbuh dengan angka pertumbuhan yang relatif cukup baik," jelasnya.
Dadang menambahkan perseroan telah mengantisipasi terhadap perlambatan transaksi berbasis kartu tersebut, yakni dengan pengembangan Link Aja, dompet digital hasil kolaborasi Bank Himbara. "Kami sudah persiapkan dengan baik, yaitu dengan kolaborasi Himbara dengan Link Aja. Link Aja ke depan akan menjadi alat pembayaran yang multi fungsi, karena Link Aja akan memaksimalkan fitur pembayarannya menggunakan sumber dana kartu debit dan kartu kredit disamping yang saat ini sudah berlangsung yaitu uang elektronik sebagai sumber dananya," tutur Dadang.
Dengan demikian, dia menambahkan nasabah BNI akan dipermudah dalam bertransaksi tanpa harus menggunakan kartu.
Pengamat keamanan siber dari Communication & Information System Security Research Center (CISSRec) Pratama Persadha berpendapat jika melihat tren saat ini, maka peran mesin Electronic Data Capture (EDC), yang menggunakan alat transaksi berbasis kartu akan teralihkan.
Pratama mencontohkan alat transaksi seperti QR code saat ini sudah mulai digunakan beberapa toko peritel besar sebagai pengganti kartu member. Hal ini secara teknis juga sebenarnya dapat digunakan untuk menggantikan fungsi EDC saat memproses transaksi kartu debit dan kartu kredit.
"Ke depan QRIS akan menggusur EDC. Namun memang untuk saat ini, EDC masih diperlukan karena ada transaksi dengan kartu dan ada juga model QR code yang tidak statis yang dicetak dengan mesin EDC," jelas Pratama.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Bisnis Indonesia
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Ini Upaya OJK DIY Tekan Gap Literasi dan Inklusi Keuangan yang Masih Lebar
- Setoran Dividen BUMN untuk APBN Dialihkan ke Danantara, Kementerian Keuangan Putar Otak
- Nilai Investasi Pabrik Kendaraan Listrik di Indonesia Tembus Rp15,1 Triliun
- Asosiasi E-Commerce Diajak untuk Mencegah Perdagangan Ilegal Satwa Liar
- Serapan Tenaga Kerja DIY Capai 34.950 Orang dalam Setahun
Advertisement

Ini Ketentuan SPMB DIY 2025 Jalur Domisili Pengganti Zonasi, KK Famili Lain Tak Bisa Daftar Sekolah Terdekat
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Libur Waisak 2025, KAI Commuter tambah 4 Perjalanan KRL Jogja Solo
- Libur Panjang Waisak, Asita DIY Sebut DIY dan Jawa Tengah Masih Jadi Favorit Wisatawan
- Ada Diskon Tambah Daya 50 Persen dari PLN, Cek Syaratnya
- Belum Terdampak Tarif Trump, Ekspor DIY Maret 2025 Mencapai 46,33 Juta Dolar AS
- Harga Emas Hari Ini Stabil, Cek di Sini!
- Harga BBM di SPBU Pertamina, Shell, Vivo, dan BP
- Terjadi Lonjakan Arus Balik Libur Waisak, Calon Penumpang Kereta Api Diimbau Berangkat ke Stasiun Lebih Awal
Advertisement