Advertisement
Persiapan New Normal, Bank BPD DIY Sosialisasi Transaksi Nontunai di Pasty

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Bank BPD DIY melakukan sosialisasi new normal dengan harapan agar ekonomi tumbuh, namun tetap menjaga protokol kesehatan. Salah satunya dilakukan dengan mengenalkan transaksi non tunai, di Pasar Satwa dan Tanaman Hias Yogyakarta, Sabtu (13/6/2020).
Kegiatan yang bekerjasama dengan Bank Indonesia (BI), Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) ini mendorong agar transaksi antar pedagang dan pembeli dilakukan dengan cashless. Upaya tersebut mengurangi sentuhan, mencegah penyebaran Covid-19.
Advertisement
“Harapannya masyarakat tidak takut belanja. Pedagang juga terlindung sesuai protokol. Bagaimana nanti ekonomi DIY tumbuh, protokol kesehatan terjaga. Cashless ini juga memperluas pangsa pasar, dengan penjualan atau transaksi online,” kata Direktur Utama Bank BPD DIY, Santoso Rohmad.
Pihaknya terus mendorong Quick Response Code Indonesia Standard (QRIS) yang merupakan penyatuan berbagai macam QR dari berbagai Penyelenggara Jasa Sistem Pembayaran (PJSP) menggunakan QR Code. QRIS dikembangkan oleh industri sistem pembayaran bersama dengan Bank Indonesia agar proses transaksi dengan QR Code dapat lebih mudah, cepat, dan terjaga keamanannya.
Kepala BI DIY, Hilman Tisnawan mengatakan saat ini menjadi momen akselerasi QRIS. “QRIS ini menguntungkan masyarakat, mendukung mengatasi masalah Covid-19 dengan meminimalisir kontak. Serta mempercepat inklusi keuangan dan inklusi ekonomi, ini dua hal yang berbeda. Jika inklusi keuangan mungkin sekedar punya rekening, tapi kalau inklusi keuangan empowerment masyarakat,” kata Hilman.
Kepala OJK DIY, Parjiman juga menyambut baik upaya mendorong transaksi digital atau non tunai ini. Menurutnya arah kehidupan masyarakat kedepan menuju cashless society. Sehingga pengenalan ke masyarakat tentang transaksi digital menjadi sesuatu hal yang penting. Terlebih dimasa seperti pandemi Covid-19 ini. “Memang masyarakat perlu paham menggunakan sarana digital ini, yang jadi tantangan memang pengenalan. Namun demikian, di dunia Internasional sudah biasa itu, dan kita di Indonesia bisa juga membudayakan pastinya,” ujarnya.
Ketua ISEI DIY, Eko Suwardi mengapresiasi langkah BPD DIY untuk sosialisasi protokol kesehatan new normal dan pengenalan transaksi secara digital. “Dengan membangun kesadaran pola hidup sehat akan menghindari Covid-19 dan ekonomi akan bergerak, orang berani datang jajan,” ucap Eko.
Sosialisasi QRIS yang dilakukan juga sangat penting untuk membantu UMKM. Menurutnya sebelum ada QRIS, UMKM belum banyak masuk industri keuangan formal. “Adanya QRIS nantinya kan bisa tercatat UMKM itu, bisa bankable dapat memperkuat permodalan dengan pinjaman,” ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Popularitas Mobil LCGC Merosot, Tak Lagi Terjangkau Kelas Bawah
- Asita DIY Catat Kunjungan Wisata Saat Libur Sekolah Naik 10-15% Dibanding Tahun Lalu
- Harga Emas di Pegadaian Hari Ini Kompak Naik
- Jakarta Fair 2025 Berakhir, Transaksi Sentuh Rp7,3 Triliun
- Airlangga Sebut Tarif Impor AS 32 Persen untuk Indonesia Masih Nego
Advertisement

Sleman Panen 6,3 Hektar Lahan Pertanian Padi Organik Varietas Sembada Merah
Advertisement

Berwisata di Tengah Bediding Saat Udara Dingin, Ini Tips Agar Tetap Sehat
Advertisement
Berita Populer
- Ribuan Dapur Umum Sudah Terbentuk, Pemerintah Antisipasi Defisit Ayam dan Telur
- Harga Emas di Pegadaian Hari Ini Kompak Naik
- Nilai Tukar Rupiah terhadap Dolar AS Hari Ini, Selasa 15 Juli 2025
- Harga Pangan Hari Ini: Cabai Rawit Rp67.171/Kg, Bawang Merah Rp40.943/Kg
- Asita DIY Catat Kunjungan Wisata Saat Libur Sekolah Naik 10-15% Dibanding Tahun Lalu
- Selama Libur Sekolah 1,2 Juta Penumpang Gunakan KA Jarak Jauh di Daop 6 Yogyakarta
- Penjualan LCGC Turun Drastis hingga 50 Persen, Pakar: Akibat Regulasi dan Harga yang Semakin Tinggi
Advertisement
Advertisement