Advertisement
Pelaku Wisata Wajib Inovatif, Ini Dia yang Bisa Dikembangkan

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Pelaku wisata dinilai perlu untuk mengembangkan kreativitas dan inovasinya, seperti pengembangan staycation maupun virtual tourism yang sempat disinggung juga oleh Presiden Joko Widodo.
“Virtual tourism dan staycation sebenarnya adalah contoh-contoh kreativitas itu. Pelaku pariwisata harus aktif mencari terobosan-terobosan baru lainnya,” kata Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma, sekaligus pengamat pariwisata, Ike Janita Dewi, Kamis (4/6/2020).
Advertisement
Dijelaskannya, staycation artinya menginap di hotel yang dihayati atau dinikmati sebagai kegiatan wisata atau berlibur. Staycation biasanya menjaring masyarakat di wilayah setempat, yang mencari suasana baru dengan menginap di hotel.
“Staycation sudah banyak dipraktekkan dan hasilnya cukup menggembirakan, ternyata memang ada segmen pasar yang tertarik untuk menginap di hotel untuk mencari suasana lain, quality time bersama keluarga, untuk beristirahat, atau untuk bekerja work from hotel, tetapi potensi pasar dari staycation tetap sangat terbatas,” ucap Ike.
Kemudian virtual tourism adalah penyediaan pengalaman berkunjung atau berwisata yang dimediasi oleh teknologi informasi. Banyak destinasi sudah berusaha menawarkan layanan ini, akan tetapi virtual tourism cukup sulit menggantikan pengalaman berwisata yang didapatkan dengan mengunjungi dan berinteraksi langsung dengan destinasi.
Terkait dengan kemungkinan DIY mengembangkan kedua wisata itu, menurutnya beberapa hotel di DIY yang masih buka di masa pandemi ini menyatakan bahwa sebagian tamu mereka adalah segmen staycation tersebut. Staycation masih bisa dikembangkan dengan memberikan paket harga yang menarik untuk keluarga. Hotel yang bersifat resort sebenarnya bisa memanfaatkan peluang staycation ini.
Sementara itu virtual tourism sudah dicoba beberapa kali, misalnya oleh pengelola Nglanggeran dan peminatnya cukup banyak. “Dalam masa pemulihan ini, semua model bisnis harus dicoba. Inovasi-inovasi berbasis teknologi dan peluang-peluang pasar baru harus dijajaki. Syarat utama adalah kreativitas, kecepatan, dan penguasaan teknologi,” katanya.
Ketua Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) DIY, Bobby Ardyanto Setyo Ajie mengatakan virtual tourism telah berfungsi untuk sisi marketing, metode ini menurutnya juga akan lebih menarik wisatawan secara langsung.
Bobby juga melihat kelebihan dan kekurangan dari pariwisata ini. Kelebihannya sesuai dengan kondisi di masa pandemi, lebih aman dan lebih efisien. “Kelemahanya belum bisa mencapai titik kepuasan untuk wisatawan, sekedar bisa memberikan informasi dan sebagai obat kerinduan terhadap suatu destinasi saja,” kata Bobby.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Prabowo Sebut Lahan KAI Bisa Dimanfaatkan untuk Program 3 Juta Rumah
- KKP Targetkan Indonesia Stop Impor Garam pada 2027
- Pengusaha Rokok Berharap Tidak Ada Kenaikan Cukai Tahun Depan
- Domain dot id Tembus 1,3 Juta Pengguna, Buka Peluang Ekonomi Baru
- Harga Minyak Mentah RI, Agustus Turun Jadi 66,07 dolar AS per barel
Advertisement

Jadwal DAMRI ke Bandara YIA, Hari Ini: Dari Jogja, Purworejo, dan Kebumen
Advertisement

Pemkab Boyolali Bangun Pedestrian Mirip Kawasan Malioboro Jogja
Advertisement
Berita Populer
- Pariwisata Butuh Pembiayaan, Berharap Suku Bunga Bank Turun
- Harga Beras, Bawang, hingga Cabai Rawit Merah Turun Hari Ini
- Permintaan Kredit Belum Terpacu, Ini Kata Gubernur BI
- Pemerintah Siapkan Skema Impor BBM Satu Pintu Pertamina
- Ribuan Koperasi Desa Merah Putih Tunggu Dana Cair dari Bank Himbara
- Iuran JKK Industri Padat Karya Dapat Keringanan hingga 2026
- Pinjamin Dukung Bulan Inklusi Keuangan 2025 Lewat Penguatan Literasi
Advertisement
Advertisement