Advertisement
Pandemi Corona, Harga Rumah Bekas Turun hingga 30 Persen

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA — Asosiasi Real Estate Broker Indonesia mencatat penurunan harga rumah bekas yang mencapai 20% hingga 30%.
Lukas Bong, Ketua Umum Asosiasi Real Estate Broker Indonesia (AREBI), mengatakan penurunan harga tersebut salah satunya karena dampak virus Corona pernyebab Covid-19.
Advertisement
"Properti sekunder itu terkoreksi mulai dari 20 persen sampai 30 persenan. Mungkin ada yang lebih [tinggi] tetapi jarang sekali, tergantung pada kebutuhan si penjual," katanya pada Jaringan Informasi Bisnis Indonesia, Senin (18/5/2020).
Dia juga mengatakan bahwa koreksi harga properti bekas tidak memiliki acuan. Namun, dalam kondisi tertentu, koreksi harga lumrah terjadi berkali-kali dalam satu waktu.
Menurut Lukas, jika properti seperti rumah toko tersebut, misalnya, belum sampai terjual dalam tempo 1 atau 2 bulan, pemilik berpotensi menurunkan harganya sampai ada peminat.
"Kalau liat gaya pemasaran, harga sekian [yang sudah ditentukan], misalnya, bisa dicoret lagi jadi harga berapa [yang diinginkan]. Itu bisa terjadi sampai dua [hingga] tiga kali perubahan harga itu, bahkan ada yang sampai nego hingga deal [dengan pembeli]," ujarnya.
Dengan melihat kondisi tersebut, kata Lukas, saat ini merupakan waktu yang tepat bagi investor untuk membeli hunian karena harga yang ditawarkan lebih murah. Terlebih, bagi investor yang sebelumnya berinvestasi dalam bentuk dolar.
Apalagi, harga properti bekas saat ini bisa dikatakan berada di bawah nilai pasar. Dari sisi penjual pun dipastikan masih terdapat margin dari harga awal saat pembelian sehingga tak akan terlalu merugi.
Menurutnya, jika properti itu dibeli pertama kali dengan harga Rp1 miliar, nilai jual di pasaran saat ini bisa mencapai Rp2 miliar. Kemudian, harga jual kemungkinan di angka Rp1,5 miliar.
"Nah sekarang [nilai tukar] sudah di Rp15.000-an, sedangkan properti [bekas] terkoreksi 20 persen sampai 30 persen, jadi jika mereka beli properti sekarang itu dapat diskon kurang lebih 50 persen. Jadi, kalau mereka jual dolar dan investasi di properti, dapat diskon besar," ujarnya.
Associate Director Coldwell Banker Commercial Dani Indra Bhatara mengatakan bahwa terjadi pergerakan koreksi harga di pasar sekunder yang mencapai 10 persen hingga 20 persen.
Sebaliknya, di pasar primer tidak terjadi koreksi harga, tetapi lebih mengarah pada gimik penjualan seperti diskon khusus untuk mendukung penjualan pada masa pandemi corona ini.
"Secondary sudah mulai ada, tetapi memang baru sebagian kecil yang membutuhkan transaksi cepat. Belum menurunkan harga secara keseluruhan," katanya Dani.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis Indonesia
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Popularitas Mobil LCGC Merosot, Tak Lagi Terjangkau Kelas Bawah
- Asita DIY Catat Kunjungan Wisata Saat Libur Sekolah Naik 10-15% Dibanding Tahun Lalu
- Harga Emas di Pegadaian Hari Ini Kompak Naik
- Jakarta Fair 2025 Berakhir, Transaksi Sentuh Rp7,3 Triliun
- Airlangga Sebut Tarif Impor AS 32 Persen untuk Indonesia Masih Nego
Advertisement

Sleman Panen 6,3 Hektar Lahan Pertanian Padi Organik Varietas Sembada Merah
Advertisement

Berwisata di Tengah Bediding Saat Udara Dingin, Ini Tips Agar Tetap Sehat
Advertisement
Berita Populer
- Ribuan Dapur Umum Sudah Terbentuk, Pemerintah Antisipasi Defisit Ayam dan Telur
- Harga Emas di Pegadaian Hari Ini Kompak Naik
- Nilai Tukar Rupiah terhadap Dolar AS Hari Ini, Selasa 15 Juli 2025
- Harga Pangan Hari Ini: Cabai Rawit Rp67.171/Kg, Bawang Merah Rp40.943/Kg
- Asita DIY Catat Kunjungan Wisata Saat Libur Sekolah Naik 10-15% Dibanding Tahun Lalu
- Selama Libur Sekolah 1,2 Juta Penumpang Gunakan KA Jarak Jauh di Daop 6 Yogyakarta
- Penjualan LCGC Turun Drastis hingga 50 Persen, Pakar: Akibat Regulasi dan Harga yang Semakin Tinggi
Advertisement
Advertisement