Advertisement
Impor Drop, Sinyal Negatif bagi Investasi
Foto aerial pelabuhan peti kemas Koja di Jakarta. (25/12 - 2019). Bisnis / Himawan L Nugraha
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA—Penurunan impor barang modal dan bahan baku penolong hingga Mei 2020 menjadi sinyal negatif bagi pertumbuhan investasi dan industri domestik.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), impor bahan baku penolong selama rentang Januari-Mei 2020 terkontraksi hingga minus 15,28% year on year (yoy) atau dari US$53,3 miliar pada Januari-Mei 2019 menjadi US$45,16 miliar.
Advertisement
Sementara impor barang mencapai US$9,22 miliar atau terkontraksi sebesar 19,75% dari periode yang sama tahun lalu yakni US$11,49 miliar. "Penurunan impor terjadi di berbagai jenis barang, barang modal dan bahan baku perlu diwaspadai karena memengaruhi aktivitas industri dan memengaruhi perdagangan dan komponen investasi," kata Kepala BPS Suhariyanto dalam keterangan resmi secara virtual, Senin (15/6/2020).
Adapun dilihat dari komposisinya, peran impor bahan baku terhadap keseluruhan impor Januari - Mei 2020 mencapai 75,08%. Sementara barang modal mencapai 15,33%.
BACA JUGA
Suhariyanto menambahkan tren penurun ekspor maupun impor ini tak lepas dari pandemi Covid-19 yang kemudian berdampak pada pelemahan ekonomi global.
"Penurunan ekspor dan impor tentu tidak terlepas dari Covid-19 yang menyebabkan kontraksi ekonomi karena ada pembatasan sosial dan pelemahan daya beli dan berbagai masalah lainnya," ucap dia
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement
5 Air Terjun Terindah dari Jawa hingga Sumatra, Pesonanya Bikin Takjub
Advertisement
Berita Populer
- Harga Biodiesel November Naik Jadi Rp14.036 per Liter
- Pakar: Banyak Tol Sepi karena Tarif Mahal dan Salah Perencanaan
- GKR Mangkubumi Terpilih Kembali Pimpin Kadin DIY 2025-2030
- Konstruksi dan Pertanian Dorong Ekonomi DIY Tumbuh 5,40 Persen
- Elon Musk Segera Jadi Orang Pertama dengan Kekayaan Rp16,7 Kuadriliun
- Modal Asing Keluar Rp4,58 T, SBN Paling Terdampak
Advertisement
Advertisement




