Advertisement
Ketegasan Penerapan Protokol Perlu Ditingkatkan untuk Bangkitkan Ekonomi

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Pelaku wisata menilai peningkatan ketegasan dalam penegakan protokol pencegahan Covid-19 akan menjadi kunci agar ekonomi dapat tumbuh.
Ketua Gabungan Industri Pariwisata (GIPI), DIY, Bobby Ardyanto Setyo Ajie mengatakan pariwisata itu sangat sensitif, perlu manajemen informasi yang positif dan kunci dari semua ini adalah ketegasan dalam Monitoring dan Evaluasi (Monev).
Advertisement
“Untuk bisa menjaga keseimbangan antara kesehatan dan ekonomi, koordinasi Pemda DIY dengan kabupaten, kota juga harus dikuatkan. Agar semua bisa inline dengan kebijakan Pemda DIY. Bukan berjalan sendiri-sendiri, Pemda DIY harus tampil sebagai dirigen dalam orkestra ini,” kata Bobby, Minggu (20/9/2020).
BACA JUGA : 50 Personel Diturunkan untuk Operasi Protokol Kesehatan
Saat ini menurut Bobby dapat menjadi momentum untuk membangun komunikasi Pemda DIY dengan industri, masyarakat, travel corridor, dan pentahelix, untuk bersama-sama menangani Covid-19.
“Semakin bagus kesiapan DIY mengimplementasikan Standar Operasional Prosedur [SOP], akan semakin saleable destination DIY,” ujarnya.
Selain harapan pada pemerintah, Bobby juga berharap pada pelaku industri wisata bahwa masa depan bisnis tergantung kepada pelaku sendiri, maka dari itu Ia mengajak memastikan industri berjalan sesuai dengan peraturan yang sudah ada.
“Untuk masyarakat jadilah masyarakat yang bertanggung jawab, bisa menjadi contoh dan bisa menjadi kepanjangan tangan pemerintah dalam menjalankan SOP dan protokoler kesehatan. Masyarakat harus bisa menjadi agen-agen perubahan tatanan baru ini,” ucapnya.
Bobby menyinggung Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang dilakukan di DKI Jakarta sedikit banyak akan berpengaruh untuk perkembangan dan recovery pariwisata Jogja.
BACA JUGA : Mulai Besok Pelanggar Protokol Kesehatan di Sleman
Sebelumnya, Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) DIY, Deddy Pranowo Eryono mengatakan PSBB sangat terasa. "Sangat terasa sekali dampaknya [PSBB Jakarta]. Lebih lagi dengan ada kabar Jogja tidak bisa dikunjungi dari luar daerah, padahal itu tidak benar," kata Deddy.
Deddy mengatakan saat ini tingkat hunian hotel bintang rata-rata hanya 30%, yang dulu sempat mencapai rata-rata 50%. "Pembatalan juga sudah ada, baik event rapat maupun wisata," katanya
Ia juga mengatakan kepatuhan semua pihak menerapkan protokol pencegahan Covid-19 menjadi kunci agar pariwisata dan ekonomi dapat tumbuh positif.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Sri Mulyani Ungkap Saldo Akhir APBN 2024 Sebesar Rp457,5 Triliun
- Harga BBM Non Subsidi di Jogja Naik per Juli 2025, Pertamax Kini Rp12.500 per Liter
- Semarakkan Solo Raya Great Sale 2025, Ada Diskon Tarif Kereta Api 10 Persen, Ini Daftarnya
- Penuhi Syarat Keselamatan Terbang, Garuda Indonesia Buka Lagi Rute Jakarta-Doha
- Kecurangan Beras Rugikan Konsumen Rp99,35 Triliun harus Ditindak
Advertisement

Tol Jogja-Solo Ruas Klaten-Prambanan Resmi Dibuka, Jasamarga Pastikan Telah Mengantongi Sertifikat Laik Operasi
Advertisement

Kampung Wisata Bisa Jadi Referensi Kunjungan Saat Liburan Sekolah
Advertisement
Berita Populer
- Astra Motor Yogyakarta Ajak Honda Community Riding Santai Malam Hari
- Inflasi Juni 2025 Capai 0,19 Persen, Harga Beras hingga Cabai Jadi Biang Kerok
- KAI Operasionalkan Kereta Uap Wisata KA Baru Klinthing, Ini Rute dan harga Tiketnya
- Sri Mulyani Ungkap Saldo Akhir APBN 2024 Sebesar Rp457,5 Triliun
- DIY Alami Inflasi 0,23 Persen pada Juni 2025, Dipicu Kenaikan Harga Cabai Rawit dan Tomat
- Dana untuk Rumah Bersubsidi Rp18,8 Triliun, Telah Dikucurkan untuk Semester I 2025
- APBN Paruh Pertama 2025 Defisit Rp197 Triliun
Advertisement
Advertisement