Advertisement

Budaya Gotong Royong Orang Indonesia Dinilai Mampu Atasi Ancaman Resesi

Newswire
Minggu, 09 Agustus 2020 - 04:17 WIB
Nina Atmasari
Budaya Gotong Royong Orang Indonesia Dinilai Mampu Atasi Ancaman Resesi Warga bersiap mengikuti kerja bakti memperbaiki rumah Ngadiyat yang rusak tertimpa pohon mahoni, Senin (21/1/2019) - Istimewa/BPBD Gunungkidul

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTA- Pandemi Covid-19 berdampak pada sektor ekonomi yang memicu resesi. Wakil Ketua MPR, Jazilul Fawaid, mengingatkan, budaya hidup gotong-royong yang dimiliki bangsa Indonesia mampu mengatasi ancaman resesi seiring pandemi Covid-19.

"Dengan gotong-royong, saling membantu, saling memberi, untuk meringankan beban kehidupan maka ancaman resesi itu bisa dikendalikan dan diringankan," kata Gus Jazil, sapaan akrab Jazilul, melalui pernyataan tertulis, di Jakarta, Sabtu (8/8/2020).

Advertisement

Baca juga: Pemerintah Disarankan Belajar dari China dan Korea dalam Pembukaan Sekolah

Di masyarakat, menurut dia, sudah terbangun tradisi budaya kebersamaan hidup, seperti dalam acara syukuran, pesta adat, dan menyimpan makanan dalam lumbung untuk bersama.

Berhentinya perekonomian karena pandemi Covid-19, dia sebut benar-benar nyata dan fatal sehingga membuat banyak negara mengalami resesi.

Ia menyebutkan setidaknya ada sembilan negara yang telah mengalami resesi, yakni Amerika Serikat, Jerman, Perancis, Italia, Korea Selatan, Jepang, Hongkong, Singapura, dan Filipina. "Amerika, Jerman, Jepang, dan Korea Selatan sebagai negara maju saja bisa goyah karena Covid-19," kata politikus PKB itu.

Baca juga: Syarat & Cara Mendaftar Kartu Prakerja Gelombang 4

Bangsa-bangsa yang lain, kata dia, bisa mengalami hal yang sama bila pandemi Covid-19 belum benar-benar bisa dikendalikan.

Dari fakta yang ada, pertumbuhan perkonomi bangsa Indonesia berada pada angka minus 5,32 persen.

Kondisi demikian, kata Gus Jazil, tentu sangat mengkhawatirkan bagi masa depan masyarakat sehinhha apabila tidak segera diatasi dan ditangani akan terjadi pertambahan jumlah pengangguran, kemiskinan, dan ketimpangan sosial.

"Ini merupakan ancaman resesi," tutur pria asal Pulau Bawean, Kabupaten Gresik, Jawa Timur, itu.

Ia berharap semua ikut turun tangan dan ikut memberi solusi agar perekonomian bisa kembali ke pertumbuhan yang mensejahterakan masyarakat.

Pertumbuhan ekonomi yang mencapai minus 5,32 persen, kata dia, dapat diatasi apabila masyarakat terus mengembangkan potensi budaya yang sudah hidup di tengah masyarakat.

Koordinator Nasional Nusantara Mengaji itu menyebutkan bahwa bangsa Indonesia dianugerahi berbagai keragaman, dengan ribuan pulau yang terbentang dari Sabang hingga Merauke tersebar berbagai suku, agama, bahasa, dan budaya.

"Meski banyak perbedaan namun mereka bisa hidup dalam satu nusa, bangsa, dan bahasa Indonesia. Tidak banyak negara yang memiliki perbedaan bisa seperti Indonesia. Perbedaan menjadi pengikat bukan sebaliknya," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Antara

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Advertisement

alt

Hujan Deras Sebabkan Kerusakan di Beberapa Wilayah, BPBD DIY: Sleman Paling Parah

Jogja
| Sabtu, 17 Mei 2025, 13:17 WIB

Advertisement

alt

Status Geopark Kaldera Toba Terancam Dicabut UNESCO, DPR Ingatkan Pemerintah

Wisata
| Selasa, 13 Mei 2025, 18:57 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement