Advertisement
Nyaris Tiarap, Pengusaha Hotel Banting Setir

Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN—Nyaris tiarap terimbas pandemi Covid-19, hotel dan desa wisata beramai-ramai menyiapkan program alternatif. Jumlah tamu yang anjlok memang menuntut mereka untuk tetap kreatif agar roda bisnis tetap berputar.
Pengelola Desa Wisata Tembi Daud Subrata mengatakan sebelum pandemi, desa wisata yang ia kelola mengandalkan keberadaan penginapan dan homestay yang menawarkan suasana perdesaan. Akan tetapi selama pandemi, dia tak menampik pandemi membuat jumlah tamu yang datang anjlok.
Advertisement
Dia mengatakan kunjungan wisatawan ke Tembi anjlok selama pandemi Covid-19 ini. Untuk itu dia berupaya berinovasi menyusun sejumlah program alternatif agar pendapatan ke desa wisata Tembi tetap ada. "Semua kegiatan pariwisata lumpuh total. Maka dari itu, kami inisiasi program-program alternatif seperti katering dan warung-warung kecil," kata dia, kepada Harianjogja.com, Minggu (17/5/2020).
Public Relations Manager Hyatt Regency Yogyakarta, Winda Sukma, mengatakan hotelnya kini tengah menyiapkan sejumlah program untuk mendukung masyarakat agar bisa tetap beraktivitas dengan nyaman di tengah momok pandemi.
“Saat ini kami ada program delivery buka puasa. Lalu Golf Course kami juga masih buka. Kami ngajakin orang untuk bisa olahraga keluar rumah namun tetap menerapkan physical distancing. Tamu juga bisa sekaligus berjemur. Nah, golf adalah olahraga yang memenuhi kriteria itu. Jadi, kami promosikan golf lebih gencar," ujar Winda
Selain itu, imbuh dia, Hyatt juga punya program guna mewadahi pecinta hewan peliharaan anjing di tengah pandemi Covid-19. Program seperti Walk The Dog di Bogeys Teras bisa dinikmati para dog lovers. Program tersebut dibuat karena berangkat dari masyarakat yang khawatir terhadap aspek kesehatan mereka jika jalan-jalan dengan anjingnya di tengah pandemi Covid-19.
Rasa Empati
Meski terpukul akibat pandemi, dia mengaku Hyatt tidak fokus mencari revenue yang tinggi di tengah pandemi Covid-19. Dia sadar betul promo tarif tidak akan berdampak cukup signifikan terhadap kedatangan tamu. Bahkan, promo gila-gilaan menurut dia justru mencitrakan Hyatt kurang memberikan rasa empati kepada masyarakat di tengah adanya pandemi Covid-19 ini.
"Sebenarnya dalam situasi seperti ini tujuan kami bukan cari revenue sebanyak-banyaknya untuk menutupi kurangnya pendapatan, kita justru membuat Hyatt lebih care ke karyawan, tamu, dan community. Jadi, meskipun situasi pandemi, harus tetap jaga kesehatan, bahagia, dan enggak boleh stres," kata dia.
Situasi sulit di tengah pandemi Covid-19 juga memaksa desa wisata Tembi yang berada di Jl. Tembi Km 8,6, Desa Timbulharjo, Sewon, Bantul untuk banting setir. Kunjungan wisatawan ke Tembi nihil selama pandemi Covid-19. Pengelola akhirnya dipaksa untuk memutar otak agar pendapatan tetap ada.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Popularitas Mobil LCGC Merosot, Tak Lagi Terjangkau Kelas Bawah
- Asita DIY Catat Kunjungan Wisata Saat Libur Sekolah Naik 10-15% Dibanding Tahun Lalu
- Harga Emas di Pegadaian Hari Ini Kompak Naik
- Jakarta Fair 2025 Berakhir, Transaksi Sentuh Rp7,3 Triliun
- Airlangga Sebut Tarif Impor AS 32 Persen untuk Indonesia Masih Nego
Advertisement

Sleman Panen 6,3 Hektar Lahan Pertanian Padi Organik Varietas Sembada Merah
Advertisement

Berwisata di Tengah Bediding Saat Udara Dingin, Ini Tips Agar Tetap Sehat
Advertisement
Berita Populer
- Ribuan Dapur Umum Sudah Terbentuk, Pemerintah Antisipasi Defisit Ayam dan Telur
- Harga Emas di Pegadaian Hari Ini Kompak Naik
- Nilai Tukar Rupiah terhadap Dolar AS Hari Ini, Selasa 15 Juli 2025
- Harga Pangan Hari Ini: Cabai Rawit Rp67.171/Kg, Bawang Merah Rp40.943/Kg
- Asita DIY Catat Kunjungan Wisata Saat Libur Sekolah Naik 10-15% Dibanding Tahun Lalu
- Selama Libur Sekolah 1,2 Juta Penumpang Gunakan KA Jarak Jauh di Daop 6 Yogyakarta
- Penjualan LCGC Turun Drastis hingga 50 Persen, Pakar: Akibat Regulasi dan Harga yang Semakin Tinggi
Advertisement
Advertisement