Analisis Big Data Buka Peluang Bisnis Baru
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA - Era digital sekarang ini mendorong dunia memanfaatkan sumber big data dan teknologi kecerdasan buatan sebagai salah satu peluang bisnis baru. Pemanfaatan data transaksi finansial teknologi atau fintech dan data pengguna medsos misalnya sudah dikelola menjadi data yang terukur sesuai keperluan bisnis oleh organisasi dan perusahaan tertentu baik untuk kepentingan keilmuan maupun untuk bisnis analisis data.
Hal itu dikemukan oleh President Direktur PT Gamatechno Indonesia M.Aditya dalam Seminar virtual yang bertajuk Bussiness Perspective: Big Data Movement and Emerging Technologies yang diselenggarakan pada Kamis malam (25/6/2020). Seminar hasil kerja sama Innovative Academy, Gama Inovasi dan Berdikari dan Gama Multi Usaha Mandiri ini dipandu oleh Dosen FEB UGM Nofie Iman.
Advertisement
Menurut Aditya, masyarakat yang hidup di era digital menggunakan banyak platform digital dalam menunjang keperluan dan aktivitasnya sehari hari. Berbagai macam platform media sosial hingga kegiatan transaksi virtual lewat internet dan mobile banking bisa menjadi sumber big data yang bisa dianalisis untuk kepentingan membuka peluang bisnis baru.
“Berbagai macam platform yang digunakan maka dengan bagitu banyak data yang tersebar dan beragam yang bisa dianalis. Ada peluang yang bisa kita ambil, sebagai pengumpul data misalnya,” katanya dalam rilis yang diterima Harianjogja.com, Jumat (26/6/2020).
Aktivitas seseorang di sosial media, mobile banking untuk transaksi perbankan hingga akses wifi di kantor dan working space menurtnya menjadi sumber data.
Ia mencontohkan, aktivitas seseorang dalam mengunggah status di platform di media sosial bisa menjadi bahan untuk dianalis sejauh mana seseorang tersebut penyebar ujaran kebencian, informasi palsu atau pun pengikut paham radikal. “Bisa diketahui tingkah laku pelamarnya di social media, data di social media bisa melihat sisi lain dari orang yang akan direkrut,” katanya.
Penggunaan big data ini menurutnya memudahkan bagi perusahaan tidak lagi menggunakan cara lama mengolah data analisis konsumen dengan melakukan survei langsung ke lapangan namun cukup memanfaatkan perusahaan penyedia data sesuai dengan permintaan yang diinginkan.
Meski demikian, tidak jarang data pribadi yang muncul di berbagai platform sering dimanfaatkan secara illegal di internet bahkan diperdagangkan akibat data di platform tersebut bocor setelah diretas lewat pembobolan sistem keamanan server sebuah platform.
Dalam kesempatan tersebut, Aditya mengakui bisnis analisis big data di masa pandemic mengalami perlambatan karena banyak perusahaan mengalami kesulitan keuangan. “Tapi bisnis telemedicine hingga fintech dan e-commerce justru berkembang,” katanya.*
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Ribuan Orang Teken Petisi Tolak PPN 12 Persen
- Harga Emas Antam Hari Ini 20 November Naik Signifikan, Rp1.498 Juta per Gram
- Garuda Indonesia Dukung Rencana Pemerintah Turunkan Harga Tiket Pesawat
- Dampak Aksi Boikot 47 Gerai KFC Tutup, 17 Restoran Pizza Hut Berhenti Beroperasi
- Harga Emas Antam Hari Ini 18 November 2024 Naik Signifikan, Rp1.476 Juta per Gram.
Advertisement
Kembali Aktif Setelah Cuti Kampanye, Ini Pesan KPU Kepada Bupati Halim dan Wabup Joko Purnomo
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Road to Hakordia, Stan Inspektorat DIY Hadir di Jogja Ekraf Week 2024
- Tarif Pelayanan Penumpang Dipangkas 50% selama Libur Natal dan Tahun Baru
- Indonesia Segera Realisasikan Investasi US$8,5 dari 10 Perusahaan di Inggris
- Harga Emas Antam Naik Rp21.000 Hari Ini, Sabtu 23 November 2024, Pergram Dibanderol Rp1.541.000
- Kiprahnya Diakui Hingga Internasional, Contact Center PLN Site Semarang Siap Layani Masyarakat Jelang Nataru
- OJK DIY: Ada 7 Alasan Pelajar dan Mahasiswa Mudah Terjerat Judi Online
- Penurunan BI Rate Tak Serta Merta Turunkan Bunga Kredit, Ini Penjelasan BI DIY..
Advertisement
Advertisement