Advertisement
Bersepeda Marak, Pabrik Sepeda Kewalahan Penuhi Permintaan Pasar

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA - Aktivitas bersepeda akhir-akhir ini marak. Kondisi ini ternyata memiliki dampak langsung terhadap kondisi industri sepeda.
Sekretaris Jenderal Asosiasi Pengusaha Sepeda dan Mainan (APSMI) Eko Wibowo mengatakan tingginya permintaan sepeda yang terus berlanjut hingga saat ini, menjadi tidak bisa dipenuhi produsen. Pasalnya, pasokan komponen bahan baku sepeda tidak tersedia di dalam negeri.
Advertisement
"Di Indonesia hanya frame dan pengecatan saja [yang tersedia],komponen lainnya yang mendukung tidak ada di Indonesia," ujar Sekretaris Jenderal Asosiasi Pengusaha Sepeda dan Mainan (APSMI) Eko Wibowo kepada Bisnis akhir pekan lalu.
Baca juga: Wisatawan di Bantul Hingga Gunungkidul Diserang Ubur-Ubur
Eko mendata permintaan pada Juni 2020 naik 3-4 kali lipat dari bulan biasa. Adapun, industri sepeda memiliki dua musim puncak yang membuat permintaan sepeda naik maksimum 2 kali lipat, yakni musim lebaran, dan musim masuk sekolah.
Eko menjelaskan tingginya permintaan tersebut membuat ketersediaan sepeda di gudang industri habis. Menurutnya, biasanya, gudang industri sepeda memiliki stok untuk permintaan selama 5 tahun dalam keadaan normal.
"Dalam [pengalaman saya] bisnis sepeda [selama] 20 tahun tidak mungkin terjadi begini. Utilitas [pabrikan[ bisa 100 persen, malah beberapa pabik meningkatkan produksi di atas 200 persen. Cuma ini permintaan tinggi sekali, tapu namanya produksi tidak bisa sekonyong-konyong cepat," ucapnya.
Baca juga: Parangtritis Sudah Dipadati Ribuan orang, Tapi Banyak Wisatawan Masih Bandel
Eko berujar sebagian pabrikan saat ini sudah menghentikan produksinya dan mengimpor sepeda jadi. Menurutnya, hal tersebut dilakukan untuk memenuhi permintaan dalam negeri yang tetap tinggi.
Namun demikian, pabrikan masih mengimpor komponen sepeda dari negara produsen bahan baku seperti China. Namun demikain, lanjutnya, komponen impor tersebut baru datang paling cepat pada bulan ini dan terus berangsur hingga akhir tahun ini.
Eko menyatakan lamanya impor suku cadang tersebut ke dalam negeri lantaran fenomena permintaan tinggi tersebut tidak terjadi di dalam negeri saja, namun di seluruh dunia.
Dengan demikian, pasar sepeda nasional belum akan tumbuh signifikan dari sekitar 7 juta unit sepeda per tahun. Adapun, secara komposisi se[eda lipat mendominasi sebanyak 60 persen, 30 persen sepeda gunung, dan 10 persen merupakan jenis sepeda lainnya.
Sementara itu, pabrikan lokal baru mampu memenuhi sekitar 40 persen dari permintaan lokal, sedangkan sekitar 50 persen dipasok oleh impor.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Setoran Dividen BUMN untuk APBN Dialihkan ke Danantara, Kementerian Keuangan Putar Otak
- Nilai Investasi Pabrik Kendaraan Listrik di Indonesia Tembus Rp15,1 Triliun
- Asosiasi E-Commerce Diajak untuk Mencegah Perdagangan Ilegal Satwa Liar
- Serapan Tenaga Kerja DIY Capai 34.950 Orang dalam Setahun
- Pengin Menabung di Deposito? Berikut Bunga Deposito BCA, Mandiri, BNI, dan BRI Terbaru
Advertisement

Hasil Investigasi Kebocoran Soal ASPD, Guru SMPN 10 Jogja Tidak Terbukti Membocorkan Soal
Advertisement

Jembatan Kaca Seruni Point Perkuat Daya Tarik Wisata di Kawasan Bromo
Advertisement
Berita Populer
- Pemerintah Pusat Siapkan Inpres Infrastruktur untuk Bantu Daerah
- Setoran Dividen BUMN untuk APBN Dialihkan ke Danantara, Kementerian Keuangan Putar Otak
- Harga Emas Antam, UBS, dan Galeri24 Kompak Turun Hari Ini 9 Mei 2025
- Harga Pangan Hari Ini 9 Mei 2025: Daging Ayam dan Cabai Naik
- BI Catat Indeks Keyakinan Konsumen pada April 2025 Meningkat
- Hingga Maret 2025, Realisasi Belanja APBN di DIY Capai Rp4,66 Triliun
- Honda Premium Matic Day Hadir di Purwokerto
Advertisement