Advertisement
Setelah Lebaran, Harga Bahan Pangan Ini Alami Fluktuasi
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Sejumlah harga kebutuhan pokok di pasaran DIY mengalami fluktuasi setelah Lebaran.
Kepala Bidang (Kabid) Perdagangan dalam Negeri, Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) DIY, Yanto Aprianto mencontohkan seperti halnya harga bawang merah yang saat ini tinggi, dan berada di atas harga eceran tertinggi (HET).
Advertisement
Berdasarkan data dari Disperindag DIY harga bawang merah saat ini menyentuh harga Rp44.600 per kilogram, padahal HET yang ditetapkan Rp32.000 per kilogram. “Ada peningkatan permintaan menjelang Lebaran dan setelah Lebaran. Itu dikarenakan beberapa sentra belum panen, diperkirakan Juni mulai panen. Diharapkan pecan depan harga sudah mulai normal,” ucap Yanto, Jumat (29/5).
Selain itu, harga daging ayam broiler juga naik dan sudah melebih HET yang sebesar Rp35.000 per kilogram. Harga daging ayam broiler saat ini telah mencapai Rp38.300 per kilogram. Selain itu, meski berangsur turun, tetapi harga gula pasir hingga saat ini juga masih melebihi HET. “Harga gula pasir di pasaran saat ini Rp14.000 per kilogram, sedangkan HET yang ditetapkan pemerintah Rp12.500 per kilogram,” ucap dia.
Yanto menjelaskan suplai gula pasir ke pasar maupun ritel modern terus dilakukan. Begitu pula dengan operasi pasar (OP) yang juga terus dilakukan. Menurut dia, stok gula pasir yang ada saat ini juga telah mencukupi. Gula impor juga sudah ada di pelabuhan dan masuk proses bongkar, dan ada yang masuk proses produksi.
Untuk komoditas cabai, Yanto mengakui harganya cenderung fluktuatif, bahkan sempat anjlok karena panen raya. “Harga cabai merah keriting saat ini Rp15.000 per kilogram, cabai merah besar Rp19.300 per kilogram, cabai rawit hijau Rp16.000 per kilogram, dan cabai rawit merah Rp18.000 per kilogram,” ujarnya.
Komoditas Beras
Kepala Bidang Operasional Pelayanan Publik (OPP) Bulog Divre DIY, Nani Yulianti mengatakan stok kebutuhan pokok di Bulog saat ini masih mencukupi. Khusus untuk beras, dia mengatakan stoknya masih mencapai 21.000 ton. “Penyerapan dari petani juga masih dilakukan. Untuk stok tersebut empat bulan ini lah masih aman. Gula pasir masih sekitar 200 ton, ada rencana masuk lagi juga untuk gula pasir,” kata Nani.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Kunjungi Washington DC, Ini Oleh-Oleh yang Dibawa Menkeu untuk Indonesia
- BI Rate Naik, Ekonom Berharap Bunga KUR Tak Ikut Naik
- Proyek Kereta Cepat Jakarta-Surabaya, Luhut Bentuk Tim Khusus
- Airlangga Nilai Nilai Tukar Rupiah Lebih Baik Dibandingkan Negara Lain
- Nilai Tukar Rupiah Remuk Akibat Konflik Iran-Israel, Ini Proyeksi Ekonom
Advertisement
LITERASI KESEHATAN: Warga Lansia Diminta Bijak Memilih Jenis Olahraga
Advertisement
Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali
Advertisement
Berita Populer
- IHSG Ditutup Melemah, Ini Tanggapan BEI DIY
- Marvera Gunungkidul, Korban Penipuan Jadi Sumber Penghidupan
- Meraup Berkah dari Rumput Laut dan Tulang Ikan
- Hari Ini Harga Telur Ayam Terpantau Naik hingga Rp31 Ribu per Kilogram
- Per Maret 2024, APBN Surplus Rp8,1 Triliun
- Biaya Pembangunan IKN Mencapai Rp72,1 Triliun dari APBN
- UMKM DIY Bisa Manfaatkan Securities Crowdfunding Sebagai Alternatif Pendanaan Selain Perbankan
Advertisement
Advertisement