Advertisement
Industri Makanan dan Minuman Percaya Diri Membaik di 2021

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA — Pelaku usaha industri makanan dan minuman optimistis kondisi penjualan di sektor tersebut membaik pada 2021 meskipun tidak tertutup kemungkinan perekonomian nasional masih akan menghadapi resesi hingga tahun depan.
Ketua Umum Asosiasi Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (Gapmmi) Adhi S. Lukman mengatakan bahwa sektor makanan dan minuman (mamin) memiliki prospek yang cukup jika mengacu kepada pengalaman selama pandemi (Covid-19) mengontraksi perekonomian nasional cukup dalam.
Advertisement
"Pada saat ekonomi mengalami kontraksi 5,32 persen, sektor makanan dan minuman yang berkontribusi sebesar 39,51 persen terhadap industri agribisnis masih mengalami pertumbuhan positif sebanyak 0,22 persen," ujar Adhi dalam acara MarkPlus Industry Roundtable: Actualizing The Post Normal: Year 2021 & Beyond, Jumat (25/9/2020).
Adhi menilai kondisi tersebut akan menjaga iklim investasi di sektor mamin ke depannya. Sejauh ini, investasi di industri makanan dan minuman terbilang cukup besar, yakni Rp29,60 triliun atau 7,40 persen dari total investasi nasional.
Bahkan, penurunan konsumsi rumah tangga untuk produk mamin dari 5,01 persen pada kuartal I/2020 menjadi 0,71 persen pada kuartal II/2020 diperkirakan tidak membuat investasi di sektor tersebut ikut merosot.
Ditunjang Ekspor
Hal tersebut, jelas Adhi, juga ditunjang oleh sejumlah faktor lain yang bergerak positif, di antaranya ekspor produk makanan yang naik sebanyak 5,55 persen sampai dengan Juli 2020 kendati dari sisi impor juga naik sebanyak 15,87 persen pada periode yang sama.
Estimasi pertumbuhan Prompt Manufacturing Index (PMI-BI) untuk industri makan pada kuartal III/2020 akan mencapai 48,42 persen setelah anjlok menjadi 35,30 persen pada kuartal sebelumnya turut menjadi pertimbangan yang membuat optimistis pelaku industri mamin di Tanah Air.
"Konsumsi diharapkan semakin menuju normal pada 2021. Kemudian, purchasing power dengan bantuan pemerintah diharapkan membaik dan middle up class consumer mulai berani belanja," lanjutnya.
Selama pandemi, produk-produk seperti susu, minyak goreng, biskuit, makanan instan, dan makanan bernutrisi juga mengalami peningkatan konsumsi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- 10 KA Jarak Jauh Berhenti di Jatinegara pada 15 Juni 2025
- Direksi dan Komisaris Pertamina Diubah, Oki Muraza Jadi Wakil Dirut
- Pertamina Catat Laba Bersih Rp49,54 Triliun pada 2024
- Daftar 5 Aplikasi Trading Crypto Dengan Likuiditas Tinggi, Cek di Sini
- Dampak Kebijakan Efisiensi Prabowo, Pengusaha Hotel Mengaku Pendapatan Turun 60 Persen
Advertisement

Geliat Zero Waste Warriors PLN Peduli di Pasar Beringharjo Jogja, Meriahkan Hari Lingkungan Hidup Sedunia
Advertisement

Destinasi Wisata Puncak Sosok Bantul Kini Dilengkapi Balkon KAI
Advertisement
Berita Populer
- 10 KA Jarak Jauh Berhenti di Jatinegara pada 15 Juni 2025
- Harga Jual Anjlok, Petani Singkong Diminta Fokus pada Kualitas
- Harga Emas Antam Hari Ini Sabtu 14 Juni 2025
- Update Harga Pangan Sabtu 14 Juni 2025
- Larry Ellison Terkaya di Dunia dengan Kekayaan Rp3.945 Triliun, Salip Mark Zuckerberg
- Rakernas IMA 2025 Soroti Pemasaran sebagai Kunci UMKM Tembus Pasar Global
- Panen Jagung di Bantul, Kementerian Pertanian Pastikan Tidak Akan Impor Pakan Ternak
Advertisement
Advertisement